Tiga Bulan Kemudian...
"Pengumuman SBM udah ada di web tuh, liat gih!!" Ucap Seline.
"Lah, kenapa ngga kamu dulu yang liat?" Dio berbalik tanya.
"Makin kesini makin ngga mood aku sama kamu, sumpah deh." Jawab Seline yang moody-an dengan raut muka kesal.
"Eh kok malah gitu.. Jangan dikit-dikit ngambek dong.. Nanti cepet tua loh, hihi." Ucap Dio yang berusaha membujuk sang penghuni hatinya dengan menyubit pipinya.
"Awww, sakit tau! Udah deh, cepet liat bareng-bareng, aku login web-nya nih."
"Hayuklah! Tapi Sel, kalo diantara kita gak ada yang ke terima, jangan sampe kamu macem-macem ya di kampus, aku bakal selalu protektif sama kamu. Aku pun sebaliknya, aku janji ngga bakal nakal."
"Iya iya, aku janji sayang.."
"Bener yah? Oke aku percaya kamu, kamu percaya aku engga?"
"Iya iya.. Hayu ih udah engga sabar aku tuh!"
"Hehe, oke."Sementara di rumah Randi...
"Ran, pengumuman SBM kamu kapan? Ibu udah nungguin hasilnya loh." Tanya ibu Randi.
"Eh mama, Randi masih mikirin kalau engga berhasil, nanti Randi kerja apa ya?"
"Shutt! Gak boleh berpikir dan berbicara demikian. Oh iya ibu pernah di posisi seperti kamu ini, takut akan hal yang tidak pasti tapi akan dan pasti terjadi di masa yang akan datang. Gini, dulu ibu sekolah di sekolahan swasta yang emang terpencil dan sudah tidak layak digunakan kalau bisa dikatakan seperti itu. Kumuh, hanya dua kelas dan gurunya cuma enam orang, satu sama kepala sekolah. Ibu dulu sebelum ketemu ayah kamu, suka merenung juga 'kok saya hidup seperti ini, akankah saya sukses dengan melihat keadaan sekarang ini?'. Kadang merasa engga mungkin menjadi orang sukses dengan latar belakang seperti ini. Tapi Tuhan berkata lain, Ran. Mama diterima di Institut Pertanian Bogor dengan nilai utbk tertinggi pada tahun itu. Mama lupa nilainya berapa, tapi nominal bagi Mama tidak penting, asalkan sudah berjuang sebaik mungkin. Jadi, kamu harus mengambil sisi baik dari cerita Mama tadi ya. Sekarang, berdo'a dan buka web nya, kita lihat sama-sama."
"Hmm.. Baik Ma."Selamat! Kamu diterima di PTN Universitas Padjajaran!
"Puji Tuhan.." Merasa terkejut dengan hasilnya, Randi seketika memeluk ibunya.
"Puji Tuhan, Ran. Kamu sudah berjuang sangat baik di tahun-tahun kita yang sulit ini. Semoga kamu tetap bersemangat menggapai cita-cita." Mengelus-elus punggung Randi dengan mata yang berkaca-kaca.
"Terimakasih Ma.. Terimakasih banyak telah berjuang juga membesarkan Randi sampai saat ini." Tak terbendung air mata Randi jatuh dipelukan ibunya.
"Iya Ran, sama-sama."Sementara di Romantic Cafe, Ranti dan Teja ingin menyaksikan pengumuman besar bagi mereka.
"Malem ini, aku ingin kita tetap menjaga hati.."
"Apaan sih Ja, kita kan belum jadian!"
"Oh iya iya, maksud gw, itu chat kalo gw kirim ke doi gw dibales apa ya?"
"Oh... Buat doi lu. Ya.. sok aja sih, lagian kita kan kesini cuma buat liat hasil UTBK kemaren."
"Hmm oke deh, buka bareng-bareng ya!"Selamat! Kamu Diterima di PTN Universitas Padjajaran!
"Anjrit?!" Ucap Teja terkejut dengan hasilnya
"Eh, bukannya syukur lu! Unpad loh itu, astagaa.." Nada kasar Ranti karena ikut terkejut Teja berkata 'Anjrit'.
"Eh iya lupa, alhamdulillah.."Selamat! Kamu Diterima di PTN Universitas Islam Negeri Bandung!
"Alhamdulillah.."
"UIN? Deketan dong, gw kira lu bakal ke UNESA." Ucap Teja
"Udah gila kali, jauh banget dah!"
"Kan katanya UNESA universitas ter-Islam di Indonesia." Teja berusaha bercanda.
"Hah? Kan itu cuma meme anjrit!"
"Oh iya wkwkwk, yaudah yu pulang."
"Gas!"Sementara itu juga di Cafe M, duduk sepasang kekasih sedang menunggu hal yang sama..
"Bob, kamu emang masih laper? Makan mulu!" Ucap Sari yang telah setengah kesal menunggu jam pengumuman dan melihat pemandangan yang membosankan.
"Lah, lu mau gw makan juga? Uhek uhek." Tanya balik Bobi sambil tersedak makanan.
"Yaelah Bob.. Bob. Gw doang kayaknya yang gak punya malu pacaran sama lu."
"Hah apa lu bilang?"
"Eh, kata gw pengumumannya satu menit lagi, jadi.. Agak dipercepat makannya ya, Bob! Hehe."
"Oh iya juga, sok lu duluan liat."
"Oh.. Oke deh."Selamat! Kamu Diterima Di PTN Universitas Islam Negeri Bandung!
*brufff, suara muncratan air dari mulut Bobi yang terkejut.*
"Eh, elu kan Kristen, kok daftar di Univ Islam sih?!"
"Bobi!!! Sialan banget sih lu!"
"Lagian, emang kenapa kalo gw Kristen masuk Univ Islam? Engga bakal gw baptis tu semua orang dan engga bakal juga mereka syahadat-in gw! Gw cabut! Rese lu!" Sari yang marah sampai cabut dari kafe, meninggalkan Bobi.
"Boljug (boleh juga) nih cewe gw, barbar!" Cekikikan merasa tak bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Randi (Sequences: High School And University)
Short Story"... udah? segitu doang? haha, lemah!" "gila lu, kok bisa hebat banget.." Randi remaja kelas 2 SMPN 2 Aksioma yang paruh waktu bekerja sebagai pengantar barang dari desa ke desa lain. Meskipun orang tuanya kaya melintir, dia tidak ingin menghabiskan...