📼
Galih duduk di atas motornya sambil menikmati udara yang menerpa tubuhnya, lelaki itu tidak sendirian.
"Soal tunjangan lo udah dapat uangnya?" Tanya Aldran sembari merapikan jaket kulitnya.
Lelaki itu menoleh dan menggelengkan kepalanya, ia merasa putus asa.
Aldran menarik napasnya dalam-dalam, "Gimana kalau gue kerja part time?" Pertanyaa Aldran sukses membuat Galih menjadi kesal.
"Gue udah bilang berkali-kali sama lo, gue gak butuh bantuan semacam itu, gue cuman butuh lo masih di samping gue sebagai kakak,"
Lelaki itu menarik senyuman tipis dibibirnya, betapa puasnya ia mendengarkan pernyataan tulus dari Galih.
"Gue mau nanya sesuatu sama lo..." tiba-tiba sebuah motor melintas saat Aldran sedang berbicara, Galih tidak mendengar dengan jelas omongan lelaki itu.
"Ha?"
Aldran menghela napas berat, "Ini soal Viola..."
Galih tampaknya tidak menyukai topik yang dibahas oleh Aldran, lelaki itu seperti mengabaikannya.
"Gue mau nanya serius," Lanjutnya agar Galih angkat bicara tentang gadis itu.
"Yaudah lanjut, gue bakal jawab." Galih menatap fokus kearahnya.
"Lo sebenarnya udah lama kan kenal dia?"
Ia mengalihkan pandangannya sebentar, "Enggak, gue baru kenal pas lo bawa ke kantor polisi," sahutnya dengan nada yang sedikit ragu.
"Ck, bisa-bisanya gue ditipu." Aldran melipat kedua tangannya di dada, mulai kesal dengan Galih.
Lelaki itu menggerutkan keningnya, jangan-jangan dia udah tahu soal Viola. Ucap Galih di dalam batin.
Ia mendekati Aldran, menepuk pelan pundaknya. "Santai bro!"
Aldran menghela napas berat, ia menyingkirkan tangan Galih yang berada di pundaknya sambil menatap Galih dengan tatapan yang mematikan. "Gue yang bego karena percaya omongan lo, udah keberapa kalinya lo nipu gue?"
Galih mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan sikap Aldran yang tiba-tiba berubah.
"Gue tau, uang lo yang bakal di bayar nanti itu hasil taruhan balap sama Dirga dan Viola sebagai bahan taruhan lo ke dia, otak lo tinggal dimana?!" Aldran memprotes, nada bicaranya mulai meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Boys: V
Teen FictionGalih sudah berada dibawah tekanan batin orang tuanya sejak berumur lima tahun. Fisik dan mental anak lelaki itu ikut menjadi korban kekerasan rumah tangga mereka, sampai Viola datang untuk menariknya pergi dari kehidupan toxic itu. Tapi, siapa sang...