📼Hari ini Viola akan pergi menjemput ayahnya di bandara. Sebentar lagi tahun baru, sekolah mulai berakhir begitu juga dengan pekerjaan ayahnya. Lelaki itu kembali ke rumah untuk merayakan tahun baru, sekaligus merayakan ulang tahun Viola.
Gadis itu tengah bersiap-siap menata dirinya. Ia mengucir rambutnya dengan ikat rambut berwarna biru, memakai tennis skirt dan kaos putih polos.
Beberapa menit kemudian, Viola beranjak pergi dari kamarnya, menuruni anak tangga satu persatu. Setelah sampai dibawah, ia berjalan menghampiri Risa.
"Vio berangkat dulu ya..." Pamit Viola sambil membawa tas selempang mini berwarna biru miliknya.
Setelah menempuh beberapa kilometer, Viola akhirnya sampai ke tempat tujuannya. Ia keluar dari mobil itu, kemudian menyuruh supir itu untuk menunggu disana.
Viola memperhatikan dengan teliti setiap orang yang lewat dari balik pintu itu, mereka adalah orang-orang yang baru saja mendarat. Ayahnya akan tiba, sebab pesawatnya sudah mendarat lima menit yang lalu.
beberapa detik kemudian Viola menemukan ayahnya di kerumunan itu, "Paa!! Vio disini," Panggil Viola sembari melambaikan tangannya.
Alan balik badan, lalu penglihatannya menangkap keberadaan Viola. Pria itu membalas lambaiannya. tiba-tiba seseorang datang dari belakang, menyapa Alan seperti sudah saling kenal.
"Kebetulan bisa berjumpa disini, bagaimana kabar kamu Alan?" Tanya pria yang memakai jaket kulit berwarna cokelat.
Alan menundukkan kepalanya, memberikan rasa hormat terlebih dahulu dan baru menjawab pertanyaan itu, "Ah pak Geri, Baik pak! Untuk bisnis kita bulan ini Persentase naik." Sahut Alan begitu semangat.
Geri tertawa kecil, "Baiklah kalau begitu! Jangan lupa cek dokumen yang kemarin." Ujar Geri menyuruh Alan tetap fokus dalam pekerjaan.
Alan mengangguk cepat, sambil tersenyum lebar. "Kalau begitu, saya duluan." Geri pun beranjak pergi meninggalkan Alan yang sedang menunggu kopernya datang.
Setelah mendapatkan benda itu, Alan berjalan mendatangi Viola yang sudah menunggu dari dua puluh menit yang lalu. "Ayo nak!" Ajak Alan sambil menarik kopernya.
Viola tersenyum, "Pa... tadi siapa???"
Alan menoleh dengan tatapan kaget, "Lho! Kamu kan kenal sama dia, itu atasan papa." Sahut Alan.
Viola menggaruk kepalanya, ia seperti kebingungan. "Vio gak kenal pa... tapi kayaknya gak asing."
Alan menghela napas, "Besok, kamu ikut papa ke kantor. Kamu belum tahukan kantor papa seperti apa disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Boys: V
Teen FictionGalih sudah berada dibawah tekanan batin orang tuanya sejak berumur lima tahun. Fisik dan mental anak lelaki itu ikut menjadi korban kekerasan rumah tangga mereka, sampai Viola datang untuk menariknya pergi dari kehidupan toxic itu. Tapi, siapa sang...