📼Dengup jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, sudah puluhan kali Narasha mencoba menelepon Viola. Tetapi tidak ada jawaban darinya.
Ini sudah lewat pukul sembilan malam, Narasha memang seharusnya mengabari Viola. Karena hari ini Narasha tidak bisa datang dan menemaninya.
Kesalahan itu juga bukan sepenuhnya dari Narasha, sebab tiba-tiba saja Neneknya demam tinggi. Ibunya harus merawatnya, begitu juga dengannya.
Tidak ada pilihan lain, ia harus memberitahu Galih. Apapun resikonya, karena kejadian berikutnya bukankah tidak bisa diprediksi?
Lebih baik bertindak daripada nanti akan menyesal seumur hidup.
"Tolong angkat Galih..." Harap Narasha menunggu panggilannya diterima.
Galih mengangkat telepon dari Narasha, "Ada apaan Sha? Aldran gak lagi sama gue dan sekarang gue lagi di tengah jalan," Sahut Galih sambil mengendarai motornya.
"BAGUS!!!" Pekik Narasha dan berhasil membuat Galih kesal karena suaranya.
Galih menjauhi ponselnya dari telinga, "Jangan teriak! Gue bisa kecelakaan kalau kaget," sahut Galih memperingati Narasha dengan tegas.
"Iya maaf, jangan kecelakaan dulu! Tolongin gue! Gue takut Viola kenapa-kenapa!" Seru Narasha di setiap kalimatnya.
Galih langsung berhenti dipinggir jalan, "Lho kebetulan, gue kesana mau ngatar kotak makanan punya dia. Emang kenapa?" Galih dibuat bingung oleh gadis itu.
"Buruan! Lo bakal terlambat kalo gue jelasi–" panggilan itu terputus.
Galih memutuskan panggilan Narasha sepihak, tidak ada kesempatan lagi untuknya mendengarkan perkataan Narasha. Tiba-tiba Galih menjadi gugup akan urusan Viola, tujuannya sekarang hanya sampai tepat waktu dirumah Gadis itu.
Akhirnya ia sampai didepan halaman rumah Viola, kenapa disini begitu gelap? Tanya lelaki itu didalam batinnya.
Galih kemudian masuk ke rumah Viola.
Setelah melewati pintu itu, ia tidak sengaja menginjak salah satu benda yang berserakan dilantai. Galih mulai masuk lebih dalam lagi, ia bahkan menginjak beberapa garpu. "Rumah ini begitu berantakan, apa jang–"
"TOLONG!!! TOL–" Teriak seorang Gadis dari ruangan atas.
"Viola?!" Terka Galih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Boys: V
Teen FictionGalih sudah berada dibawah tekanan batin orang tuanya sejak berumur lima tahun. Fisik dan mental anak lelaki itu ikut menjadi korban kekerasan rumah tangga mereka, sampai Viola datang untuk menariknya pergi dari kehidupan toxic itu. Tapi, siapa sang...