Line Of Destiny

15 8 0
                                    

📼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📼

Gadis rambut dikucir satu itu sedang membantu orang tuanya memindahkan barang-barang ke atas troli yang dikhususkan bagi calon penumpang.

Ia senang bisa membantu, mengurangi sedikit beban yang dimiliki Pria itu.

"Kamu gak ganti baju? Udah malam ini, Papa bisa sendiri..." Gadis itu menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan pernyataan dari ayahnya.

Usai mengemasi barang-barang itu, Viola ikut mendorong troli sampai di tempat pengecekan barang.

Gadis itu hanya bisa mengantarkan ayahnya sampai disana, ia tidak memiliki wewenang untuk masuk ke antrian itu.

"Pak Alan?" Terka seorang wanita yang berada di belakangnya.

Alan menoleh dan mendapati rekan kerjanya, "Ah Ibu! Selamat malam!" Pria itu sedikit kaget.

"Sudah lama menunggu pak?" Tanya wanita itu.

Alan mengukir senyuman di bibirnya, "Tidak Buk saya barusan sampai disini,"

Wanita itu mengusap dadanya lega, "Bagus kalau begitu..."

Mendengar Ayahnya sedang berbincang dengan seorang wanita, Viola pun menyipitkan matanya, mencoba melihat wajah wanita yang berada disamping ayahnya.

Itu rekan kerja ayah? Tapi... wajahnya tidak asing dimataku, Ucap Viola di dalam batinnya.

Viola berusaha mengingat sosok Wanita itu, namun tetap ia tidak bisa mengingatnya.

Lima menit ia habiskan untuk menerka, ia pun memilih untuk mengabaikannya dan kembali pulang, sebab gadis itu belum mandi sejak sore tadi. Sekarang sudah pukul sembilan malam, anak sekolah mana yang masih berkeliaran dengan seragamnya.

Viola hanya ingin mengabiskan waktu-waktunya bersama Ayahnya.

Bercerita, bergurau dan melakukan banyak hal. Ia sangat menyayangi ayahnya, itu juga berlaku untuk ibunya. Hanya saja Viola lebih dekat dengan Pria itu, sosok idolanya dirumah.

Bahkan ibunya berkata jika mereka mencerminkan sikap yang sama, iya begitulah Viola anak tunggal dari Alan dan Risa.

Viola pun memilih duduk sejenak di kafe bandara, memesan air hangat untuk ia minum di kala suasana malam saat itu sangat sejuk. Gadis itu menyerumput Green tea latteNya perlahan-lahan.

Ditengah sedang meneguk minuman itu, ponselnya bergetar, sebab ia menerima sebuah pesan.

Ditengah sedang meneguk minuman itu, ponselnya bergetar, sebab ia menerima sebuah pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shadow Boys: VTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang