MIAW 19

34 7 0
                                    

Hary merapikan pakaian formalnya dan berdiri di depan cermin. Menatap dirinya yang begitu gagah dan tampan. Ia tersenyum sekilas lalu beranjak ke luar kamarnya.

"Sudah siap?" tanya raja menatap Hary sekilas.

"Sudah, Yah." Hary tersenyum menunjukkan deretan giginya.

Kereta kuda yang mereka naiki pun berjalan. Menuju Istana Emas.

"Ayah," panggil Hary membuat ayahnya berdeham.

"Hary mau minta maaf." sang Ayah mengernyitkan dahinya bingung.

"Maaf untuk apa?"

"Hary minta maaf untuk kesalahan Hary di masa lalu. Hary sudah tau, itu semua terjadi karena ulah Hary. Jadi, untuk malam ini Hary akan berusaha agar tidak mengecewakan ayah lagi," ucap Hary mengeluarkan unek-uneknya.

"Iya Nak, lupakan saja apa yang terjadi di masa lalu. Untuk saat ini kita perbaiki untuk menyusun masa depan yang indah." Sang ayah mengecup kening Hary lembut.

"Ayah juga mau minta maaf Nak, kalau Ayah serakah soal harta." Hary mengangguki dan tersenyum sekilas.

Kereta kuda berhenti. Mereka telah sampai di depan Istana Emas. Raja Kristal dan Hary turun. Sedangkan tumpangannya sudah pergi entah kemana.

"Pasti bisa." Raja Kristal menepuk pundak Hary memberi semangat sementara Hary menarik nafas panjang dan mengambil langkah. Pintu terbuka. Para pelayan mempersilakan agar mereka masuk. Salah satu pelayan istana menggiring mereka ke ruangan yang sudah ada Raja dan Ratu Emas menunggu di sana.

"Selamat datang, saudaraku. Silakan duduk," sapa Raja Emas.

"Terima kasih," jawab Raja Kristal lalu duduk diikuti Hary yang duduk di sebelahnya.

Tiba-tiba Luna datang dan berjongkok di samping Ratu Emas. Dan membisikan sesuatu. "Maaf, sepertinya Nona Hany akan terlambat karena beliau baru bangun dari tidurnya," bisik Luna membuat ratu mendelikkan mata nya menahan emosi.

"Baiklah, suruh dia cepat," titah ratu pelan lalu diangguki Luna dan segera pergi ke kamar Hany.

"Ada apa?" tanya Raja Emas.

"Ah, tidak ada apa-apa," bohong ratu.

"Putri Hany ada di mana?" tanpa Hary sadar katahkata itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

"Sebentar lagi dia akan datang," jawab Ratu terkekeh pelan, ternyata Hary sudah tidak sabar untuk bertemu Hany.

Hary menatap ratu bingung. Mungkinkah ratu punya indra pembaca pikiran? Ia tersenyum sekilas lalu menatap kosong ke arah lantai yang terbuat dari Emas. Tak lama kemudian Luna kembali namun tidak sendiri. Ia bersama Hany di belakangnya. Hary menerbitkan senyumannya, terpukau melihat Hany yang tampil begitu menawan. Berbeda saat ia berada di dunianya.

Luna kembali ke tempatnya. Hany duduk di sebelah ratu yang sedang meliriknya sinis. Bagaimana bisa seorang putri terlambat? Huft, wajar sajalah dia kan baru jadi putri.

"Baik, karena semua sudah di sini kita akan mulai acaranya."

Para pelayan menghidangkan berbagai makanan ke atas meja makan. "Ayah, bolehkah aku bertanya?" Hany membuka suara.

"Silakan, putriku tercinta."

"Ada acara spesial apa sampai kita berkumpul di sini?" Raja tersenyum ramah menatap Hany, sepertinya Hany belum tau apa-apa.

"Jadi begini nak, kita akan mengerjakan apa yang belum terlaksana di masa lalu. Yaitu menjodohkan kalian," ucap Raja melirik Hany dan Hary bergantian.

"Oh begitu." Hany kembali menyantap makanannya dan berpikir.

Hary tersenyum menatap Hany yang begitu tampil menawan. Sampai ia memotong tisu yang ada di samping piring. "Hary," lirih sang Raja Kristal melihat anaknya hendak memakan sepotong tisu.

Hary mendongak dan mengerutkan dahi saat merasa aneh di dalam mulutnya. Lalu ia melihat dan memuntahkan tisu tersebut. Raja Kristal tertawa pelan melihat tingkah konyol Hary. Sementara yang lainnya bingung melihatnya tersedak.

"Ada apa? Apakah makanan nya tidak enak?" tanya ratu lalu Hary menggeleng kuat.

"Tidak yang Mulia, makanan ini sangat enak," puji Hary menunjukkan senyum terbaiknya.

"Mungkin dia makan terburu buru," timbal Hany melirik Hary yang sudah gelagapan.

Semua orang yang berada di sana tertawa renyah mendengar ocehan Hany. Dan yang dipermalukan pun hanya bisa termenung dan ikut tertawa sesekali. Beberapa saat kemudian. Acara makan malam sudah selesai. Hary mengajak Hany untuk berjalan-jalan keliling melihat sekitar kediaman warga.

"Apa perlu saya ikut mendampingi Kakak?" tanya Luna untuk kesekian kalinya.

Hany berbalik badan menatap wajah Luna yang tertunduk. "Tidak perlu. Aku yakin, aku akan baik-baik saja. Kau di sini saja jaga raja dan ratu. Okay?"

Dengan pasrah Luna mengangguk mengiyakan perintah kakaknya itu. "Good girl. Aku pergi ya, Lun," pamit Hany lalu pergi keluar dari istana.

Hary sudah menunggu di atas kudanya dengan gagah. Segera ia turun dan membantu Hany menaiki kuda. Mereka berjalan menyusuri pedesaan melihat indahnya negeri emas di malam hari.

"Hany, sebenarnya ada sesuatu yang ingin kusampaikan sejak lama," ucap Hary memelankan kudanya.

"Apa itu?" tanya Hany penasaran.

"Aku mencintaimu."

Satu kalimat berhasil keluar dari mulut Hary secepat kilat. Namun masih teedengar jelas di telinga Hany. Karena jarak antara kedua nya sangat dekat.

"Lalu?" Hany bertanya dengan polos nya seakan dia tidak paham maksud dari perkataan Hary.

"Apa kau benar-benar tidak paham?" Hary ternganga mendengar percakapan Hany yang tidak bermakna.

"Kalau kamu cinta sama aku, aku harus apa?" pertanyaan Hany sukses membuyarkan kekecewaan Hary.

"Aku mau kamu jadi milikku...." Hary terdengar begitu tulus dan serius.

Hany tertawa remah mendengar permintaan Hary. Dan menggelengkan kepala. Hary mati rasa saat itu juga karena mengira Hany akan menolaknya. Apakah ini akhir dari kisah cinta Hary diam-diam?

"Hary, bukankah kita dijodohkan? Dan artinya kita akan segera menikah?" Hary berdeham pelan mengiyakan.

"Lalu kenapa kamu berkata seperti itu?" Hary mengernyitkan dahinya tidak paham maksud perkataan Hany.

"Maksudmu?" tanya Hary

"Bukankah jika kita menikah, kita akan saling memiliki?"

Hary terdiam sesaat dan berfikir. Senyumnya mengembang perlahan setelah ia memahami maksud perkataan Hany.

"Terima kasih, Hany!" Hary memeluk Hany dari belakang.

"Hary, apakah setelah kita menikah kita akan kembali ke rumahku?" tanya Hany membuat Hary melonggarkan pelukannya.

"Apa maksudmu? Kau sudah ada di rumah saat ini."

"Maksudku, dulu kau berjanji padaku akan membawaku pulang ke rumah dengan selamat. Jadi, aku tagih janji itu setelah kita menikah," ucap Hany serius membuat Hary melamun.

"Maafkan aku Hany..." lirih Hary membuat Hany kebingungan.

"Untuk apa?"

"Maafkan aku, tapi kamu tidak bisa kembali ke sana. Karena kamu sudah ada di rumah, di sinilah tempatmu yang seharusnya."

Cat Stealth SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang