MIAW 13

37 7 0
                                    

"Apa katamu?" tanya Hany tidak percaya akan penjelasan yang baru saja Lala jelaskan.

"Saya mengatakan kebenaran, Nona," jawabnya menatap Hany lekat-lekat.

"Reinkarnasi? Aku? Tidak mungkin. Reinkarnasi itu tidak nyata!" ucap Hany seraya menunjuk dirinya menyalahkan penjelasan Lala.

"Tapi menurut penelitian para penyihir kerajaan itu benar." Lala berusaha membenarkan penyataannya.

"Lalu bagaimana denganmu? Apa kau reinkarnasi juga?" Hany menyekak Lala dan pergi begitu saja.

Lala diam seribu bahasa mendengar pertanyaan Hany. Ia memikir mikir kembali pertanyaan yang Hany lontarkan, ada benarnya juga. Apa mungkin dirinya mengalami reinkarnasi? Atau mungkin ia mendapatkan anugrah dari Yang Maha Kuasa perpanjangan masa hidup dan awet muda. Tapi itu mustahil! Itu hanya ada di dongeng belaka.

"Dia masih saja keras kepala," batin Lala lalu pergi mengekori Hany.

Hany menghampiri Hary yang masih dalam kondisi kritis. Ia mengusap pelan kepalanya.

'Bangun, aku kangen,' batin Hany.

Hany memeluk tubuh Hary lembut. Ia menitikkan air mata memikirkan bagaimana nasibnya jika Hary meninggalkannya. Apakah Hany akan terjebak selamanya dalam dunia sihir yang tidak ia pahami sejarahnya.

"Nona..." panggil Lala yang sudah berdiri di belakang Hany.

Hany berbalik menatap Lala. Ia menaikkan satu alisnya seolah mengatakan 'apa lagi?'.

"Saya tau cara menyembuhkannya."

"Oh ya? Cobalah," jawab Hany dengan wajah datar.

Tanpa basa-basi Lala mendekat. Mengangkat lengan Hany dalam genggamannya. Lala menutup mata, bibirnya berkomat-kamit tak karuan layaknya dukun. Hany mengernyitkan dahinya. Ia menatap Lala dengan tatapan penuh pertanyaan. Namun ia hanya diam menunggu Lala selesai dan menyembuhkan Hary.

Lala melepas genggamannya. Hany membungkam mulutnya tidak percaya. Secercah cahaya keluar dari tangannya begitu saja. Lala mengarahkan tangan Hany menuju tubuh Hary yang terluka. Namun tidak ada jawaban apa pun dari tubuh Hary. Hany menatap Lala curiga. Apa kah mungkin diri nya ditipu oleh orang yang baru ia temui di hutan ini.

Seorang laki-laki berusia 13 tahun berjalan menuju ruang Ayahnya.

"Silakan duduk," ucap pengawal yang berada di dalam ruangan. Tanpa basa-basi laki-laki itu segera duduk menghadap wajah ayahnya.

"Ada urusan apa Ayah memintaku datang kemari?" tanya pria itu sopan.

"Ayah akan menjodohkan mu dengan--" Belum sempat ayahnya menyelesaikan perkataan, ia sudah disela oleh putranya.

"Apa Ayah bilang? Menjodohkan?" tanya laki-laki itu penuh hati-hati.

"Iya, Nak," jawab sang ayah.

"Tapi Yah, aku masih muda. Aku masih perlu mengenal lingkungan luar. Aku akan selalu menuruti permintaan Ayah, tapi jika untuk perjodohan maaf aku belum bisa menerimanya," ujarnya masih menggunakan nada pelan.

"Maafkan Ayah, Nak, tapi ini adalah permintaan terakhir dari mendiang Ibumu sebelum pulang ke Yang Maha Kuasa," jelas Ayahnya membuat putra semata wayangnya membisu sejenak.

"Mengapa Ibu bisa meminta seperti itu?" tanya pria itu.

"Ayah pun juga tidak tau Nak, yang pasti sebelum Ibumu pergi ia memohon seperti itu."

Cat Stealth SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang