Empat bulan telah berlalu usai pertengkaran unyuk itu. Orangtua Hany sudah memberi restu untuk hubungan Hary dan Hany. Kini mereka sudah mengurus berbagai persiapan untuk pernikahan mereka berdua.
Lantas bagaimana dengan Arya? Pastinya ia bersedih dan kecewa mengetahui itu. Namun ia berusaha tegar dan tidak mau mengganggu hubungan antara Hany dan Hary. Orangtua Arya juga turut bersedih atas penolakan Hany yang bisa dibilang mentah mentah.
Namun apalah daya, Hany lebih bahagia bersama Hary. Arya lebih memilih untuk mengikhlaskannya. Karena tingkat tinggi mencintai seseorang adalah mengikhlaskan, iya 'kan?
Seluruh siswa siswi SMA Geografi terlihat begitu berwibawa hari ini. Karena hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu seluruh siswa di penjuru dunia, yaitu hari kelulusan.
"Nih." Gilang menyodorkan surat undangan resmi kepada Hary yang tengah duduk di kursinya.
Hary menerima itu dan membacanya. Ia tersenyum bahagia, karena sahabatnya akan segera menikah usai kelulusan. Lebih tepatnya nanti malam.
"Widih, selamat, Lang. Jangan lupa juga ya datang ke acara gue," tutur Hary memberi selamat.
"Makasih Har, Insha Allah ya gue dateng. Gue mau liburan abis nikah sama Rara soalnya," balasnya dengan berbisik.
"Ya jangan gitu Lang, kita liburannya barenglah!" usul Hary tidak setuju jika sahabatnya nanti tidak akan hadir di acara pernikahannya.
"Iya iya gue usahain." Gilang berdecak saat Hary menatapnya penuh harap.
"Terus lo udah beres semua Har?" tanya Gilang sembari melahap snack yang ia beli di kantin.
"Udah, tinggal nunggu undangan selesai disebar aja," jawab Hary mencomot snack Gilang asal.
"Bagus lah, kita bisa liburan bareng."
Sama hal nya dengan SMA Emas. Mereka semua sudah berpakaian rapi untuk hari pelepasan. Setelah tiga tahun lamanya menuntut ilmu di sini.
"Hany!! Selamat ya! Gue denger lulus dari sini lo bakal nikah ama Hary," sorak Risa memeluk Hany yang baru datang sekolah.
"Iya Ris, makasih!" jawab Hany tak kalah heboh.
Kebetulan saat itu Arya lewat dan menyaksikan adegan tersebut. Hatinya masih sakit saat mendengar kalau Hany akan segera menikah, bukan dengan dirinya. Arya memaksakan tersenyum menatap Hany yang sedang melirik Arya juga. Hany melepas pelukan Risa. Dan ia pun pergi memberi waktu pada mereka berdua.
"Selamat ya Han, maaf kalo kedatangan gue cuma jadi pengganggu lo," tutur Arya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Iya, gak apa. Tapi kita masih teman kan?" Hany memberi senyum terbaiknya.
"Iya," singkat Arya tersenyum.
"Gue doain moga lo cepet ketemu sama orang yang cocok." Hany menangkupkan kedua tangannya, berdoa.
"Iya Han makasih, lagi pula lulus dari sini gue mau kuliah ke Amerika," jelas Arya.
"Amerika? Wow! Semangat kuliahnya ya!" Hany mengepalkan tangannya memberi semangat.
"Diharapkan seluruh siswa siswi SMA Emas angkatan 11 duduk di tempat yang sudah disediakan," ucap MC dari atas panggung. Seluruh siswa-siswi langsung duduk di kursi aula yang sudah bertuliskan nama masing-masing.
"Sebelum acara dimulai alangkah baiknya kita berdoa. Berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai." MC menuntun dengan lembut.
Setelah pembukaan yang isi ya penampilan dari adik kelas, juga sambutan dari kepala sekolah yang membuat semua mengantuk. Kini tiba pada pengumuman pelajar terbaik di SMA Emas angkatan 11.
"Sekarang adalah pengumuman salah satu pelajar terbaik SMA Emas angkatan 11," ujar MC membuat beberapa siswa yang merasa akan terpanggil menunduk.
"Selamat kepada Hany Isabella dari kelas XII IPA 1!!"
Hany mengangkat tangan bersorak bahagia. Ia pun berjalan menuju panggung. Untuk menyampaikan pesan dan kesannya.
"Pertama-tama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada guru yang sudah mengajar saya dengan sabar. Juga kepada teman teman yang mau terus mendukung Hany. Saya berharap jika saja saya diberi pilihan untuk mengulang atau melanjutkan. Maka saya akan memilih keduanya, saya ingin mengulangi masa masa indah bersama kalian, dan saya ingin melanjutkan bersama kalian lagi. Tapi sepertinya tidak bisa, karena beberapa dari kita akan melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi dan jauh dari kita di sini. Namun itu bukan berarti kita tidak bisa bertemu lagi kan? Kita masih bisa bersama sama di waktu senggang. Pesan saya untuk seluruh teman-teman, tetap semangat dengan apapun yang kalian pilih ke depannya. Sekian yang ingin saya sampaikan."
Hany menatap Arya sambil tersenyum. Yang ditatap pun paham bahwa penuturan tadi ditujukan padanya. Hany menerima piala dan sertifikat sebagai pelajar terbaik.
***
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Gilang Alukade bin Tony Sandoro dengan Lara Andita binti Ifan Fahrizal dengan mas kawin seperangkat alat shalat, dan emas 35 gram dibayar tunai," ucap penghulu menjabat tangan Gilang.
"Saya terima nikah dan kawinnya Lara Andita binti Ifan Fahrizal dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Gilang dengan lantang dan tidak ada kesalahan sedikit pun.
"Bagaimana para saksi? Sah?" tanya penghulu memandang para saksi.
"SAH!" jawab semua saksi dengan bangga.
Usai membaca doa. Gilang menatap Rara yang tertunduk malu. Lalu memasangkan cincin kawin yang sudah ia beli jauh-jauh hari. Malam ini dua insan tersebut sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
"Selamat Lang, Ra," Hary menjabat tangan kedua mempelai itu memberi selamat.
"Iya Har, makasih. Kalian juga buruan nyusul ya," sahut Rara melirik Hany membuat yang dilirik tersipu malu.
"Iya lah, besok kalian wajib datang ke acara gue!" Hary menyunggingkan senyuman memandang Hany.
"Pasti itu mah, gue juga mau liat lo bahagia. Gak bakal gue lewatin," jawab Rara membuat Gilang mendelik tidak setuju.
"Kita kan mau jalan jalan," bisik Gilang yang masih terdengar samar di telinga Hary dan Hany.
"Ih! Kamu tega ya ama sahabat sendiri!" Rara mencubit pinggang Gilang. Hary menggelengkan kepala. Baru selesai akad saja sudah bertengkar, gimana kelanjutannya?
"Yuk, kita makan aja," ajak Hary merangkul Hany untuk mengambil makan malam yang sudah disiapkan.
"Hary, aku makan sedikit aja." Mohon Hany melihat Hary menaruh banyak nasi di piringnya.
"Kenapa?"
"Aku takut gaun pengantinnya gak cukup buat besok," tuturnya membuat Hary tersenyum menahan tawa.
"Ya udah, kita makan bareng segini ya."
Rara menatap sinis Gilang yang sedang asik makan. Gilang merasa tidak nyaman akhirnya ia menghentikan aktivitasnya.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Gilang.
"Tuh liat tuh." Rara menunjuk Hary yang tengah suap-suapan dengan Hany. Gilang yang peka pun langsung menyuapkan nasi ke dalam mulut Rara. Keduanya tersenyum malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Stealth Secret
FantasyMiaw, seekor siluman kucing yang berpetualang untuk memecahkan kutukan dan kembali menjadi wujud semulanya. Ditemani Hany, gadis SMA pecinta kucing. Melewati portal, kembali ke masa lalu, masuk ke dunia fantasi.