MIAW 15

40 8 4
                                    

"Apa yang harus kulakukan dengan kalung ini?" tanya Hany sambil memegangi kalung.

"Bawa itu ke istana emas," jawab Dara dingin.

"Itu saja?"

"Ya."

Gubuk kecil tadi sudah mulai mencair layaknya es yang terkena panas. Dan tubuh Dara sudah mulai samar-samar tidak terlihat.

"Dara? Lo kenapa?" Hany mendekati Dara yang nyaris tidak terlihat.

"Sampai ketemu di istana," pamit Dara lalu dirinya berubah menjadi sekawanan burung dara yang terbang ke langit.

Hany menatap ke arah langit melihat kepergian sahabat lamanya. "Sampai jumpa."

Lalu Hany berjalan kembali menemui Hary dan Lala. Namun Hany tidak menemui mereka berdua. Ia sangat panik. Mungkin kah dirinya tersesat di hutan yang luas ini atau mungkin kedua temannya itu sudah meninggalkannya.

"Hary! Lala!" teriak Hany.

"Hary! Lala!" Hany pasrah tidak ada jawaban dari teman-temannya. Ia terduduk di tanah dan menatap langit.

"Hary, jangan tinggalin aku..." ucap Hany lalu menutup matanya.

"Hany? Bangun Hany!" ucap seseorang sambil menepuk-nepuk pipi Hany.

Hany membuka mata. Ia melihat Hary dan Lala ada di hadapannya. Menatap dengan khawatir.

"Ah, ternyata kalian ada di sini. Syukurlah," ucap Hany bahagia begitu melihat mereka berdua.

"Tunggu, bagaimana aku bisa ada di sini?" tanya Hany yang baru mendapatkan nyawanya.

"Maksudmu? Sejak tadi kau di sini." Hary menautkan alisnya bingung apa maksud dari pertanyaan Hany.

"Ya, setelah makan siang, nona langsung tertidur di pohon ini," tambah Lala.

"Ah, begitu ya..." jawab Hany menggaruk tengkuknya yang terasa gatal.

"Apa nona bermimpi buruk lagi?" tanya Lala seraya memberikan air minum pada Hany.

"Mungkin... tidak! Sepertinya aku benar benar bertemu dia." Hany mulai berbicara melantur.

"Bertemu siapa?" tanya Hary.

"Penyihir itu! Tidak, itu tidak benar." Lagi-lagi Hany berbicara sendiri.

"Penyihir?" beo Hary seraya menatap Hany berusaha membaca pikirannya

"Aku bertemu Dara," ucap Hany final.

"Ya kau benar. Dia lah orangnya," ucap Hary setelah membaca isi pikiran Hany.

"Apa yang dia katakan padamu? Apa dia memberimu petunjuk?" tanya Hary bertubi-tubi.

"Dia bilang kita harus ke istana emas."

"Untuk?" tanya Hary memastikan.

"Untuk mendamaikan dua kerajaan yang hancur," sambar Lala sebelum Hany membalas pertanyaan Hary.

"Ya dia benar." Hany membenarkan

"Baiklah kalau begitu. Tapi, aku tidak tau arah menuju istana emas," ujar Hary membuat Hany bingung.

"Tenang saja, saya tau arah menuju istana emas," ucap Lala.

"Baiklah, mulai sekarang kau yang memimpin." Hary memberi kepercayaan

"Terima kasih atas kepercayaan anda kepada saya."

Mereka bertiga berjalan lagi keluar dari hutan. Menuju danau yang sangat luas.

"Wahh! Indah sekali," puji Hany kagum.

"Di seberang sana. Itu adalah istana emas," ucap Lala menunjuk istana yang terlihat ada di sebreang danau.

Cat Stealth SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang