3

47 29 11
                                    

Masa-masa MPLS telah terlewati dengan baik, tak banyak cerita dengan masa itu, hanya sesosok wajah yang selalu terlihat jelas, ya tentu saja wajahnya Kak Aksa. Bahkan aku yakin masa baru ini akan berjalan baik, karena rencana Tuhan kali ini menempatkan ku dikelas bersama dengan orang yang sangat baik, iya dia. Alya. Orang pertama dan yang bisa langsung membuatku berfikir bahwa aku selalu bisa diterima setiap orang.

Pada saat MPLS waktu itu, Alya selalu membantuku saat ada tugas yang tidak aku mengerti, memberiku beberapa peralatan yang tidak bisa aku beli sendiri karena satu dua hal, dan dia lakukan tanpa mengharapkan apapun.

"Jajan yu" ajak Alya saat aku tengah membereskan buku pelajaran yang telah selsai aku gunakan.
"Tapi aku bawa bekal dari ibu"
"Wahhhh kamu dikasih bekal sama ibu mu?"
Aku hanya mengangguk, kemudian aku melihat wajahnya sedikit agak gusar
"Kenapa?" Tanya ku padanya
"Enak ya, dibuatin bekal hehe" jawabnya jujur
Aku hanya tersenyum menanggapinya
"Yaudah yu kita jajan sekalian makan bekal ini berdua" ajak ku pada Alya
Seketika matanya berbinar

Saat sampai di kantin aku melihat Kak Aksa datang mendekat. Mungkin akan menghampiri Alya.
"Lohh kenapa kamu gak pesan makan ya?" Tanya Kak Aksa pada adiknya itu
"Lebih enak makan makanan yang udah dibuatin ibu dong, iya kan sya?"
Aku hanya mengangguk karena sangat gugup didepan kak Aksa kali ini.
Kemudian Alya menceritakan bekal ini adalah punya ku, dan dia ikut makan bekal ini karena sangat ingin merasakan masakan ibu nya.

Saat Alya selsai makan dia pamit kepadaku dan kak Aksa untuk ke toilet dulu. Aku tentu saja kaget, apa ini tandanya aku akan ditinggalkan berdua dengan lelaki ini? Tidak mungkin, waktu pasti akan sangat berjalan lambat dalam fikiran ku.

"Jagain adek gue ya" ucapnya langsung dengan nada datar.
"Kita cuma teman kak"
"Mungkin lo belum tau, seberapa tulus adek gue mau berteman sama lo"
Aku hanya diam. Rasanya disini sesak tidak tahu kenapa rasanya semua ini membuat ku merasa menjadi orang penting diantara mereka.
"Dia jarang punya temen yang sungguh-sungguh mau temenan sama dia"
"O-ohh" aku hanya menjawab singkat.

Tak lama Alya datang dengan membawa dua minuman.
"Nih buat lo" uluran tangannya mengarah pada ku.
"Loh buat gue mana Ya?" Tanya Kak Aksa pada adiknya itu
"Ya engga ada lah" Alya kemudian tertawa lepas.

Suasana kantin kali ini terasa begitu panas dengan adanya Kak Aksa disini, di meja yang sama, dan tepat disampingku.
"Sya, kamu sakit?" Tanya Alya tiba-tiba
"Lohh engga kok, emang kenapa?"
"Itu kok mukanya merah ya kamu" tanyanya dengan raut bingung
"Ohhh kamu gerogi ya deket-deket sama si cogan ini"
Nafas ku tiba-tiba seakan berhenti, bagaimana bisa Alya berbicara seperti itu
Dan dia pun malah tertawa terbahak melihat muka ku yang tambah merah seperti kepiting rebus ini.

Welcomebackkkkkk semoga kalian syuka ya :))
Jangan lupa kasih aku Patrick star yaaa :V

All About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang