[Part khusus di persembahkan untuk Leon tercinta]
"Kak Leon. Temenin Ezequiel main yuk!"
Leon menundukkan kepalanya dan menatap lurus kearah seorang anak kecil bersurai hitam yang sedang menarik-narik ujung pakaiannya. Tangannya bergerak untuk mengelus lembut rambut anak itu.
"Cari ayahmu kalau kau ingin bermain, lagi pula mengajakmu bermain adalah tugas ayahmu bukan," ucap Leon. "Lalu katakan pada ayahmu untuk jangan merepotkan Elynia terus menerus karena akibat ulahnya aku jadi jarang melihat Elynia!"
Ah, rupanya meskipun tubuhnya bertindak lembut kepada Ezequiel, tapi tampang dan nada bicaranya sama sekali tidak lembut.
"Iya aku setuju kak!"
"Heh?"
"Ayah sudah terlalu merepotkan ibu! Kita harus menggusurnya dari tempat ini! Aku jamin Anastasio juga akan ikut mendaftar dalam acara menjauhkan ayah selama sehari dari ibu!"
Leon tak mampu berkata apa-apa lagi melihat keanehan anak Elynia dan Azrael. Dia mulai bertanya-tanya apa anak ini benar-benar anak mereka berdua atau anak Elynia doang. Bagaimana mereka bisa pilih kasih kepada orang tua huh.
Tapi jika memikirkan acara mencoba menjauhkan Azrael sehari dari Elynia. Entah kenapa ingatan buruk masuk kedalam pikiran Leon, kejadian beberapa tahun lalu dimana Leon nyaris kehilangan nyawa karena membawa kabur Elynia.
"Duh, nak. Kalian masih terlalu muda untuk menyadari seberapa mengerikannya ayah kalian, jadi sebaiknya jangan."
"Loh, tapi kenapa kak?"
"Sudahlah aku akan menemani kalian bermain hari ini, panggil juga Anastasio biar hari ini aku yang menemani kalian bermain selama seharian penuh," pasrah Leon dibandingkan dia harus membayangkan nasib naas dua anak kecil yang berani main-main dengan Azrael.
Tapi entah bisikkan setan dari mana, sekelebat ide bagus main lewat begitu saja di otak Leon. Ia tersenyum kecil sambil menatap Ezequiel. "Ayo kita cepat pergi, aku tak sabar ingin mengajak kalian bermain," ucap Leon yang dibalas anggukan kepala oleh Ezequiel.
Mereka berdua akhirnya pergi mencari Anastasio, dan menemukan anak tersebut yang tampak seperti sedang memperhatikan bunga-bunga di taman keluarga Azrael. Ezequiel sontak berlari menghampiri saudara kembarnya dan mengajaknya untuk ikut bermain dengan Leon.
"Jadi kak Leon, kita akan bermain apa?" tanya Anastasio.
Leon mengusap dagunya sambil berpikir. "Hmm... bagaimana kalau kita bermain sebuah permainan yang dinamakan 'misi agen rahasia'. Itu salah satu permainan yang menyenangkan loh!"
"Bagaimana cara bermainnya kak?"
"Jadi nanti kita akan diam-diam masuk ke dalam kastil lalu keruangan kerja Azrael dan menculik Elynia. Tapi kita harus melakukannya secara diam-diam agar ayah kalian itu tidak sadar, lalu nanti jika tindakan kita ketahuan, kalian tinggal katakan saja kalau kalian sangat merindukan Elynia! Bagaimana?"
"Kakak sedang mencoba untuk mengambing hitamkan kami kepada ayah ya..."
Leon terkejut mendengar balasan Anastasio, dia hanya dapat terkekeh sambil menggaruk pipinya pelan. "Eh? Eum, iya sih," sahutnya sambil menghindari tatapan Anastasio yang penuh selidik.
Di mata Leon, Anastasio memang tampak seperti versi bijak dari Azrael. Sementara Ezequiel tampak seperti anak yang sama polosnya dengan Elynia. Tapi kedua anak itu tetap memiliki kelicikan khas dari si Azrael sih. Tidak hanya kelicikan, kebobrokannya pun mendarah daging, ya kalau emak bapaknya bobrok ga heran sih ngelihat anak mereka ikutan bobrok.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Villainess [END] [KUBACA]
Romance[Réincarnation Series #1] #1 - Humor dan 1# - Fantasi Kalian membenci peran pelakor, penjahat, pembunuh, dan seseorang licik yang menghalalkan segala cara demi mencapai tujuannya? Iya, karakter novel seperti itu memanglah seperti sampah yang mengang...