Selamat membaca☺️🌾🌾🌾
Suasana diteras rumah kembali kondusif dan tenang.
Rangga masih setia menemani Cakra dengan sesekali mengusap punggung Cakra.
"Bang." Panggil Cakra serak.
Rangga menjawab, "iya?."
"Gw mau laporin dia kepolisi." Kata Cakra masih dengan emosi yang mengelilingi dan tangan kanan yang mengepal.
"Iyaudah kalo ini keputusan lu, gw dukung ko." Sahut Rangga namun tatapan matanya mengarah ke kepalan tangan Cakra, dan ia perlahan membuka kepalan tangan itu.
Cakra yang merasa seketika menoleh ke Rangga namun Rangga hanya terus membuka kepalan tangannya.
"Jangan dikepal lagi, nanti lu semakin emosi." Nasehat Rangga.
"Permisi." Terdengar suara berat didepannya.
Rangga dan Cakra kompak mengadah dan didepannya berdiri dua polisi dengan seragam lengkap.
Seketika keduanya berdiri dan bertanya, "iya pak, ada apa ya?."
Dalam hati Cakra bingung, 'kan tadi gw baru niat, kenapa polisi langsung dateng ya'.
"Apa benar ini rumah Sherly Alenia?." Tanya salah satu polisi.
Rangga mengangguk, "benar pak, ada apa ya?."
"Begini, tadi saudari Sherly memberi laporan bahwa ada keributan disini." Jelas pak polisi.
"Oh gitu ya pak, mari masuk dulu." Jawab Rangga dan mempersilahkan kedua polisi tersebut masuk, diikuti Cakra dibelakang dengan bingung.
🌾🌾🌾
15 menit sebelumnya....
Didalam rumah Sherly tidak bisa diam saja, ia berpikir bagaimana caranya menolong Cakra.
Suara teriakan teriakan sudah tidak terdengar, membuat Sherly bingung dan semakin khawatir apa yang sedang terjadi.
Polisi. Seketika ide muncul di otaknya.
Sherly segera mencari ponselnya namun nihil, ia melihat telepon rumah didekat tv. Perlahan Sherly berdiri dan berjalan menuju telepon rumah.
"110" dengan cepet Sherly mengetik tiga angka tersebut dan tak lama terdengar suara dari sebrang telepon.
"Hallo polisi,tolongin saya." Ujar Sherly.
Setelah itu Sherly menjawab beberapa pertanyaan untuk kelengkapan kasus ataupun alamat rumahnya.
"Oke, 15 menit lagi kita sampai." Kata seorang polisi dibalik telepon.
Sherly lega, "oke pak, makasih."
Panggilan terputus.
Ia merosot pelan, terduduk didepan telepon rumah karena kakinya pegal berdiri.
Sherly perlahan meluruskan kakinya dengan bantuan kedua tangan dan memijat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFALLIBLE (COMPLETED)
Teen FictionSherly Alenia, gadis dengan 4"kaki" yang menggunakan hukum alam sebagai perempuan yang cerdas dalam menyembunyikan rasa sedih, kecewa,emosi dengan senyuman. Gadis yang bisa gw sebut bodoh , karena pada saat kedua kakinya terjatuh ia masih sempat men...