0.8 Khawatir

427 69 0
                                    

Selamat membaca...

🌾🌾🌾

Sudah 15 menit Sherly terdiam di uks dengan alunan dengkuran Cakra.

Bel masuk selepas istirahat bahkan sudah berbunyi, Sherly sebenarnya sedikit takut karena pelajaran setelah istirahat adalah ekonomi. Guru yang selalu mengincarnya untuk menjawab semua soal.

Takut? Bukannya malah beruntung bolos dijam pelajaran seperti itu?

Sherly takut karna guru tersebut akan mencarinya dan memanggilnya keruang guru untuk menanyakan kemana ia pergi saat pelajaran dia.

"Bun.." lirih Cakra ditengah tidurnya.

Sherly menoleh karna suara Cakra "Cak?"

Dahi Cakra mengerut serta keringat yang mulai muncul yang mengartikan bahwa Cakra mimpi buruk.

"Bukan..." Cakra mengigau.

Sherly turun dari bankar dan mendekat ke arah Cakra tanpa memakai tongkat "Cakra?"

Ia mengguncang badan Cakra pelan sembari terus memanggil "Cakra"

Cakra terus mengigau hal yang Sherly tidak paham, dahinya terus mengerut dan berkeringat, tangannya mengepal kuat apalagi tangan yang dililit oleh kain putih.

"Aku..bukan anak cacat"

Sherly mengerutkan dahi bingung atas kalimat yang baru saja ia dengar.

"Bukan anak cacat? Maksudnya?" sherly bertanya dalam hati.

"Bunda!"

Teriak Cakra dan terbangun dari tidurnya.

Sherly dibuat kaget saat Cakra bangun dari tidurnya secara tiba tiba dan ia spontan mengusap pundak Cakra pelan berusaha menenangkan Cakra.

"Lu mimpi buruk?" tanya Sherly hati hati.

Cakra hanya mengatur nafasnya tanpa menjawab pertanyaan yang Sherly lontarkan.

Mengusap gusar wajah dan memegang telapak tangannya.

"Kenapa tangannya?" Sherly kembali bertanya.

Sherly melihat bahwa Cakra seperti kesakitan di telapak tangannya karena bercak merah muncul dari balik kain putih.

"Gak, gak papa" jawab Cakra dan menyembunyikan tangannya.

Sherly mengambil dua helai tisu dari kantongnya dan memberikan kepada Cakra " nih, elap dulu keringatnya."

Tisu diambil oleh Cakra tanpa mengucapkan terimakasih, ia pergi keluar uks dengan cepat.

"EH CAKRA! mau kemana?"

Sherly membiarkan Cakra pergi dan mengambil tongkatnya lalu ikut pergi dari uks.

'Dasar cowok ngeselin!'

Tidak mau ambil pusing, Sherly meraih kedua tongkatnya dan pelahan menyeimbangan badannya diantara kedua tongkat.

"Semoga bu Erna belum masuk kekelas" doa Sherly dan perlahan keluar dari uks.

Baru saja ia melangkah keluar uks, ia dibuat kaget saat melihat Cakra terduduk sembari menekan telapak tangan yang tadi Sherly lihat mengeluarkan darah.

"Cakra?" panggil Sherly.

Cakra yang menunduk, segera mengadahkan kepalanya dan berusaha untuk pergi dari hadapan Sherly namun dengan cepat Sherly menahan pundak lebar Cakra.

"Jangan kabur lagi" tahan Sherly.

Cakra melepas tangan Sherly yang berada dibahunya " gausah nahan gw"

INFALLIBLE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang