10 - Entah

953 146 24
                                    

Hai!!

Gak tahu mau ngasih judul apa

Kita masih galau-galauan aja ya ;(


Btw, manggilnya A-Ri-Es ya kayak bintang yang lahirnya maret-april, bukan Aris T_T kalo gak Ari aja atau Es? Juga boleh


















"Hyungieeeee!!!"

"Didapur, bocah!"

Guanlin yang mendengar balasan dari hyung kesayangannya itu buru-buru melepas ranselnya melempar ke sofa, berniat menghampiri Seongwu sebelum-

"Taruh ranselmu dikamar! Jangan membuangnya disofa!" -ucapan Seongwu menghancurkan bayangannya untuk segera memeluk hyung manisnya itu. Dengan bibir memegerucut, setelah berteriak 'Iyaaaaa' Guanlin mengambil ranselnya, menuju kamarnya yang berada di lantai 2.



"Appa tidak mengganggu kita lagi, hyungie?" Pertanyaan Guanlin membuatnya menoleh kesebelah kanannya, tempat dimana biasanya Daniel duduk. Jujur, ia merasa suasananya aneh dan berbeda ketika hanya Guanlin yang merecokinya.

Setelah dia keluar dari Rumah Sakit, Daniel menjaga jarak dengannya, dia menyadari itu. Seharusnya bagus, karena dia yang memulai menghindari lelaki tampan itu, tapi kenapa dia merasa kecewa dan kehilangan.

Seongwu melanjutkan acaranya menyuapi Guanlin, dengan bocah itu yang menggerakkan kakinya riang, menceritakan kegiatannya di sekolah disela-sela kunyahannya,

"Mungkin Appamu sedang sibuk dikantornya lagi." positif Seongwu, untuk menenangkan Guanlin atau dirinya sendiri?















"Kenapa dengannya?" Jonghyun berbisik pada Hyunbin disampingnya. Pasalnya, akhir-akhir ini Daniel kembali menjadi Daniel yang gila kerja dan temperamental lagi. Sudah lima karyawan yang menangis hari ini karena mulut pedas Daniel ketika menegur atau mengkritik kesalahan mereka.

"Kenapa memangnya? Katamu matamu iritasi kalau melihat Daniel galau. Bagus donk kalau dia balik lagi ke Daniel yang pemarah" Hyunbin menjawab dengan santai. Ia tidak mempedulikan keadaan kedua sahabatnya itu, dan memilih melanjutkan bermain game diponselnya.

Lelaki bermarga Kim itu mendesah kesal, ia merecoki Hyunbin sampai terdengar suara 'You Lose' dari ponsel lelaki bermarga Kwon itu. Lalu menghampiri Daniel, berniat mencari tahu penyebab sahabatnya berubah menjadi bulldog, hah? Mengandalkan Hyunbin tidak ada gunanya!

"Kenapa denganmu?" Jonghyun bertanya tanpa basi-basi setelah mendudukkan dirinya di kursi depan Daniel. Kini mereka berhadapan dihalangi meja CEO yang terdapat bertumpuk-tumpuk dokumen. Baru kali ini Jonghyun berasa ingin membakarnya.

Tanpa menoleh,Daniel membalas, "Tidak kenapa-kenapa" dengan tangan yang menorehkan tanda silang disana-sini pada berkas-berkas itu.

"Kenapa dengan gebetanmu, siapa namanya, Sung wu?"

"Sung woon!" Hyunbin menimpali, mencoba membebarkan! Yang padahal juga sama-sama salahnya.

"Seongwu.." Daniel membenarkan, "Tidak kenapa-kenapa, dia baik-baik saja"

"Lalu kenapa denganmu? Kau yang tidak baik-baik saja, dude!"

"Aku baik-baik saja" Daniel menjawab pertanyaan Jonghyun tanpa menghentikan pekerjaannya sama sekali.

"Kalau kau baik-baik saja, cepat sana pulang dan lakukan pendekatan dengan Seongwu-Seongwumu itu. Dia tidak akan luluh, kalau kau terus workaholic!"

"Kenapa juga dia harus luluh denganku. Asal dia bisa meluluhkan anakku itu sudah cukup, dia kan pengasuh anakku." Ucap Daniel enteng membuat Jonghyun kesal. Lelaki Kim itu beranjak dari tempat duduknya hanya untuk memukul wajah Daniel.

Bughh

"Jonghyun!!!" Hyunbin berdiri dari tempatnya, menghampiri Daniel dan menatap tak mengerti pada sahabat Kimnya itu.

"Aku tahu ya Dan, bahkan kau selama bersama adikku kau tak pernah menunjukkan ekspresimu. Dan baru saja kau menunjukkan ekpresimu, aku sekali lihat juga bisa tahu kalau kau benar-benar mencintainya. Tapi kenapa denganmu, mulutmu benar-benar sialan mengatakan kalimat itu tentang orang yang kau cintai!" Ucapan tajam Jonghyun membungkam lelaki tampan Kang itu, tapi dalam sekejap Daniel berdiri menyingkirkan Hyunbin yang sedang melihat bekas luka disudut bibirnya

Bisa-bisanya Hyunbin melakukan kegiatan yang tak berguna seperti ini, disaat seperti ini!

Dengan kesal, Daniel mendorong bahu Jonghyun dan menatapnya nyalang, "Lalu aku harus apa, hah? Dia malah menjauh saat aku mendekatinya. Dia malah menghindar saat aku merasa hubungan kami semakin dekat. Dia bukannya menyambut malah tertekan saat aku menunjukkan perasaanku. Lalu bisa kau katakan aku harus apa?" Mendorong bahu Jonghyun lagi dan mencengkram kerahnya,

"Kau pikir aku mau seperti ini?"

"Dan-" Hyunbin mendekati keduanya, ia mencium-cium bau pertengkaran pada kedua sahabatnya yang ia tak tahu masalahnya apa.

Bughh!!


Sebelum Hyunbin memisahkan mereka, Daniel lebih dulu memukul wajah Jonghyun sebagai balasan apa yang telah lelaki Kim itu lakukan padanya

"Astaga!! Kenapa dengan kalian berdua sih?" Panik Hyunbin

"Aku juga tidak ingin begini. Tapi aku bisa apa jika cintaku menyakitinya!!" Teriak Daniel keras.

Lalu, tubuhnya perlahan-lahan melemas, dia menatap Jonghyun dengan ekspresi frustasi nya yang kentara,

"Seongwu masih muda, saat dia merasa tidak nyaman denganku yang tua ini aku bisa apa? Jika aku memaksakan perasaanku padanya, kita tahu, aku, dia dan Guanlin yang akan hancur."









Hening



Daniel merutuki semua yang terjadi padanya. Hyunbin yang otaknya tak bisa memproses dengan cepat kejadian ini hanya terdiam bingung, lalu Jonghyun?

Lelaki itu menatap tajam kedepan, kearah pintu masuk, atau lebih tepatnya pemuda yang berdiri mematung disana.




"Sudah mendengarnya?"


















Tbc



Sudah mulai bosan kah? T_T


Alurnya Aries cepetin, mungkin dalam chapter 15-an akan tamat.

Tahan sebentar lagi ya.

Bye-bye



Baby sitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang