11 - Entah part 2

1K 154 46
                                    

Seneng gak Aries update lagi?

Jawab dulu ih, baru scroll ke bawah!!😑
























































Seneng ya, cepet-cepet gak ketemu Aries lagi. ;(















Btw, chapter ini menjelaskan alasan Seongwu menjauh dari Daniel ya.


Anlinnya pending dulu, belum boleh nongol!






"Sudah mendengarnya?"

Pertanyaan Jonghyun itu membuat kedua sahabatnya, Daniel dan Hyunbin refleks mengalihkan pandangannya ketempat Jonghyun menatap. Dan disana berdiri pemuda manis yang membawa rantang makanan. Daniel sih tahu, kalau itu Seongwu, sementara Hyunbin yang tidak tahu siapa hanya mengerjap polos.

"A-aku..." Seongwu tergagap. Dia mendengar semuanya, sedikit banyaknya dia merasa bahagia karena Daniel menjauhinya bukan dengan alasan buruk seperti dipikirannya, tapi dia juga masih merasa aneh.

Lelaki Kim itu memejamkan matanya sejenak, dia tahu Seongwu karena wallpaper ponsel Daniel adalah foto si manis itu ketika tidur- sudah jelas Daniel mengambilnya diam-diam. Dan saat ia tadi menghampiri Daniel untuk bertanya, dia bisa melihat bayangan Seongwu melalui lukisan yang ada didinding dibelakang Daniel. Si empunya yang berhadapan langsung dengan pintu masuk jelas tidak menyadari karena keseriusannya pada kerjaannya. Dan Hyunbin selain bodoh, lelaki itu juga tidak peka,  makanya dia juga tidak menyadari jika ada orang lain yang memasuki ruangan itu.

Memanfaatkan keadaan, Jonghyun memang sengaja memancing emosi Daniel dan berhasil, lelaki itu mengungkapkan kekhawatirannya dan alasannya dan didengarkan Seongwu pula.

Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk Sahabatnya, dia selesai sampai disini. Kedepannya dia serahkan pada dua insan yang terlalu bodoh untuk cinta itu. Yang satu terlalu banyak merasa bersalah dan cepat menyerah, yang satu lagi terlalu banyak berfikir dan terlalu realistis.

Hei bung, sudah lama dunia menjadi gila kenapa kau masih menjunjung kewarasan.





"Cepat selesaikan masalah kalian, kupastikan ruangan ini tidak terjamah siapapun berjam-jam kedepan!" Kata Jonghyun datar, ia mengusap darah diujung bibirnya lalu menyeret Hyunbin yang terdiam.

"Hei-hei, si manis itu siapa?? Aku belum berkenalan dengannya, jangan seenaknya menyeretku- aw- Jonghyun- lepaskan!!"

Rengekan dan teriakan Hyunbin adalah suara terakhir sebelum keheningan mengikat kedua insan itu.

"Wu-"

"Dan-"

Seongwu menggaruk kepalanya pelan, dia menghela nafas lalu memantapkan dirinya menghampiri ayah dari anak asuhnya itu. Setelah meletakkan rantang makanan yang sengaja ia bawa untuk Daniel di meja, dia berdiri tepat dihadapan ayah satu anak itu.

"Daniel..." Panggil Seongwu lembut, ia memegang lengan Daniel, "Bukan seperti yang kau pikirkan, aku menghindarimu bukan masalah kau yang tua atau aku yang masih muda-"

"Lalu apa?" Tukas Daniel cepat, "Bukankah itu alasan paling akar, lalu kau akan bilang kau tidak bisa mencintaiku karenanya!" Sambungnya frustasi.

"Aku dan kau, itu berbeda. Bukan masalah umur, tapi masalah-masalah lain. Selain di negeri dongeng tidak ada pangeran yang bersanding dengan upik abu, Daniel"

Lelaki Kang itu menatap mata Seongwu yang juga menatapnya sendu, "Ada. Contoh saja Eomma dan Appaku. Mereka berasal dari kalangan yang berbeda, tapi mereka bisa bersama dan dunia mengakuinya. Asal ada cinta diantara mereka, Wu." Daniel melepas genggaman Seongwu perlahan dilengannya, sebagai gantinya dirinyalah yang meremas lembut tangan pemuda manisnya,

"Sekarang kutanya, kau mencintaiku atau tidak. Jika memang itu terlalu tinggi, jawab saja kau memiliki ketertarikan padaku atau tidak sama sekali?"

"Kubilang masalah-masalah lain Daniel, yang artinya bukan hanya satu" racau Seongwu, bukannya dia tidak bersyukur bisa mendapat cinta dari Daniel. Ya, dari pengakuan Daniel ke Jonghyun tadi, dia tahu kalau Daniel benar-benar mencintainya.

"Lalu apa? Katakan masalah-masalahmu, dan ayo kita selesaikan! Kau pikir kau saja yang tertekan, aku juga!" Tanpa sadar Daniel menaikkan nada bicaranya, membuat Seongwu tersentak.

Dan seolah tersiram air es, Daniel tersadar dan langsung mendekap tubuh bergetar si manis.

"Shhh... Mian..."

"Aku takut kehilanganmu, aku takut kehilangan Guanlin. Aku dari kecil selalu kehilangan orang-orang yang menjadi keluargaku. Aku kehilangan ibu ketika aku masih kecil, aku kehilangan nenek saat berusia 10 tahun, lalu aku kehilangan kakak sepupuku saat dia menyusulku ke Seoul, tidak lama kemudian ayahku juga meninggalkanku ketika aku disini berusaha membahagiakannya. Aku semacam orang yang membawa sial untuk orang-orang terdekatku, makanya setelah kematian Appa, aku tak pernah pulang lagi karena aku takut, paman dan bibiku mengalami hal yang sama."

"Entah benar atau tidaknya. Tapi rasa sakit itu nyata saat orang yang kusayangi memilih pergi dariku."

"Wu-"

"Aku tidak mencoba memasuki kehidupan kalian lebih jauh bukannya tidak ingin, tapi aku tidak bisa memastikan kewarasanku lagi jika aku kehilangan kalian saat perasaanku pada kalian sedang dalam-dalamnya."


Daniel merasakan, bagaimana frustasinya, terlukanya, dan takutnya pemuda manis didekapannya ini. Dari bagaimana nada putus asa yang digunakannya, dari cara Seongwu menatapnya dia tahu. Tapi ini tidak akan berakhir, jika dia menuruti ketakutan Seongwu. Jonghyun benar, dia baru kali ini jatuh cinta dan dia tidak seharusnya membiarkan cintanya lepas.

Jika Seongwu takut, bukankah dia hanya tinggal menyakinkannya



"Kami tidak akan meninggalkanmu. Sttt, dengar dulu, sayang..."

Seongwu yang mau menyela, menutup mulutnya lagi mendengar perintah Daniel. Telinganya otomatis memerah mendengar Daniel memanggilnya 'sayang' ayolah disaat seperti ini? Really, Seongwu perlu memeriksakan otaknya.


"Justru dengan menjadi bagian dalam kehidupan kami kau tidak akan kehilangan kami. Kehilangan bukan soal melulu kematian, tapi juga saat orang yang kau sayangi pergi dengan yang lain. Bukankah kau akan mudah mengaturku dan Guanlin agar tidak berdekatan dan pergi dengan orang-orang yang menurutmu mengancam kepemilikanmu? Bukankah kau punya kendali penuh atas diriku dan Guanlin tentang lingkup relasi kami? Kau akan mudah memastikan kami tetap disisimu dan memiliki kami selama yang kau mau, dengan menjadi bagian kami, Seongwu!"

"Let's think it! You agree, I'll make sure my promises are valid for the rest of your life!"








Tbc







Gimana-gimana??





Udah up cepet loh, jangan dianggurin Ariesnya T_T









Bye-bye

Baby sitter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang