Jihoon menatap jenela dengan penuh harap.
"Sudah 100 tahun sejak kau dikurung, kau masih menunggu pria manusia itu?"
"Ahjusshi kenapa kau datang? "
"Aku hanya mengunjungimu. Kau bisa mengajak pohon ini bicara, sebagai teman ngobrol mungkin?, Ji.. ka...
Jihoon ditangkap polisi karena menyerang warga yang tidak bersalah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia menyerang salah satu siswa SMA yang mengajaknya berfoto. Hingga sang siswa mengalami pendarahan hanya karena dorongannya.
Jadi bukan hanya loncat jauh, Jihoon juga mendorong laki-laki yang menurutnya mengamcam nyawanya.
___
"Dia bukan polisi dari manapun, siapa kau sebenarnya?"
". . ." Jihoon hanya diam
" Dari mana asalmu?"
"?" Jihoon hanya menunjuk dirinya, maksudnya dia? Dirinya. Dia tidak mengerti? iya, dulunya dia di atas warga langit, lalu diturunkan ke bumi di hutan dalam kastil terkutuk dan sekarang dia tidak tahu tempat ramai manusia apa ini?
Jihoon memanyunkan wajahnya ketika sang polisi mulai menaikkan suaranya.
"Sepertinya dia masih pelajar, lihat saja kulit wajah dan tingginya. Apa kau murid SD? SMP? " Kata salah satu polisi yang baru datang memakan roti karena belum sempat sarapan. Melihat belakang Jihoon.
Jihoon yang tadinya menunduk akhirnya mengadahkan kepalanya melihat sang polisi yang baru datang itu.
"EOMMA! KAMCHAGIAA!!" Teriaknya kaget karena Jihoon menunjuk rotinya tiba-tiba.
"Aku mau ini!" Tunjuk Jihoon
Suho yang melihat Jihoon menelan salivanya
"Ji—" Mulutnya tercekat
Polisi itu terjatuh sembari mundur dan membekap mulutnya sendiri tak percaya.
Menggeleng gelengkan kepalanya.
"Aku pasti gila!"
GLUK!
Suho segera mengambil ponselnya mengetik sebuah nama dengan gemetar.
Jihoon yang mendekatinya menepuk pundaknya.
"Sharange" Beraegyo dengan mata yang jelas menginginkan roti di tangan Suho
Jihoon hanya melakukan apa yang Jeno ajarkan padanya. Jika menginginkan sesuatu darinya, Jihoon harus mengatakan sharange, maka Jeno akan memberikannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
