Suara tawa terdengar lebih keras dari dua orang anak kecil dan seorang dewi korea tercantik yang tengah bermain di halaman padang rumput buatan. Ji Yeong mengamati kedua anaknya yang sedang aktif bergerak dari jarak yang tidak begitu jauh, disampingnya Hae In juga ikut menatap kegiatan ketiga orang yang sedang bermain kejar-kejaran disana.
"Kamu masih mencintainya?" tanya Ji Yeong pada Hae In.
Yang ditanya tersenyum lalu menggeleng, "Aniyeo, saat ini aku jatuh cinta kembali pada Ji Soo setiap harinya. Bahkan beribu-ribu kali lipat, Ji Soo saat ini semakin cantik dan semakin ceria."
Ji Yeong tersenyum, "Kamu tidak ingin melamarnya?"
Hae In melirik tajam pada kembarannya ini, "Kamu mau membuat dia kabur? Empat tahun lalu aku melamarnya dan dia pergi, saat ini aku akan menunggu hingga dia yang melamarku terlebih dahulu."
Ji Yeong tertawa, "Kalau begitu kamu harus menghamilinya jika ingin membuatnya melamarmu lebih dahulu."
"Hya, Kim Ji Yeong noona. Kenapa bicaramu dewasa sekali eoh?" tegur Hae In membuat Ji Yeong tertawa geli.
"Cih, bukankah saat kalian berpacaran di Jerman kalian sering melakukannya?"
"Eiyy, selama 15 bulan kami berpacaran, kami tiga kali melakukannya dan itupun aku memakai pengaman. Asal kamu tahu hormon saat remaja itu sangat meledak-ledak bukan?"
"Ye, arraseo sajangnim."
"Bukankah Hae Jin hyeong juga seperti itu ketika kalian berpacaran?"
Ji Yeong menggeleng, "A-ni-yeo! Suamiku tidak mempunyai pemikiran seperti itu, kami memang selalu hampir ingin melakukannya tapi dia terlalu kuno hingga mempunyai insting jika sudah melewati batas aman, dia akan berhenti dan menjauh."
Hae In terdiam, "Jinja? Whooaa, hyeong-ku sangat keren."
"Ne, kamu harus seperti itu juga. Jadilah pria sejati, arraseo?"
"Ye, akan aku usahakan. Gamsahamnida Nyonya Park Hae Jin."
Hae In mengarahkan duduknya pada Ji Yeong dan membungkuk untuk memberi hormat, membuat Ji Yeong murka jika adiknya ini selalu bersikap menyebalkan. Dia ingat saat kecil dirinya yang selalu dimarahi Appa atau Eomma jika kedapatan memukuli Hae In, sepertinya saat mereka didalam kandungan dia terlalu banyak mengambil tenaga Eomma hingga menyisakan sedikit untuk Hae In.
"JI YEONG EEONNIII!!! JIN GOO SEDANG PUP!" teriak Ji Soo hingga membuat Ji Yeong dan Hae In tertawa seketika.
Ji Soo segera datang dan menggendong Jin Goo untuk diberikan kepada Ji Yeong, setelah itu dia kembali untuk mengambil Jin Woo yang asyik memainkan bola. Setelah itu Ji Yeong menggendong Jin Goo kedalam untuk dibersihkan, tidak jauh berbeda dengan Ji Soo yang tengah membersihkan beberapa bagian tubuh Jin Woo yang tidak terlalu kotor dengan tisu basah.
Dalam diam Hae In memperhatikan bagaimana Ji Soo dengan telaten menjaga Jin Woo, gadisnya ini benar-benar calon ibu yang baik. Seketika bayangan Ji Soo tengah menggendong anak-anak mereka mulai menyeruak, Hae In bahkan membayangkan Ji Soo kerepotan luar biasa karena ulahnya.
"Kamu mulai menyayangi Double Jin?" tanya Hae In ketika Tae Jun selesai dibersihkan dan kemudian Ji Soo gendong sambil memberikannya susu dari botol.
"Ne, mereka sangat menggemaskan."
"Tidak bosan? Aku saja sebagai pamannya bosan bertemu dengan mereka setiap minggu. Tapi dua bulan ini kau selalu bertemu dengan mereka setiap minggu, dan mengabaikan kencan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
#3 Taking Over Me
Fanfic- Kim Hae In - Pria tampan yang seumur hidupnya hanya mempunyai satu cinta untuk pasangan hidupnya, dengan semangat belajar dan dukungan dari keluarganya membuat semua impian Hae In terwujud dengan cepat. Hanya saja dia selalu jatuh cinta setiap kal...