Langkah kaki Hae In terlihat tidak percaya diri, berkali-kali kakinya melangkah bolak-balik dengan tangan yang terus memegang tengkuk rambutnya. Dengan ragu dia menatap ke jendela sebuah cafe, tampak didalam cafe itu ada seorang wanita yang tengah berbicara bahagia dengan seorang anak kecil. Bukan... itu anaknya, darah dagingnya yang baru dia ketahui lusa kemarin setelah empat tahun tidak dia ketahui.
Bagaimana bisa, sampai saat ini dia tidak mengerti. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah menyalahkan wanita itu, menyalahkan Kim Ji Soo yang telah membohonginya sejak awal. Sungguh, dia mencintainya karena menganggap Ji Soo sebagai Ji Hyun-nya.
Kim Ji Hyun yang dia cintai sejak lima tahun yang lalu, yang dia pikir masih dia tunggu karena dia yakin jika Ji Hyun adalah takdirnya. Dia tidak menyangka jika pergaulannya dulu membuahkan seorang anak, Kim Mo Yeon. Bagaimanapun anak itu adalah replika dirinya dengan sempurna, mulai dari wajah, hidung hingga bibirnya nyaris mirip dengannya saat kecil.
Fakta bahwa Ji Hyun meninggal ketika melahirkan Mo lebih membuatnya hancur berkeping-keping, semalam suntuk dia menangis menyesali semua perbuatannya. Hingga Ji Yeong pun membantu menenangkannya, sedikit memberi efek namun tidak sepenuhnya. Seharusnya sejak dulu dia sadar jika Ji Hyun meminta putus dengan wajah yang tidak rela. Seharusnya dia dahulu segera mengajaknya menikah tanpa harus melamar terlebih dahulu dan seharusnya dia menemani Ji Hyun disaat wanita itu mengandung sendirian.
Dia menyesalinya? Sangat.
Kini dia mencoba untuk menata hidupnya kembali, dia ingin menebus semua kesalahan itu untuk merawat Mo Yeon dengan baik. Dia ingin membesarkan anaknya dengan seluruh kasih sayangnya, karena dia adalah Ayahnya.
Ayah kandungnya.
"Eoh? Appa!"
Hae In mengerjap begitu Mo Yeon memanggilnya dari dalam, tanpa dia bisa dengar anaknya tengah memanggilnya dengan sebutan Appa. Senyumnya mengembang melihat wajah ceria Mo Yeon, dia lalu membalas lambaian tangannya.
Hae In mengingat bagaimana pertama kalinya melihat wajah Mo Yeon, awalnya dia ingin memberi kejutan pada Ji Soo dengan datang ke rumahnya di sabtu pagi itu. Dia sudah menyiapkan bunga Lilac dan Anggrek, bukannya kejutan yang dia berikan justru dia mendapatkan kejutan tak terduga seumur hidupnya.
Ji Soo dan Mo Yeon baru saja datang dan mereka bertemu di lobby, Ji Soo tak kalah terkejutnya mendapati kekasihnya tengah menatap terkejut pada anak yang dia sedang tuntun. Namun dia tahu pasti semua ini akan terjadi, dengan tenang dia memberi tahu pada Mo Yeon jika lelaki dihadapannya ini adalah Ayahnya yang dia tunggu.
Wajah Hae In langsung memucat dan tulang kakinya terasa seperti jelly, jika saja Mo Yeon tidak menghampirinya mungkin dia sudah tidak tahan berdiri.
Ji Soo menatap langsung wajahnya berpura-pura terlihat tegar, "She is Kim Mo Yeon, your daughter with my sister. Kim Ji Hyun."
Air mata mengalir dari pipi Hae In, dia merunduk menyejajarkan tingginya dengan Mo Yeon. "Kamu... putriku?"
Mo Yeon tersenyum bahagia, senyum yang menyerupai Ji Yeong saat kecil. Gadis kecil itu mengangguk dan langsung memeluk Hae In yang sudah menangis. Dia menahan tangisannya karena tidak ingin membuat bingung Mo Yeon.
"Mo Yeon-ah."
Hae In menghela nafasnya, dia tersenyum dan mulai memasuki cafe milik Hae Won hyeong itu, dan saat dia masuk sebuah pelukan langsung menyambutnya. Pelukan rindu dari seorang anak untuk ayahnya, pelukan rindu yang seharusnya dia terima ketika Mo Yeon terlahir untuk pertama kali ke dunia. Hae In mengecupnya, menciumi habis-habisan Mo Yeon dengan rasa sayang bercampur antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
#3 Taking Over Me
Fiksi Penggemar- Kim Hae In - Pria tampan yang seumur hidupnya hanya mempunyai satu cinta untuk pasangan hidupnya, dengan semangat belajar dan dukungan dari keluarganya membuat semua impian Hae In terwujud dengan cepat. Hanya saja dia selalu jatuh cinta setiap kal...