"Ini kunci kamar mu."
Berlian menerima satu kunci dengan bandul berlian, ia tersenyum kecil lalu membungkuk sopan.
"Arigatou Shizune san." Ucap Berlian. ||Terima kasih, Nona Shizune||
"Kalau begitu aku pergi, selamat bersenang senang."
Punggung Shizune mulai menjauh berjalan meninggalkan Berlian di depan pintu berwarna biru muda, ada angka 315 tertera di atas pintu. Berlian menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan, lalu tersenyum dengan kedua tangan yang menyentuh dada.
"Ganbatte, Berlian!" Semangat nya. ||Semangat||
Berlian memasukkan ujung kunci itu dan memutar nya, sebelah lengannya mulai membuka knop pintu dengan perlahan, kepalanya mengintip sedikit kegiatan di dalam kamar. Ada suara di sana, saat pintu terbuka lebar, seseorang di dalam sana terdiam sejenak menatap heran ke arah Berlian.
Kedua netra indah Berlian mengedip cepat, ia tersenyum canggung lalu membungkuk.
"K-konnichiwa." Salam nya. Tampak penuh tanya di wajah ke tiga gadis itu. ||Selamat siang||
"Masuklah." Suruh salah satu dari mereka.
Berlian mengangguk lalu menarik kedua koper nya, ia kembali menutup pintu kamar itu dan mengambil kuncinya, memasukkan nya kedalam saku kemeja yang ia pakai.
"Kau murid semester awal?" Tanya gadis bersurai sepinggul itu.
Berlian mengangguk cepat.
"Di sana ranjang mu, di atas ranjang ku. Tak perlu sungkan, kami juga murid semester awal." Jelas gadis bersurai hitam legam sebahu itu.
"Bergabung lah bersama kami, jangan sungkan." Ujar gadis berambut sepinggul itu.
"Benar, siapa nama mu?" Tanya gadis bersurai sebahu.
"Watashi wa Berlian Sahara desu. Kalian bisa memanggil ku Berlian." ||Namaku Berlian||
"Berlian he? Shitsurei desuga, o kuni wa dokodesuka?" Tanya gadis berambut kepang satu. ||Maaf kalau boleh aku tahu, dari mana asal mu||
"Indonesia desu." ||Aku berasal dari Indonesia||
"Indonesia." Ucap mereka serempak.
Berlian mulai berjalan menuju ranjang nya yang berada di atas, ruangan nya tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil juga. Ada 2 ranjang tingkat dan 4 lemari pakaian, 2 lemari kecil, dan 2 meja belajar. Kamar nya sangat rapih, kamar ber nuansa biru muda itu tampak elegan dengan beberapa barang yang cukup cantik.
Berlian membuka lemari berukuran sedang di sebelah ranjang nya, ia memutar kunci lemari berwarna putih dengan corak langit biru itu, lalu menggeser pintu lemari cantik itu dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MITSUKI
Teen Fiction"Aku ingin terus mencintaimu, bolehkah?" Dia memang sudah melupakan ku, tapi aku tak akan pernah bisa melupakan nya. Tuhan pun tahu tentang hal ini, Tuhan tahu kalau hati ku masih menjerat hanya satu nama. Mitsuki. Takehiko Mitsuki Berlian Sahara Ha...