"Aku ingin terus mencintaimu, bolehkah?"
Dia memang sudah melupakan ku, tapi aku tak akan pernah bisa melupakan nya. Tuhan pun tahu tentang hal ini, Tuhan tahu kalau hati ku masih menjerat hanya satu nama. Mitsuki.
Takehiko Mitsuki
Berlian Sahara
Ha...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul delapan pagi, Berlian dengan di temani keluarga dan satu sahabatnya kini sudah berada di bandara. Gadis berkemeja hitam yang di masukkan, dengan boyfiendsjeans senada, dan sneakers putih itu tampak menawan dengan rambut coklat sepunggung yang sengaja di kuncir kuda.
Berlian tersenyum sendu menatap Sara sahabatnya, ia berjalan mendekat lalu memeluk erat gadis itu. Keduanya menangis pelan, saling menguatkan dan memberi semangat.
Sara melepas pelukkan nya lalu mengusap air mata Berlian. "Kau harus berjanji padaku, kau akan baik baik saja kan?"
Berlian tersenyum lembut lalu mengangguk. "Aku berjanji."
"Cepat pergi, pesawatmu akan segera take off." Ujar Sara sambil mendorong pelan bahu Berlian.
"Aku akan mengabari mu jika sudah sampai." Kata Berlian.
Gadis itu menarik kopernya dan berjalan mundur sambil mengayunkan sebelah tangannya, ia tersenyum lebar sambil menangis.
"Hati hati Berlian!" Ucap mereka serempak.
Tubuh mungil itu berbalik sambil terus tersenyum, lengan kecil itu mengusap air matanya yang kian deras. Berjalan cepat meninggalkan orang terkasih nya.
•••
Pukul 3 lewat 15, pesawat yang Berlian tumpangi sudah sampai di tujuan. Ia segera mencari taksi menuju ke asrama nya yang berada tak jauh dari sekolah baru nya. Berlian berdiri sejenak sambil menunggu taksi, ujung sepatu nya ia ketuk hingga menjadi sebuah nada samar.
Matanya mengelilingi negara indah itu, sangat ramai, banyak orang yang berlalu lalang. Sudah lama ia sangat ingin ke Jepang, dan akhirnya tercapai. Pikiran nya terbang entah kemana membiarkan beberapa orang lewat begitu saja di depannya, gadis bersurai sepunggung itu bahkan tak sadar jika taksi yang tengah ia tunggu di rebut oleh penumpang lain.
"Sumimasen, Nona apa kau sedang menunggu taksi?" Tanya seseorang dengan bahasa Jepang nya yang fasih. ||Permisi||
Berlian sedikit terkejut dengan kehadiran seorang wanita dewasa di sebelahnya, ia tersenyum canggung lalu membungkuk sopan.
"Nona? Apa kau sedang menunggu taksi?" Tanya nya sekali lagi.
Berlian terdiam bingung, lalu menoleh kanan kiri dan mengangguk. Bukannya ia tak paham apa yang di tanyakan wanita itu, hanya saja ia sedikit canggung.
"Hai, aku sedang menunggu taksi di sini." Jawabnya pelan. ||Iya||
Wanita itu tersenyum cantik. "Sejak tadi banyak taksi yang lewat, tapi Nona hanya diam saja, Nona tak apa?" Wanita di depannya terlihat sedikit khawatir tapi Berlian menggeleng pelan sebagai jawaban.
"Hai, Daijoubu desu. Arigatou." Jawab Berlian, tak lupa senyum kecil ia selip kan. ||Iya, saya tidak apa apa. Terima kasih||
"Ah Yokatta." Ujar Wanita itu. ||Syukurlah||
Berlian tersenyum lalu menoleh saat taksi hendak melewati mereka, lengannya terangkat hingga menghentikan laju taksi tersenyum. Berlian menatap wanita di depan nya lalu tersenyum, wanita bermata sipit itu nampak cantik, mungkin usianya sekitar 30an.
"Ja, mata!" Seru Berlian dengan senyum manis. Ia melambaikan tangannya dari dalam taksi, dan di balas lambaian tangan wanita itu. ||Sampai Jumpa lagi||
"Ja, mata!" Balas wanita itu.
Taksi itu melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalan yang ramai. Netra terang itu menatap kagum negeri sakura ini, maniknya berbinar kala banyaknya orang yang berjalan jalan sore di trotoar.
Banyak kedai makanan dan aksesori, mungkin Berlian akan ke sana lagi nanti setelah beristirahat.
"Haaa.." Ia menghembuskan nafasnya lelah, punggung dan kepalanya bersandar dengan mata yang kian merapat.
"Ojisan, jika sudah sampai tolong bangunkan ya." Ucap Berlian sopan. ||Paman||
Netra terang itu mengerjap pelan, punggung nya tegak perlahan, menatap kearah luar jendela.
Kedua lengan kecilnya terangkat guna mengusap wajahnya, ia menghembuskan nafas pelan lalu mulai turun dari taksi. Kopernya sudah di luar rupanya. Berlian tersenyum saat supir taksi yang lebih tua darinya itu membungkuk sopan. Ia ikut membungkuk kecil sambil tersenyum, lalu menarik kedua koper nya menjauh.
Kepalanya berputar menatap sekitar, cukup ramai. Ia berdiri tepat di depan gerbang asrama nya, manik itu berbinar sambil tersenyum, kaki nya melangkah menuju gerbang besar itu, banyak remaja yang seumuran dengan nya di sana, berlalu lalang bersama teman mereka.
Berlian sudah memasuki area asrama itu, benar benar ramai, di sebelah asrama wanita ternyata asrama laki laki, hanya di sekat dengan dinding setinggi 2 meter.
Kini Berlian mulai melewati lorong lorong asrama yang cukup ramai, gadis gadis Jepang di sana cukup cantik, dan sopan, bahkan beberapa dari mereka menyapa Berlian atau sekedar senyum.
Tujuan Berlian sekarang adalah Ruang Kepala Asrama, ia terus mengikuti alur lorong hingga tersesat. Kepalanya berputar mencari tempat tujuannya, tapi nihil. Ia benar benar tersesat.
Berlian menghembuskan nafasnya pelan, matanya terpejam sejenak hingga sedikit di kejutkan oleh kedatangan seorang gadis Jepang.
Berlian menatap gadis berambut sebahu itu, ia membalas senyum, saat gadis di depan nya tersenyum.
Hiks.. Sebenernya niatan aku mau update nanti malam, tapi karena mau nugas jadi update sekarang.
Semangat teman teman, tetap patuhi PSBB ya. Jangan lupa jaga jarak, kaya aku sama Jungkook jauh hikss..