🍂|| Jealous ||🍂

1K 135 174
                                    

Lagi-lagi seperti ini, mereka sedang berada di ruangan yang sama namun tak ada suara satu sama lain selain suara alat memasak yang mereka pakai.

"Akh!"

Pekikan suara [Name] karena jari telunjuknya teriris pisau sontak membuat Amane yang masih mengaduk karinya pun langsung menoleh mendekati [Name] cemas dan menggenggam tangan [Name] yang terluka.

"Kamu baik baik saja?!Sakit? Sini kuobati!"Ucap Amane cemas namun [Name] malah menepis tangan Amane lalu menatap Amane nyalang.

"Aku bisa sendiri, jangan sentuh aku!"Bentak [Name] kesal seraya berjalan pergi meninggalkan Amane yang masih terdiam di tempat memandangi [Name] yang kini sudah membuka kotak P3K nya.

"Sebenci itukah kau dengan denganku hingga aku tidak membiarkanku menyentuhmu sedikit pun?"Gumam Amane dengan nada getir menahan buliran kristal di kedua manik matanya yang mendadak keluar memburamkan penglihatannya, Amane pun berbalik mengabaikan [Name] sembari mengaduk kari yang mulai mendidih.

♡~♥~♡

[Name] menggerutu beberapa kali di dalam hati dengan wajah dongkol karena bangun sedikit kesiangan dia sampai terpaksa berangkat sekolah dengan Amane pagi tadi dan tidak sempat membuat bekal makanan.

Beruntung Amane sudah membuat bekal makanan untuknya, hanya saja karena itu buatan Amane [Name] jadi tidak bernafsu makan.

"[Name]-chan, ayo kita makan siang di atap sekolah~♡"Ajak Aoi, [Name] menggeleng malas sembari tetap fokus pada ponselnya.

"Disana ada Tsukasa lho~❤"

Mendengar nama kembaran suaminya itu pun mood [Name] mendadak naik, gadis itu langsung berdiri mengambil bekal makanannya dan mengamit tangan Aoi.

"Kita pergi sekarang!"

Begitu sampai disana, [Name] mendapati teman-temannya tengah tertawa melihat Amane sedang berebut donat dengan Tsukasa sesaat kemudian Tsukasa menyadari kedatangan [Name] lalu tersenyum lebar sambil sedikit bergeser memberi tempat untuk [Name].

Amane mencoba tersenyum kearah [Name] berharap gadis itu mau duduk di sampingnya, nyatanya gadis itu lebih dulu memalingkan wajahnya tanpa ada niatan ingin membalas senyuman Amane itu.

Akhirnya [Name] pun duduk di tengah si kembar Yugi itu dan [Name] terlihat tidak peduli dengan kehadiran Amane melainkan tatapannya langsung terfokus pada Tsukasa yang sudah asyik mengajak [Name] mengobrol.

Ah, hati Amane sedikit terusik melihat gadis yang notabene nya adalah istrinya itu terlihat bisa tertawa lepas dengan kembarannya padahal biasanya jika gadis itu sedang bersamanya yang di tunjukkan oleh gadis itu hanya tatapan kebencian dan amarah tertahan tak pernah sedikit pun gadis ini mau tersenyum padanya apalagi tertawa.

Daripada suami, Amane lebih pantas di sebut seperti musuh bagi [Name].

"[Name]-chan kemarin aku habis beli game favoritmu itu lho! Huwaa grafiknya bagus sekali! Kau harus coba memainkannya!"Cerita Tsukasa antusias.

"Are?? Tsukasa-kun sudah membeli game itu?! Curang! Padahal kau sudah berjanji akan mengajakku membeli game itu bersama!!"Gerutu [Name] menggembungkan kedua pipinya, Tsukasa tertawa mencubit kedua pipi [Name] gemas.

"Kau ini kenapa kawaii sekali kalau sedang marah seperti ini~!"Komentar Tsukasa gemas lalu mengacak-acak rambut gadis itu yang dibalas dengan pukulan pelan pada pemuda itu.

Amane mencengkram kuat botol minum yang tengah di genggamnya sambil memalingkan wajahnya berusaha menahan rasa cemburu sekaligus kesal yang tengah bergejolak di dalam hatinya ini.

You Bury MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang