🍂|| Decision ||🍂

800 99 199
                                    

Sementara Yugi Amane tengah bercumbu mesra dengan Yashiro Nene di bukit, mari kita fokus pada kedua tokoh utama kali ini.

Duduk diam di meja makan, memainkan hidangannya. Suara dentingan alat makan memenuhi ruangan karena perbuatannya. Sang suami hanya dapat menggeleng pelan dan menghela napas melihat perilaku wanitanya.

Sejak dia sampai di apartemen itu, [Name] selalu bersikap demikian. Hanya termenung dan terlihat sedih. Tsukasa jadi khawatir dibuatnya.

"Apa kau tidak bahagia tinggal seatap denganku?" Celetuk Tsukasa dengan nada rendah nan menyedihkan.

Tersadar dari lamunannya, [Name] berdiri dari duduknya. Menghampiri Tsukasa yang berada di ruang tengah, duduk di samping pria tersebut.

"Tidak. Aku … hanya merasa sedikit tak enak badan." Jawab [Name] bersandar pada bahu Tsukasa.

"Benar?"

"Iya. Aku tidak akan membohongimu, Tsukasa-kun."

"Lalu, ada apa dengan matamu? Terlihat sembap."

Tsukasa menatap [Name] lekat-lekat. Sekarang, gadis itu terpojok. Ia tak dapat membantah pertanyaan-pertanyaan yang akan Tsukasa lontarkan.

"Apa kau mencintai Amane?"

[Name] menggeleng, lalu mengangguk.

"Jawab yang benar, [Name]!" Bentak Tsukasa.

"Mungkin, sedikit?" Jawabnya dengan nada bertanya.

"Jawab yang benar!" Ulang Tsukasa dengan penekanan pada tiap kata.

"I-iya. Aku mencintai Amane." Dengan volume kecil gadis itu berucap.

Iris Tsukasa membulat, ia menyunggingkan senyum yang cukup mengerikan. [Name] bergidik ketakutan, matanya berlinang air mata. Pria bermarga Yugi itu mengelus rambut [Name] lembut, lalu mencium keningnya.

"Tenang saja. Ini bukan salahmu. Ini salah Amane. Aku akan menyingkirkan kuman yang menjadi penghalang bagi hubungan kita." Bisiknya lembut, namun dapat membunuh [Name] kapan saja.

Bahu [Name] bergetar akibat menahan tangisnya. Tsukasa melepas pelukannya, kedua tangannya mengakup dagu [Name].

"Jangan menangis. Semuanya akan baik-baik saja, kok." Berusaha menenangkan, namun malah menambah besar tangisan [Name].

"Yosh, yosh, tenang saja."

Tsukasa kembali memeluk [Name], mengelus lembut surai gadis itu. Sementara [Name] melepas tangis takutnya di dalam dekapan Tsukasa.

Tak ada yang tahu rencana manis apa yang sedang Tsukasa rancang untuk kakak kembar tercintanya.

❤️❤️❤️

Hari ini adalah hari kelulusan, setelah serangkaian acara kelulusan kini tinggalah siswa kelas 3 sedang berfoto untuk terakhir kali atau bincang santai dengan teman-teman terdekat mereka.

"Yashiro!"

Gadis bersurai cream yang sedang berbincang dengan sahabatnya Aoi pun menoleh kearah Amane yang berlari kearahnya, Aoi pun berpamitan untuk pergi meninggalkan mereka berdua unuk menemui Akane.

"Akhirnya kita lulus ya Amane-kun!"Pekik gadis itu riang, Amane tersenyum mengangguk.

"Setelah ini kau mau lanjut kemana?"

Gadis itu menghela nafas nampaknya gadis itu masih bingung dengan tujuannya setelah ini mau kemana, Amane terkekeh memainkan kedua pipi gembil gadis itu gemas.

You Bury MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang