Ali jahat

3.9K 184 41
                                    

Illyana melangkah menuju gerbang sekolah saat sekolah sudah mulai sepi. Ia ingin menghindari Ali  untuk saat ini,rasa sakit dari ucapan Ali tadi masih terasa begitu nyata. Bahkan denyutan di dadanya belum hilang sama sekali padahal kejadian itu sudah beberapa jam yang lalu.

"Angkot mana ya" Illyana melirik ke kanan dan kiri mencoba menemukan kendaraan umum.

Merasa sudah jengah menunggu,Illyana memutuskan untuk berjalan saja sampai menemukan kendaraan yang akan mengantarkan nya pulang. Tidak mungkin terus terusan menunggu di saat langit mulai terlihat mendung seperti ini.

Baru beberapa langkah berjalan,Illyana tersentak kebelakang saat tas ranselnya di tarik begitu kencang. Berani sekali mengganggu ketenangan Illyana.

"Lo apa-apaan sih?" sentak Illyana dan hendak menendang kaki orang di depannya.

"Ayo gue anter pulang"

Satu kaki Illyana mengambang di udara karena terkejut melihat Ali lah yang tadi menarik tasnya. Mata Illyana mengerjap lucu ketika tangan kanan Ali menurunkan kaki nya yang masih mengudara.

"Kamu kok bisa disini?"

"Gak sengaja ngeliat lo"

Illyana mendesah kecewa,ia pikir Ali memang mengikutinya seperti di sinetron-sintron yang pernah ia tonton.

"Ayo buruan" Ali menarik Illyana menuju mobil honda jazz yang terparkir dekat halte.

Ali membukakan pintu bagian belakang untuk Illyana dan di balas tatapan bingung dari gadis itu.

"Kok aku di belakang?"

"Di depan ada Bunga,dia suka muntah kalau duduk di belakang"

"Aku jalan kaki aja deh" Illyana menutup kembali pintu mobil Ali.

"Gak usah manja,cuma duduk di belakang doang gak akan ngebuat lo mati kan?"

"Pacar kamu aku bukan kak Bunga,seharusnya kamu lebih ngutamain aku bukan dia!" pekik Illyana.

Ali mengepalkan kedua tangannya,mata tajam nya begitu menusuk hazel Illyana. Ali kembali membuka pintu mobil dan mendorong Illyana dengan kasar untuk masuk kedalam,ia sama sekali tidak memperdulikan rontaan yang Illyana lakukan.

"Masih untung loh Ali mau nganter lo pulang"

"Kak Bungak gak usah ikut campur" Illyana berteriak lantang dengan air mata yang bercucuran.

Bersama dengan teriakan Illyana,Ali memasuki mobil,ia sedikit melirik ke belakang sebelum menjalankan mobil menyusuri padatnya kota Jakarta. Suara tangis Illyana sama sekali tidak mengganggu konsetrasi Ali, ia bahkan sengaja menyetel musik ku menangis dengan volume yang begitu kuat.

"Ali kamu sengaja ya?" tanya Bunga dengan kekehan geli.

Kepala Ali mengangguk,
"Biar dia makin menghayati"

Bunga tidak dapat memahan lagi tawanya. Ia tertawa begitu kencang sambil sesekali melirik Illyana yang sudah terdiam kaku. Ternyata tangis nya sudah reda,mungkin efek sindiran Ali tadi.

"Udah sampai Nih" ucap Ali mengalihkan fokus Bunga.

"Makasih ya Li tumpangannya" ucap Bunga tulus.

Ali mengedipkan sebelah matanya.
"sama-sama cantik"

Bunga memberanikan diri mengelus pipi Ali. Senyum nya semakin lebar saat Ali memejakan mata menikmati elusannya,ia selalu merasa bahagia saat di dekat Ali. Walaupun kedekatan mereka baru terjalin dua minggu belakangan ini.

"Yaudah masuk gih"

Bunga mengangguk dan segera turun dari mobil,ia juga menyempatkan tersenyum sinis ke arah Illyana yang ternyata sedari tadi menatap nya dengan wajah menyedihkan.

"Bye Ali"

Ali mengangguk dan kembali menjalankan mobilnya menuju rumah Illyana. Tangan kiri Ali menyentuh pipinya yang tadi di elus oleh Bunga,tanpa sadar Ali tersenyum kecil,rasanya begitu bahagia.

"Kamu jahat banget sama aku kak" lirih Illyana.

"Jahat apanya?" tanya Ali tak paham.

Illyana menggeleng dan kembali menagis,rasanya begitu sakit melihat Ali tidak menolak elusan tangan Bunga tadi. Mereka terlihat seperti dua orang yang sedang di mabuk cinta,apa memang benar rasa Ali sudah bukan lagi miliknya?

"Kenapa kamu bisa bosan kak?"

Ali mengangkat bahu tak tahu.

"Padahal aku udah berusaha semaksimal mungkin buat jaga hati sama kamu,tapi kenapa kamu gak bisa jaga hati buat aku?"

"Apasih! Gue kan sama Bunga gak ada hubungan apa-apa,kalau soal rasa sama lo ya sekarang emang lagi abu-abu banget."

Illyana menghapus air matanya dan berusaha tersenyum walau hati masih menahan sakit. Jawaban Ali membuatnya perlahan sadar kalau tidak semua rasa bisa bertahan begitu lama,apalagi jika sudah menemukan perempuan lain.

Hanya butuh beberapa menit untuk sampai di rumah Illyana, dan sekarang mobil Ali sudah terparkir di depan pagar rumah gadis itu. Ali memainkan ponselnya sembari menunggu Illyana turun dari mobil. Tetapi hampir 5 enit Ali tidak merasa ada pergerakan dari Illyana,sehingga Ali harus menoleh ke belakang memastikan keadaannya.

"Kenapa belum turun?"

"Apa yang harus aku lakuin biar kamu gak bosen kak?"

Ali menghela nafas kesal. "Gaada"

"Kam--"

"Udahlah sana cepetan turun"

Suara dering ponsel Ali berbunyi cukup nyaring. Ali menatap layar ponsel nya dengan senyum kecil,ingin mengangkat tapi ia masih bersama Illyan. Ali tidak ingin Illyana semakin mengeluarkan banyak pertanyaan yang membuat otaknya bekerja untuk mencari alasan.

"Dari kak Bunga ya?" tanya Illyana terkekeh miris.

Ali tidak menjawab,ia memilih menyimpan ponselnya di kantong seragam sekolah. Ali semakin sinis menatap Illyana yang juga tak kunjung keluar dari mobil.

"Lo nunggu apasih? Kenapa gak keluar-keluar" Ali berteriak tepat di depan wajah Illyana.

"Jawaban kamu"

"Jawaban apa lagi?"

"Perasaan kamu sama kak Bunga"

Ali mengacak rambutnya frustasi dan menggeram kesal. Ali turun dari mobil dengan perasaan dongkol,ia mengitari mobil dan membuka kasar pintu mobil yang di tempati Illyana,menarik dan sedikit mendorong Illyana sampai masuk ke halaman rumahnya.

"Gue sayang sama Bunga,bahkan gue gak pernah sesayang ini waktu sama lo. Udah gue jawab kan? Sekarang gue mau pulang" Ali masuk kedalam mobil dan langsung menancap gas meninggalkan Illyana.

"Kak Ali jahat!"

Illyana menghentakkan kaki nya dengan tangis yang begitu pilu, Hari ini Ali berhasil menciptakan luka yang begitu menyata di hati.














bersambung....

Luka (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang