Bohong

2.9K 142 7
                                    

Mata Illyana terlihat begitu sembab karena terlalu lama menangisi perkataan Ali. Dari siang hari tadi sampai malam begini Illyana masih betah menelungkup di atas ranjang,seragam sekolahnya juga masih lengkap ia kenakan.

Cklek

"Kok masih pakai seragam sih Nak?"

Illyana menatap ke arah pintu dengan cengiran polos.
"Mager banget"

"Matanya kok sembab?" Sesil berjalan mendekati Illyana yang masih berbaring di ranjang.

"Baru nonton drakor,Ma" jawab Illyana berbohong.

"Yaampun kamu nih ya"

Illyana bangkit sambil melepaskan dasi yang sedari tadi melilit lehernya. Ia menatap ke arah Sesil yang masih terlihat kurang puas dengan jawaban yang tadi di lontarkan. Tangan Illyana tergerak mencopot sepatu dan kaos kaki nya,rasa takuut ketahuan berbohong mendera Illyana.

"Gara-gara Ali ya?"

"Enggak,kata siapa?"

"Itu Ali ada di depan pintu"

Refleks Illyana menjatuhkan sepatunya ketika mendapati Ali memang berdiri di depan pintu kamarnya. Mau apa laki-laki itu datang kesini?

"Mau ngapain?" tanya Illyana ketus.

Sesil menepuk pelan pipi Illyana lalu mempersilahkan Ali masuk. Sesil memilih turun kebawah tanpa mau ikut campur dengan urusan anak muda seperti mereka.

"Mau ngapain?" tanya Illyana lagi.

Ali mencolek dagu lancip milik Illyana.
"Sok jual mahal banget"

Illyana mencibir kesal.

"Kok belum ganti baju?" Ali ikut duduk di samping kekasihnya.

"Ini juga mau ganti baju,sana keluar"

Tangan Ali tergerak menangkup kedua pipi Illyana agar gadis itu mau menatap ke arahnya, setelah berhasil Ali langsung mengecup lembut ujung hidung Illyana.

"Lo marah karena gue bilang bosan sama lo?"

Illyana menggeleng.

"Terus?"

"Apanya?"

Ali menghela nafas kasar dan melepas kedua tangannya dari pipi Illyana. Ali juga tidak paham kenapa ia bisa merasa bosan dengan gadis yang ada di sampingnya ini,padahal dulu hubungan mereka begitu harmonis dan romantis.

"Gue sama Bunga gak ada hubungan apa-apa, tapi gue sayang banget sama dia dan gue nyaman waktu dia ada di deket gue."

"Sejak kapan?"

"Sejak kita sering ngehabisin waktu saat kerja kelompok"

Illyana mengangguk. Ia beranjak dari duduk nya dengan perasaan yang tak menentu,ini semua terlalu sulit untuk di terima. Illyana memilih berdiri di balkon dengan kepala menatap sendu pada bintang-bintang di langit,berulang kali ia juga menghela nafas guna menghilangkan rasa sesak yang kian berkecamuk.

"Sorry,tapi gue emang lagi ngerasain itu sekarang"

Tubuh Illyana tersentak kaget saat Ali berbisik di telinganya. Hembusan hangat nafas Ali begitu terasa,Illyana jadi gugup ketika mengetahui Ali berada tepat di balik punggung nya. Illyana kembali tersentak saat Ali memeluk dari belakang,bahkan ia meletakkan kepalanya di antara ceruk leher Illyana.

"Tadi Bunda nyariin,besok main kerumah mau?"

"Boleh"

"Gue pulang ya"

Dahi Illyana mengerut.
"Udah gitu doang?"

"Tugas gue numpuk banget di rumah" ucap Ali sembari melepas dekapannya.

"Ayo aku anter kebawah"

Ali menggeleng cepat, "Gak usah,lo mandi aja"

Walau pun berat Illyana tetap menganggung menyetujui,lagi pula ia memang harus mandi karena tubuhnya benar-benar sudah sangat lengket.

"Hati-hati ya kak"

"Oke"

Ali langsung berlalu keluar dari kamar Illyana. Di ruang tamu ia berpapasan dengan Sesil yang hendak naik ke lantai atas, Ali berusaha tersenyum manis walau sedikit canggung.

"Mau pulang Li?" tanya Sesil ramah.

"Iya tante" Ali menyalami Sesil dengan gugup.

"Hati-Hati loh bawa mobilnya"

Ali menganggung singkat dan setelahnya ia benar-benar pergi dari rumah Illyana. Tujuannya bukan kerumah,ia ada janji dengan Bunga di kafe dekat sekolahan. Soal tugas menumpuk yang tadi di katakanya pada Illyana hanyalah bualan saja,tidak ada tugas apapun di rumah.

Mata Ali menyisiri lahan parkiran yang kosong agar mobilnya bisa di letak disana. Ali tersenyum kecil saat mendapati lahan kosong dekat pintu kafe,tanpa menunggu lagi Ali langsung memarkirkan mobilnya disana.

Sambil bersiul ria Ali keluar dari mobil dan melangkah masuk kedalam kafe yang tidak terlalu banyak pengunjung. Ali mencari letak posisi duduk Bunga dengan mata yang memicing.

"Ali aku disini" Bunga melambaikan tangannya ke arah Ali.

Senyum Ali mengembang,ia berjalan cepat menghampiri Bunga yang duduk di meja pojok dekat akuarium.

"Maaf ya lama"

Bunga mengangguk mengerti.

"Kamu cantik banget" ucap Ali setelah duduk di hadapan Bunga.

"Emang aku cantik,buktinya kamu kepincut" Bunga menjulurkan lidahnya ke arah Ali.

Tawa Ali keluar begitu saja mendengar ucapan Bunga. Ia menjawail pelan hidung Bunga lalu mengelus juga pipi putih nya. Bunga benar-benar sangat menggemaskan malam ini,pesonanya semakin membuat Ali tidak ingin berpaling ke arah manapun.

"Gimana sama Illyana?" tanya Bunga di sela aktivitas makannya.

"Ya gak gimana-mana, aku bilang aja udah bosen sama dia"

Bunga terkekeh,
"Emang beneran udah bosen?"

"Iya Bunga sayang" jawab Ali dengan gemas.

Ali pindah ke sisi kanan Bunga,ia meletakkan tangannya di pinggang ramping milik Bunga. Rasa nyaman benar-benar Ali rasakan,rasanya hampir sama saat berdekatan dengan Illyana tapi ini lebih dahsyat.

"Mau dong satu suap"

Bunga menyodorkan potongan daging ke dalam mulut Ali sambil tersenyum manis.

"Kamu jangan deket-deket Li, nanti jatuh cinta kan bahaya"

"Dikit lagi deh ini kayaknya,sekarang aja udah nyaman banget"

Ali dan Bunga sama-sama tertawa sampai beberapa pengunjung memperhatikan mereka. Ali seakan lupa dengan statusnya yang masih kekasih Illyana,bahkan tadi ia tega berbohong hanya untuk bertemu dengan Bunga. Ia memang bosan pada Illyana,tapi untuk melepaskan gadis itu sama sekali belum terpikir di otaknya.

Malam ini Ali hanya ingin mengabadikan setiap momen bersama Bunga,rasanya begitu bahagia bisa duduk dan saling melempar candaan seperti ini. Urusan perasaannya untuk Illyana ia kesampingkan dulu,karena rasa bosan itu sama sekali belum hilang,entah sampai kapan.
















Bersambung...

Luka (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang