O2ONE - 2

819 157 2
                                    

"Ayo cabut sekarang." Ajak Sunghoon yang sudah duduk manis di jok motor milik Nicholas.

"Bentar, ini lagi asik nih." Tolak Jay yang masih fokus dengan game nya. Begitu juga Nicholas.

"Tck, Euijoo lagi-"

Kalimat Sunghoon dipotong oleh Nicholas yang kesal. "Ah siapa si yang nelpon? Kalah kan gue." Gerutu Nicholas.

"Siapa?"

"Woi, temen lu kalah ni."

"Anjir." Nicholas langsung memutuskan sambungan teleponnya dan beranjak ke gerbang belakang sekolah. Tapi langkah Nicholas ditahan oleh Sunghoon. "Mau kemana lo?"

"Jake dalam bahaya. Lo kalo mau cabut duluan, cabut aja."

"Kok bisa?!"

"Tck, cabut duluan aja." Nada Nicholas terdengar sinis.

Tak ingin kalah, Sunghoon meninggikan nadanya, "Euijoo juga lagi dalam bahaya!"

Mendengar ada keributan, Jay menghentikan gamenya. Ia melihat Nicholas dan Sunghoon di depannya yang sedang beradu mata. "Ada apaan ini?" Tanyanya yang masih bingung.

"Yaudah kalo gitu lo sama Jay ngurusin Euijoo. Gua ngurusin Jake, nanti gua bawa Jake ke rumah Euijoo." Ujar Nicholas.

"Jake berantem lagi? Anjir ya ni anak. Lo gabisa sendirian Nichol, gua ikut sama lo. Sunghoon, lo duluan aja pake motor gue, lo bisa naik motor matic 'kan?"

Sunghoon masih sedikit geram. Lagian kenapa sih temennya yang satu itu sering banget nyusahin mereka? Berantem dengan anak sekelasnya diam-diam. Padahal udah diperingati Jay minggu kemarin. Bahkan pertemanan mereka hampir saja hancur gara-gara masalah itu.

Tanpa Sunghoon sadari, Jay dan Nicholas sudah pergi dari sana menggunakan motor milik Nicholas. Sekarang Sunghoon berdiri layaknya orang linglung di pinggir jalan raya sambil memegang kunci motor Jay. Tak ingin berpikir lama, Sunghoon langsung mengendarai motor vespa matic hitam itu.

📍

O

2

📍

Setelah 20 menit berkendara, akhirnya Sunghoon sampai di dekat lapangan yang berada di perumahan Euijoo. Harusnya tadi ia dan Euijoo berjanjian di sini, tetapi sayangnya Euijoo sudah mematikan sambungan teleponnya sebelum Sunghoon menyelesaikan kalimatnya.

"Ssst."

Sunghoon menengok ke arah sumber suara. Seseorang memanggilnya dengan pelan entah dari mana, tapi Sunghoon yakin masih di sekitaran sini.

"Sunghoon!"

Sunghoon melihat Euijoo yang sedang berjongkok di samping kirinya yang tidak begitu jauh sambil memegang helm nya. Dengan segera, Sunghoon menghampiri Euijoo sambil membawa motor Jay. Ingat, ini motor milik Jay. Kata ibu Sunghoon, barang milik orang lain harus dijaga.

"Gue nunggu lo lama banget gila."

"Tadi ada cek-cok dikit sama Nicholas."

Euijo yang mendengarnya mengernyit heran. Jarang-jarang Sunghoon beradu pendapat sama Nicholas, biasanya mereka selalu kompak. "Loh, kenapa?"

"Jake berulah lagi, Nicholas pengen ke sana tapi gue tahan soalnya lo lagi dalam bahaya juga. Ya, tapi percuma. Jay malah ngikut Nicholas."

Euijoo bungkam. Hanya Sunghoon lah yang mengerti perasaan dia sekarang.

Kedua orang tua Euijoo akhir-akhir ini sedang berada dalam masalah. Mereka melampiaskan semuanya ke anak tunggalnya sendiri tanpa mereka sadari. Iya, termasuk barang pecah tadi. Itu adalah vas bunga yang ayah Euijoo lemparkan kepadanya. Untungnya Euijoo tidak kena.

Euijoo baru bercerita tentang ini ke Sunghoon saja. Bukannya ia tidak percaya dengan yang lainnya, hanya saja ia tidak ingin Jay, Nicholas dan Jake khawatir berlebihan kepadanya. Apalagi Jay, dia paling bawel kalau temannya sedang dilanda masalah. Ujung-ujungnya dia sakit karena lebih mementingkan orang lain.

Bahkan dua hari yang lalu, Euijoo menumpang tidur seharian di rumah Sunghoon karena tidak tahan dengan suasana rumahnya.

"Gue minta maaf udah ngerepotin lo." Ujar Euijoo.

Sunghoon menepuk pundak Euijoo cukup keras. "Gausah minta maaf. Lo sama sekali gak ngerepotin. Udah yuk mendingan ke rumah gue. Nanti anak-anak nyusul."

"Tapi 'kan ortu lo lumayan galak. Gue bahkan takut ke sana lagi. Mendingan lo ikut gue. Gue tau basecamp kita yang baru!"

O2 ZONE | ilandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang