Prolog

36 5 0
                                    

"Apa alasanmu lakuin ini ke aku? Apa kamu ga bisa sedikit aja hargai aku sebagai cewekmu?"

"Mau di hargai berapa Lo? Seribu? Dua ribu? Haha. Lo udah ga gue butuhin makanya gue buang Lo, gue udah nemuin yang lebih dari lo yang tentunya lebih seksi dari lo"

"Apa kamu yakin dia baik buat kamu? Kenapa kamu tega lakuin ini sama aku?"

"Mau dia baik atau ga buat gue itu bukan urusan Lo lagi. Lebih baik sekarang Lo pergi dari hadapan gue. Gue muak liat lo"

"Brengsek Lo Tae. Setelah apa yang udah gue lakuin buat Lo, dengan seenak jidat Lo buang gue? Fine!!! Selamat tinggal"
"Dan satu lagi, gue cinta Lo sampe mati"

Ingatan itu kini selalu menghantui otaknya, seakan tinggal ingin sedikit saja pergi dari otaknya.

Seorang namja tampan sedang duduk di sebelah pusara kekasihnya yang dulu ia sia-siakan, sebut saja namja itu Taehyung.

Namja yang kini telah menyesal dengan perbuatannya yang telah di lakukannya dulu kepada kekasihnya. Sangat menyesal sampai ingin ikut bersama kekasihnya.

Hanya karena 'dia' Taehyung harus merelakan hubungannya dan kekasihnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Apakah cinta memandang fisik?
Perlukah cinta mempunyai paras menawan?
Haruskah menjadi sempurna supaya mendapatkan cinta?
Atau itu hanya sebuah obsesi?

Yang ku tahu, cinta akan ada jika dua insan Tuhan di persatukan dan memiliki rasa untuk saling melengkapi, melindungi, dan membahagiakan satu sama lain, bukan untuk saling menuntut sebuah kesempurnaan.

Jangan pernah samakan cinta dengan obsesi. Obsesi sungguh mengerikan.

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang