5. info

7.1K 546 1
                                    


Ia sudah sampai di pekarangan rumah Gibran -sahabatnya, Tadi ia memang menghubungi sahabat-sahabatnya untuk berkumpul dirumah Gibran, sekalian ada yang mau ia infokan.

Setelah dipersilahkan masuk oleh pembantu rumah ia langsung keatas dimana para sahabat yang memang sudah sampai duluan.

"Woy, udah kek mainnya. Gue baru nyampe bukannya disambut," Aldrich berdecak, ketika melihat kedua sahabatnya yang malah asik bermain game tanpa menghiraukan kehadirannya.

Sontak Gibran dan Raynald menghentikan dari game online diponselnya menatap bingung Aldrich.

"Cih, sambut emng lo siapa mesti banget disambut," Gibran mengangguk setuju dengan ucapan Raynald.

"Gue mau ngomong serius," Kali ini Aldrich mengubah raut wajahnya menjadi sedikit serius.

Hening, tidak ada jawaban kedua sahabatnya masih fakus pada permainannya.

"WOY BANGSAT DENGERIN GUE," Aldrich kesal juga karena tak dihiraukan, ia lantas melempar keduanya dengan bantal.

Otomatis hp yang dipegang keduanya terjatuh di karpet karna memang posisinya duduk di sofa.

"Ck, yaudah apaan?" Tanya Gibran pada akhirnya, menatap malas sahabatnya itu.

Aldrich menatap keduanya serius, menghela nafas, kemudian berujar "Gue mau nikah, di jodohkan."

Aldrich menatap keduanya. Ia melihat Raynald menaikan sebelah alisnya, dan Gibran melihatnya dengan muka beloon sambil memakan cemilan.

"Ya terus?" Tanya Raynald.

"Emang kenapa?" Kali ini Gibran ikut bertanya.

"Masalahnya apa?" Tanya Raynald lagi. "Tinggal terima, aja ribet" lanjutnya.

"Hooh," Gibran menjawab setuju sambil menganggukkan kepalanya. "Kan enak," Lanjutnya.

Aldrich menaikan sebelah alisnya mendengar ucapan ambigu nya Gibran.

"Dapet jatah," Lanjut Raynald.

"Tiap hari," lanjut Gibran lagi, dengan menganggukkan kepalanya.

"Kapanpun,"

"Dan dimanapun." Lanjut Gibran lagi dengan menjentikkan jari sambil tersenyum merekah.

Keduanya tertawa melihat wajah kusut sahabatnya itu.

"Goblok, nyesel banget gue cerita sama lu bedua," Aldrich melempar keduanya dengan kripik yang lagi mereka makan.

"Eh si aldi kemana," Tanya Aldrich, setelah seperdetik hening.

Keduanya mengangkat bahu tanda tak tau.
"Paling basket sama anak kompleknya"

Aldrich menggukan kepalanya.

"Eh tapi serius lo dijodohin sama siapa?" Tanya Raynald kali ini menunjukkan rasa penasarannya yang tak dibuat-buat.

"Anak kosan yang deket rumah gue" Jawab Aldrich. "Dia tu deket sama nyokap gue, gak tau dah ampe bisa deket begitu,"

"Terus gimana sama si vina," Gibran menyinggung salah satu sahabat ceweknya yang sudah bersahabat dengan mereka dari jaman SMA.

"Ya gak gimana gimana,"

"Ck, gue tau lo pasti nyadar kalo dia suka sama lo,"

"Hm, ntar gue omongin kasih tau juga kalo gue mau nikah." Aldrich memang sudah berniat memberitahu Vina nanti.

"Tapi gue gak yakin tu cewek sebaik yang nyokap bilang,"

"Gak yakin gimana maksud lo," Tanya Raynald.

PLANO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang