Setelah makan malam bersama keluarganya Deanova langsung memasuki kamar, rasa letih karena seharian bekerja membuatnya ingin segera beristirahat namun rasa kantuk tak juga merayunya. Ranjang berukuran king dengan seprei berwarna creame itu berhasil ia buat berantakan bak diterjang tsunami besar, berbagai posisi tidur tak juga berhasil membuatnya terlelap. Semua karena gadis mirip Aira yang ia temui siang tadi di kantor. Beberapa hari ia berhasil mengenyahkan pikiran tentang gadis manja itu dengan pekerjaan menggunung yang tak ada habisnya, namun semua kacau sejak tadi siang.
Dalam posisi tubuh tengkurap ia raih bantal lalu menutup erat wajahnya. Entah berapa lama detak jarum jam tak juga menyeretnya ke dalam alam mimpi. Kesal, Deanova melempar bantal yang menutup wajahnya seraya duduk melihat jarum jam yang berhenti tepat diangka 11. Ia beranjak dari ranjang lalu berganti dengan celana belel dan t-shirt polo berwarna putih, setelah mengikat rambut gondrongnya Deanova meraih jaket kulit berwarna hitam dan kunci mobil yang tergeletak di atas nakas.
Mobil mewah model jeep berwarna hitam itu berhenti tepat di depan sebuah nigh club. Deanova berdiam sejenak di dalam mobilnya sembari mengeja tulisan Okzone Nigh Club. Untuk pertama kali dirinya menjejakkan kaki di nigh club setelah tiga tahun berlalu. Menyakinkan diri agar tidak terjerumus lagi dalam dunia malam, tujuannya datang ke night club ini hanya ingin menemui David sahabat satu-satunya yang ia miliki.
Hingar-bingar lampu sorot warna-warni menyapu wajah tampannya disertai alunan musik DJ menyambut riang langkah Deanova memasuki night club tersebut, menyisiri wanita-wanita penjajah seks komersial yang menghalangi langkahnya, dengan santai ia duduk di kursi depan bartender yang sedang meramu minuman untuk pelanggan.
"Tuan mau pesan ..." tanya Toni dengan mulut mengangah, kalimatnya menggantung saat mengenali wajah pria di hadapannya. Toni hampir tidak mengenali sahabat bosnya itu karena penampilannya yang jauh berbeda. Sorot mata coklat tembaga itu terlihat tenang namun begitu mengintimidasi dan membekukan pada lawan bicaranya.
"Aku ingin bertemu dengan David?" ucap Deanova dengan suara keras hingga menyadarkan Toni yang masih mematung di tempatnya.
"Bos sedang menyapa pelanggan, Tuan," balas Toni lalu memanggil rekannya untuk memberitahu kedatangan sahabat bos mereka.
Deanova mengangkat tangan menolak tawaran minuman dari Toni, ia jentikan ujung-ujung jemari di atas meja panjang mengikuti irama musik. Sorot lampu remang-remang memindai wajah-wajah pengunjung yang terlihat sangat menikmati hiburan namun berbeda dengan Deanova, ada rasa aneh bergelayar di sudut hatinya tatkala suara musik keras memenuhi indera pendengarannya. Wanita-wanita dengan pakaian super seksi bahkan nyaris telanjang mulai naik ke dance floor lalu menari-nari dengan sensual pada sebuah tiang, para penjajah wanita itu mulai bergerilya menjamah tubuh para penari dengan penuh gairah.
Tubuh Deanova mulai merasa gerah merasakan sensasi yang sudah lama ia pendam bahkan sudah terlupakan, rasa menyesal menjalar di benaknya karena telah mendatangi tempat maksiat ini lagi.
"Deanova! Ternyata Loe masih hidup." Suara serak khas sahabatnya menghentikan gerakan Deanova yang sudah beranjak dari kursi.
"Apa kabar Bro?" ujar David sembari memeluk tubuh Deanova dengan erat.
"Loe bisa lihat sendiri gue masih hidup dan baik-baik aja," balas Deanova sembari membalas pelukan sahabatnya itu dengan menepuk-nepuk bahunya.
David merangkul bahu Deanova, menggiringnya ke arah sofa di sudut yang agak menjauh dari dance floorfloor. David sungguh merindukan sahabatnya yang telah menghilang selama 3 tahun tersebut.
"Loe makin ok aja, tinggal di mana loe? Nggak mungkin kan kita berada dalam 1 kota tapi nggak pernah ketemu? Apalagi ini tempat favorit loe," ucap David dengan wajah sumringah lalu Toni datang mengantarkan 2 botol vodca, minuman favorit Deanova dan David lalu bergegas pergi, David menuangkan dua gelas vodca lalu menyodorkan ke arah Deanova.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredictable Love
Roman d'amourLOVE SERIES #3 Rate 18+ Blurb Bagaimana jika seorang modeling cantik, muda, dan famous jatuh cinta pada pria tampan berwajah blasteran Indonesia - Turki mantan narapidana percobaan pembunuhan pada kekasih mantan pacarnya. Gadis bernama Aira itu tak...