12- Konsekuensi

1.6K 244 11
                                    

Sesampainya di kampus, Jisung melihat Chan lagi sedang duduk didekat taman kampus.

"Chan hyung, kau menunggu...Hyunjin lagi?" tanya Jisung mendekati Chan yang agak terkejut

"Iya, dia belum pulang?"

"Seharusnya sudah karna setauku Hyunjin tidak pernah mendapat kelas tambahan"

Chan mengangguk pelan "Terimakasih ya" katanya sebelum berlari ke mobil sama seperti kemarin. Jisung dibuat penasaran ada apa sebetulnya.

Chan sampai di kondominium dengan cepat, semenjak Jisung mengatakan Hyunjin jika seharusnya bocah itu sudah pulang. Ini yang Chan takutkan, ucapan Mark yang kemarin. Mata kuning Chan sempat melihat ada mobil yang sama, yaitu mobil yang mengatar Hyunjin kembali ke kondo. Chan yakin itu milik Mark, ia tak perlu waktu untuk berpikir dan langsung melesat naik ke atas tangga dengan berlari.

Jantungnya berdegup dengan kencang, ia belum siap untuk apa yang akan terjadi. Ia juga tidak ingin telat untuk menerima hal buruk yang akan terjadi.

Namun ketika sampai didekat kamar Hyunjin. Chan dibuat mematung melihat Mark mencium kening Hyunjin sebelum hendak berpamitan pulang. Hati Chan hancur melihat senyum Hyunjin yang tulus disaat Mark mengatakan 3 kata cinta pada Hyunjin. Sekelebat bayangan mengingatkannya betapa manisnya Hyunjin saat dia mengatakan jika dia menyukai Chan.

"Aku menyukaimu Chan..sangat"

Chan takkan pernah lupa moment itu, disaat perasaannya dibalas. Seandainya begitu tapi Chan mulai menyadari jika cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

Bahkan ucapan suka itu kini berganti menjadi milik Mark yang juga tersenyum, nafas Chan memburu menahan rasa sakit yang mulai menyerang hati kecilnya.

"Hati-hati Mark, aku juga mencintai mu"

Sakit ketika mendengarnya, jadi Hyunjin hanya memanfaatkanya selama ini?

Langkah Chan mendekat disaat Hyunjin menyadari ada kehadirannya. Chan menarik lengan Hyunjin, "Apa yang kau lakukan?!" Hyunjin berteriak kaget

"Kenapa kau melakukannya, aku sudah bilang aku yang menjemputmu tapi kau pulang dengannya" Chan menunjuk Mark yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi

"Lalu kenapa? Mark itu alphaku"

Chan melepas cengkramannya dari lengan Hyunjin dengan wajah tidak percaya. "Sejak kapan"

"Aku tanya sejak kapan" Chan bertanya dengan nada keras

"Kau tidak perlu tau!" bentak Hyunjin ingin menangis, menunjuk wajah Chan, semua yang Chan punya hilang ketika ia berdiri disini, harga diri, air matanya mengering bahkan ia kehilangan rasa "Satu lagi, Aku pulang dengan siapa itu hakku, aku tidak peduli seberapa dekat kau dengan pamanku. Itu tidak akan mempengaruhi apa yang seharusnya menjadi hakku"

"Tapi kau milikku" Chan balik membentak tidak peduli jika Mark mencoba melangkah mendekat untuk memisahkannya

Hyunjin sempat terdiam mendengarnya tapi ia langsung meninju Chan dengan keras, mematahkan semangat, harapan dan segalanya yang pernah Chan pikirkan untuk Hyunjin. Tangan Chan bergetar menyetuh pipinya yang terasa sakit bahkan Hyunjin menatapnya dengan benci.

"Aku hanya minta satu Hyunjin" Chan berkata dengan lirih

"Permintaanmu itu gila, kau egois! Kau tidak bisa melarangku untuk menjalin hubungan dengan alpha lain. Dan aku bukanlah milikmu. Kau dan aku tidak ada hubungan, dan jangan pernah berharap atas ketidaksadaranku! Mengerti"

Hyunjin menangis setelahnya, ia menarik tangan Mark untuk segera pergi dari sana meninggalkan Chan seorang diri di lorong kamar Hyunjin.

Ditengah-tengah ramainya jalan kota, Chan satu-satunya orang yang berjalan sendirian dengan murung. Awan yang tengah mendung itu seperti mendukung jalan hidupnya yang kini menatap air dibawah jembatan yang pasti punya banyak tumbal.

Chan ingin jadi salah satunya. Lagipula ia tidak punya siapapun disini, tidak ada yang peduli. Menangis hanya membuang air mata. Tidak ada yang menjualnya ketika habis, Hyunjin juga tidak akan kembali, bahkan dia pasti tidak akan peduli meski dia tahu Chan hanya meninggalkan nama.

"Hei!! Kau gila ya!" teriak seseorang dari kejauhan

Chan tidak peduli meski ia mendengar teriakan itu untuknya. Pemuda itu menarik lengan Chan kuat-kuat agar kembali kearah berlawanan. Ketika melihat siapa yang melakukan hal nekat,  pemuda itu kaget  "Chan hyung?!"

Chan melepas tangan mantan kekasihnya itu dengan kasar, dan kembali pada jalan yang telah ia putuskan "Jangan! Jangan bunuh diri!" Pekiknya menarik lengan Chan lagi

Chan masih tak peduli hingga merasa terganggu, "Minggir!" iapun mendorong pemuda yang pernah membuatnya terluka itu hingga terjatuh dan mengenai besi jembatan

"A-aduh"

Chan menoleh, melihat lelaki itu terjatuh karna ia mendorong terlalu keras. Chan menghampirinya "Minho, aku minta maaf"

"Aku baik-baik saja, tapi jangan lakukan itu Chan hyung"

Chan memandang air dibawah jembatan itu lagi bahkan dari ketinggian yang tidak mampu ia ukur dalam sekejap mata, ia melihat bayangan keluarganya yang tersenyum di air. Chan merasa bersalah melakukan dosa bahkan ketika melihat Minho yang menatapnya prihatin.

Chan menyadari dirinya memang bodoh disaat hubungan badan ia malah menganggap ucapan Hyunjin itu adalah perasaan sungguhan. Bodohnya dia berharap akan menjadi nyata, ia kecewa. Kehadiran Hyunjin yang ia kira karna ikatan batin, kini Chan tahu bahwa itu hanyalah sebuah pelampiasan. Hyunjin hanya akan datang padanya diasaat dia mengalami siklus heat. Chan bahkan tak sadar akan hal itu sebelumnya, ia rela memberikan tubuhnya untuk Hyunjin. Sekarang ia menyesal merasakan semuanya telah pergi.

Chan sudah lama tidak ingin membuka hati untuk siapapun, tapi karna Hyunjin ia rela membukanya berharap Hyunjin adalah pilihan terakhir untuknya. Namun ia salah karna Hyunjin sukses membuat rasa kecewanya bertambah lagi.

"Kalau aku tahu Chan menyukaimu, aku tidak akan menjadikanmu omegaku" Mark protes dengan frustasi ketika Hyunjin mengajaknya ke taman yang sepi

"Kenapa kau harus menyalahkan dirimu sendiri? Aku bahagia" Hyunjin bangkit berdiri, setelah lima belas menit menangis dan merenung tanpa menjawab ribuan pertanyaan dari Mark tentang hubungannya dan Chan

"Tapi aku tidak Hyunjin, ada hati temanku yang sakit dengan hubungan kita"

"Aku menolak jika kau mau menghakhirinya" Hyunjin tiba-tiba ikut protes membuat Mark menyesal tau sifat Hyunjin menjadi egois

"Dengar, jika kau bilang pada Chan dia egois, maka kau sama saja. Jangan begitu Hyunjin, jangan sepelekan hal yang tidak pernah kau lirik. Bangchan itu temanku, aku tidak mau dia terluka" Mark menyentuh kepalanya pusing

"Apa kau hanya memikirkan temanmu? Kau tidak memikirkan jika aku sama terlukanya dengan keputusanmu"

Mark dibuat bimbang, ia bahkan tidak tahu jika Chan menyukai Hyunjin. Bahkan alpha itu tidak bercerita ketika mereka bertemu kemarin. Apa Chan sengaja membuatnya dikelilingi dosa?

Mark mungkin memang menyayangi Hyunjin, tapi dalam konsep ini. Mark sama sekali tidak tahu ada apa dibalik Chan dan Hyunjin sebelumnya, kenapa Chan tiba-tiba mengakui jika Hyunjin miliknya. Ia kenal Chan dengan baik temannya itu tidak pernah berbohong apalagi Mark tahu pasti jika Chan pernah terluka karna omega.

Seharusnya Mark tidak menawari untuk berkencan dengan Hyunjin ketika pemuda berstatus omega itu sama-sama mendapatkan jam kosong karna dosen mereka sama-sama berhalangan hadir. Mark juga menyesal karna telah membuat Hyunjin menjadi kekasihnya walaupun begitu tetap saja ia tidak punya hak atas Hyunjin karna ia mungkin memang tidak ditakdirkan dengan Hyunjin.

Note
Thankie to readers cerita abal" ini dapet 1k viewers

See ya 👋

My Escape |chanjin|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang