02- Dia Lagi?!

3.3K 418 10
                                    

"Huee hiks jangan diam! Cepat pergi bodoh! Ibuu hiks..."

Jisung memberhentikan memotong bawang didapur, ia membawa pisau ke arah ruang tamu yang tak jauh dari tempatnya memasak. Ia berancang-ancang untuk ikut memotong kepala Hyunjin tapi lihat sekarang pemuda 21 tahun itu menangis sungguhan seperti bocah "Bisa tidak berhenti menangis? Aku..aku lelah Hyunjin-ah" sungut Jisung

"Diamlah! Aku yang menangis apa urusanmu? Kau urus dapurmu saja" tak peduli dengan Jisung, Hyunjin memajukan tubuhnya yang duduk bersila diatas karpet agar dekat dengan tv

Jisung cemberut dalam diam, sambil kembali ke dapur "Bagaimana caraku memasak jika kau hanya duduk diam didepan tv sedangkan aku. Aku memasak susah dengan lelah hayati nabati dan hewani untuk mu! Untuk kita"

Disela-sela Jisung marah, Hyunjin menoleh dengan kesal karna acara menontonnya terganggu.

"Ck! Iya-iya aku akan membantumu."

Jisung tersenyum jahat dibelakang Hyunjin ketika omega yang selalu mengaku-ngaku seorang alpha itu mulai berjalan ke dapur lebih dulu.

"Ku dengar, kau akan bekerja di pabrik susu perah pamanmu?" tanya Jisung iseng

"Lalu?"

"Woah! Kau akan dapat susu gratis, bolehkah aku dapatkan secara gratis juga?" pertanyaan Jisung dan pukulan kasar pada bahu Hyunjin memang membuat geram.

Tak!

"Aish! Kenapa kau memukulku? Aku ini kan calon dokter, kalau kepalaku benjol lalu diamputasi bagaimana?!" tanya Jisung dengan tidak santai yang langsung mendapat tatapan datar dari Hyunjin

"Hei kepalamu itu cuma kena sendok kayu bukan besi berkarat yang bisa menyebabkan tetanus!"

"Tetap saja, kau memukulnya dengan tenaga. Kalau kau memukul kepala dibagian otak kecil atau ubun-ubun dengan sendok kayu apalagi dengan tenaga keras seperti itu. Kemungkinan kepalaku bisa bocor, memangnya kau punya uang untuk membawaku kerumah sakit kota, kalau aku—"

"Jisung! Aku pusing, sepertinya kau harus cepat-cepat menemukan matemu. Aku lelah super lelah karna kau be-ri-sik!"

Jisung cemberut lagi, Hyunjin tidak berpikir dia sama saja. Jisung mulai bersidekap dada "Lihatlah dirimu sebelum mengatakan hal itu padaku. Bukankah kau omega yang juga belum mating? Umurmu berapa?"

"21" jawab Hyunjin pendek, tak lupa memeluk sendok kayu tadi

"Dan kau...?" tanya Jisung panjang sengaja menggantungnya

"Belum heat" jawab Hyunjin lagi dengan pelan

"Makanya cari mate mu!"

Hyunjin meremas sendok kayu didekapannya, merasa kesal dengan ucapan Jisung. Tapi tak bisa dipungkiri, ia pun merasa kesepian. Menjadi alpha bohongan hanyalah cuma-cuma.

"Wah bagaimana kau berhasil menjualnya?"

Chan baru saja kembali dari mengirim susu perah berbotol kaca itu ke sebuah pabrik lain bersama teman-temannya.

"Ah iya paman, tadi aku langsung dapat pembeli yang mau memesan susu lebih banyak" katanya dengan kekehan

"Bagus kalau begitu. Bagaimana kalau nanti buat brosur?" tanya Paman Jinyoung

"Oh baik, aku akan membuatnya"

"Kau memang bisa diandalkan"

Hyunjin membeku sebelum pikiran mengambil alih tubuhnya untuk bersembunyi dibalik dinding. Alpha bodoh itu ada disini?! Untuk apa? Kenapa dia akrab dengan paman Hyunjin yang bahkan pamannya sendiri?

"Keponakanku akan ikut bekerja, jadi kau dan dia akan jadi satu tim. Oh iya, aku akan agak sibuk, jadi untuk hari kedepan kau bisa tolong ajarkan dia ya. Dia hanya tau menekan tombol mainan di handphone saja"

Chan terkekeh mendengarnya sambil mengangguk tak merasa keberatan sama sekali. Mungkin iya setelah ia tahu siapa keponakan paman Jinyoung ini.

"Paman! Paman! Kenapa dia ada disini? Apa dia ikut bekerja juga?" tanya Hyunjin hampir seperti menyergap pamannya dan sukses ia membuat pamannya itu kaget

"Eh? Kau datang darimana?" tanya sang paman

"Dari pintu doraemon, ahh maksudku aku tadi mendengar pembicaraanmu. Dengar ya paman, dia itu dulu alpha yang..bagaimana mengatakannya ya" Hyunjin menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal. Sepertinya ia punya kutu kegugupan saat ini. Pasalnya ia mengatakan hal yang tidak benar adanya.

"Yaa? Kau ingin bilang apa?" tanya pamannya melembut

"Aku...ish pokoknya aku tidak mau satu tim dengannya. Dia itu lembek paman. A-aku tidak suka, aku ingin yang cekatan, dan juga enak dipandang. Kalau dia, tidak enak dipandang" ucapnya dengan gelengan sembari merengek

"Kau ini omega yang pemilih. Dia itu alpha sudah pasti masuk katagorimu. Sudahlah paman tidak punya waktu untuk membagi-bagi tim lagi. Tidak cukup orang" sahut pamannya sembari pergi dengan gelengan

"Aigoo paman!" rengek Hyunjin dengan hentakan kaki sebal

Hyunjin kini duduk ditumpukan jerami tepat disebelahnya sambil mengusakkan kakinya sebal dengan bibir manyun. Pamannya, Jisung sama saja. Sama-sama menyebalkan. Tapi sekarang hal yang harus ia kerjakan lebih menyebalkan, haruskah ia menunggu dan menemani sapi-sapi didepannya makan rumput? Tidak berguna.

"Hei tukang jerami, urus sapi-sapimu. Jangan lupa bersihkan kotorannya" suruh seseorang

Hyunjin mendongak melihat siapa yang berani menyuruhnya. Ohh ternyata ini. Iniiii! Si alpha kurang ajar. Bangchan rupanya. Melihat wajahnya yang sok tampan itu ingin sekali Hyunjin mencabik-cabik wajahnya. Ia pun bangkit berdiri dan menghampiri pria itu yang tak jauh berdiri darinya.

"Hei kurang ajar, kau siapa berani memerintahku hah?!" tanya Hyunjin dengan mata melotot, Chan hanya menatapnya dengan tampang bertanya

"Jangan pandang aku, aku perlu jawaban bodoh"

"Apa yang harus ku jawab?"

"Kau ini memang minta di pukul ya?!"

Namun baru saja hendak memberi pukulan murka nan keras, tangannya yang sedang melayang diudara terhenti dan langsung mendarat di bahu Chan dengan apik "Hyunjin paman menitip pabrik dan sapi-sapi ya. Ingat, jangan bertengkar dengannya. Kau itu sudah dewasa" pesan sang paman membuat Hyunjin dan Chan menoleh secara bersamaan

"I-iya paman, kita tidak bertengkar kan?" tanya Hyunjin seduktif, apa memang sengaja atau hanya pura-pura tapi sukses membuat Chan salah tingkah apalagi usapan pada bagian dada dan bahu nya tapi Hyunjin tidak menyadari hal itu

"Singkirkan tanganmu, tanganmu bau dan penuh kuman" Chan menepis tangan Hyunjin yang hinggap didepan dadanya lalu pergi

Hyunjin menatap kepergian Bangchan dengan pandangan dendam. Kenapa ada alpha menyebalkan seperti dia sih?! Hyunjin menatap kedua telapak tangannya. Apa dia bilang tadi? Penuh kuman? Bau? Hyunjin mengendus telapak tangannya, tidak ada yang bau tapi, tapi.. aargh Alpha brengsek itu memang perlu diberi pelajaran.




See ya 👋

My Escape |chanjin|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang