21. Mencoba

5.7K 363 98
                                    


🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


"Kalian berdua duduk!" Rindi bersuara dengan keras. Dapat dirinya rasakan bahwa Gilfa ketakutan melihat sikapnya yang satu ini.

"Mommy kenapa marah?" Gilfa memberanikan diri untuk bertanya walaupun ada rasa takut.

Wajah Rindi yang marah sama persis ketika Gara marah juga. Kayaknya Gara banyak menuruni sikap maupun sifat dari Rindi. Mereka berdua tak ada bedanya. Namun, yang menjadi pertanyaan nya juga, kenapa Gara merasa ketakutan?

"Mommy marah karena ulah suami mu itu, Gilfa! Dan Mommy kecewa sama kamu!"

Jleb. Gilfa menatap tak percaya ke arah mertuanya. Kecewa dalam hal apa? Setahu Gilfa, Gilfa tidak membuat ulah hingga membuat Rindi merasa kecewa.

"Mom..."

"Diem kamu, Gara!"

"Mommy kecewa sama kamu Gilfa. Kenapa gak bilang sama Mommy?"

"Mommy kayak gak guna lho jadi ibunya Gara. Semua didikkan yang Mommy kasih ke Gara tuh kayak gak ada gunanya. Anak Mommy sendiri, Gara... dia perlakuin istrinya kayak gitu? Kamu kenapa gak pernah jujur sama sikap Gara selama ini?"

Gilfa menunduk dalam. Ia tak berani menatap mata tajam milik Rindi. Kenapa juga mertuanya bisa mengetahui masalah itu? Gilfa takut ada di posisi sekarang. Tak berani melawan dan menimpal perkataan mertuanya.

"Mommy salah banget ternyata selama ini. Mommy kira rumah tangga kalian tuh berjalan baik, walaupun Gara terpaksa."

"Mommy bener-bener kecewa sama kalian berdua. Dan kamu Gara! Kamu seharusnya menjadi dewasa ketika sudah menjadi kepala keluarga, itu yang Mommy pernah bilang dulu 'kan? Kamu sakiti hati Gilfa, berarti kamu sekarang lagi sakiti hati Mommy!"

"Mom Gara... Gara bisa ubah semuanya. Maaf kalau Gara belum jadi dewasa..."

"Mommy gak yakin kamu berubah. Gak yakin juga kamu bakal dewasa. Kamu tuh pasti kelayapan terus 'kan? Kumpul sama geng mu itu. Apa kamu gak pernah dengerin semua nasihat yang Mommy kasih?"

"Selain gak menghargai istrinya, kamu juga gak menghargai Mommy yang sebagai ibu kandung kamu sendiri," lanjutnya penuh penekanan.

Sakit. Gara tak terima semua perkataan Mommy-nya. Kenapa jadi seperti ini? Semuanya karena kesalahan dirinya. Gara benar-benar pengecut dan tidak bisa diandalkan.

"Mom... jangan kayak gitu lah. Maafin Gara... Gara salah, Mom."

"Maaf-maaf terus  yang kamu bilang. Muak tahu gak perempuan dikasih kata maaf terus! Cobain dong sama kamu, perasaan perempuan yang kamu sakiti. Atau... kamu coba rasa gimana perasaan Mommy ketika Papi sakiti hati Mommy? Sakit gak? Sakit lah masa enggak!" desisnya dengan tatapan nyalang.

Nyali Gara menciut ketika berhadapan dengan singa betina satu ini. Dari tatapan tajam Mommy-nya membuat Gara tak bisa berkutik apapun. Dan juga... harga dirinya seperti direndahkan dihadapan Gilfa. Gara malu sekaligus kesal.

"Mom udah. Semuanya bisa kita bicarakan baik-baik. Di sini juga bukan Gara doang yang salah, Gilfa juga salah. Gilfa gak pernah ngertiin kemauan Gara kayak apa, Gilfa salah juga Mom."

"Enggak, kamu gak salah! Yang salah tuh anak itu tuh, gak tahu anak siapa!"

Gara mendesah kecewa. Mommy-nya ini apa-apaan? Tidak menganggap dirinya anak dihadapan menantunya. "Mom jangan gitu lah!"

GALARA [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang