46. Janji

6.3K 250 45
                                    

🏁Kasih saran jika ada salah
🏁Jejaknya sangat dibutuhkan
🏁HAPPY READING 🖤

🏍️🏍️🏍️


Bugh

"Anjing mati lo!"

Bugh

Bugh

Gara berdecak melihat respon Nathan yang hanya diam walau terkena pukulannya terus-menerus.

"Gara-gara lo teman gue mati! Lo harus rasain gimana rasanya ada di posisi si Leon, dan gue bakal siksa lo tanpa ampun sekalipun."

Mendengar suara itu. Nathan hanya mampu terkekeh mengejek ke arah Gara. Ini yang di nanti-nanti oleh Nathan. Melihat ketua Rosas Negras yang kalap dengan emosi.

"Haha... silahkan siksa gue sepuas lo. Gue gak peduli mati juga, asalkan dendam gue sama geng lo itu udah selesai," ucapnya di tambah kekehan. "Gimana rasanya kehilangan satu anggota?"

Bugh

"Cara lo sampah! Lo gunain orang lain buat jadiin balas dendam. Lo pengecut anjing!!!"

Bugh

Pukulan demi pukulan terus Gara layangkan. Sampai-sampai wajah Nathan pun penuh dengan darah.

Emosi Gara benar-benar luar biasa. Dalam sekejap ia bisa membuat Nathan kelimpungan. Gara benar-benar ingin menghabiskan Nathan. Perasaannya sakit ketika mengingat momen dirinya dan Leon, Gara seperti tidak punya tujuan hidup lagi ketika melihat jenazah Leon di makamkan kala itu.

Dengan cara membalas lagi perbuatan Nathan, adalah satu cara agar Leon tenang di atas sana. Walaupun Leon sangat menyayangkan perbuatannya.

"GARA STOP!" teriak Dewa ketika sampai di daerah dekat basecamp Cobra.

Anggota lain pun ikut menghampiri. Jiwa dan Dewa memegang kedua bahu Gara, membawa tubuh ringkih itu ke belakang.

"Lo udah gila? Gak kayak gini, Ga, caranya!"

Napas Gara masih terengah-engah. Matanya menatap tubuh Nathan yang sudah tak berdaya lagi. Mungkin saja lelaki itu sudah merenggut kan nyawanya.

"Jangan kekanakan bisa gak sih?! Lo bikin masalah akibatnya nanti ke kita juga. Leon bakalan sedih lihat lo kayak gini. Coba dong jadi dewasa sedikit aja, Ga," ujar Dewa menggebu-gebu.

"Dewa bener. Gue gak mau sampai ada yang terluka lagi kalau cara lo kayak gini. Tindakan lo sama aja ngorbanin anggota Rosas Negras. Lo mau anggota lain kena dampaknya juga?" sambung Jiwa.

"Lo emosi boleh tapi jangan keterlaluan, Ga."

"Gimana gak emosi? Temen gue mati gara-gara dia! Gue gak ikhlas."

"Gue tahu. Tapi pikirin lagi buat ke depannya, cara lo juga terbilang gak guna, Ga. Percuma lo jadi ketua kalau sifat sama sikap lo masih kayak anak-anak."

"Kenapa lo bawa-bawa pangkat? Oke fine, gue emang gak guna, gue brengsek, gue semaunya. Dan gue gak pantas jadi ketua. Gue beban buat kalian," katanya. "Dan lo," tunjuk nya pada Dewa.

"Gantiin gue sebagai ketua. Pimpin Rosas Negras agar lebih baik lagi. Karena percuma kalau gue yang mimpin anggota bakalan tersakiti terus."

Dewa dan Juki menggelengkan kepalanya. Anggota lain yang menyaksikan pun menatap tak percaya.

"Ga-"

Suara sirine polisi terdengar menuju arah basecamp Cobra. Dan benar saja beberapa pria berbadan tegap berjalan menghampiri kerumunan.

GALARA [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang