🚫Mengandung bawang🌋
Dengarkan lah aku, cerita hatiku, cerita tentang seorang yeoja yang berhasil mencuri hatiku saat pertama kali melihat senyumannya.
Biar kuceritakan, betapa aku sangat mencintai yeoja yang murah senyum itu, hingga akhirnya...
Aku sedang menyeruput teh manis favoritku. Lalu akupun melihat sekeliling rumahku. Rumah yang sederhana, rumah yang hanya aku tempati dengan istriku. Kim Jennie.
Aku melihat sebuah album foto. Aku tersenyum lalu mengambilnya. Aku tiup beberapa debu yang mengotorinya. Entah sejak kapan aku tidak membukanya.
Aku membuka lembar awal. Yang kulihat hanyalah wajah Jennie.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku sangat ingat itu adalah saat aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya.
***
Suasana kampus sangat ribut. Seorang yeoja sedang mengambil potret burung merpati yang sedang beterbangan di angkasa sana. Langitnya cerah, bagaimana mungkin dia melewatkan momen ini?
"Chongah!"
Dia menoleh. Melihat temannya sedang berlari terengah-engah.
"Kau kenapa Lisa-yaa? Seperti dikejar hantu saja" ucapnya santai.
"Ini lebih dari hantu! Kau ingat? Kita belum mengumpulkan tugas pemotretan kita? Ssaem itu menagihnya!"
"Mwo? Jinjja? Eottokeh?" ucapnya terkejut.
"Oleh karna itu. Kukira dia sudah melupakannya"
"Tapi apa yang harus kita potret? Di Seoul ini hanya ada gedung yang sudah tak asing lagi"
Mereka nampak berfikir. Tak lama kemudian, Lisa menyadari sesuatu.
"Ahh iya!" ucapnya.
"Iya apa?"
"Chaeyoung -ahh, kau ingat kata Seulgi beberapa hari yang lalu?" tanya Lisa.
Rosé berfikir. "Ahhh... Dia bilang dia mengungkapkan perasaannya pada Irene di Haeundae, lalu menciumnya dibawah langit senja"
Takk
"Bukan soal ciumannya bodoh, tapi soal Pantai dibawah langit senja. Bagaimana menurutmu?"
Rosé berfikir. "Majja, Kita ke Busan!" final Chaeyoung.
Mereka memakai kereta api listrik untuk pergi ke Busan. Dan sesampainya disana mereka menyewa mobil untuk kendaraan dan rumah untuk bermalam.
Mereka sampai pada malam hari hingga membuat mereka menunda pemotretan hingga besok pagi.
Keesokan paginya, mereka menyantap sarapan paginya lalu mencari sport foto untuk mereka jadikan tugas.
"Kita mulai dari mana?" tanya Rosé.
"Bagaimana jika dari the Cultur village di Busan?" usul Lisa.
"Ahh nee. Aku tau. Namanya Gamcheon culture village" ucap Rosé.
"No, Gamchaeon Culture Village" ucap Lisa.
Dan Rosé memilih mengemasi kameranya untuk dia bawa berkeliling Busan.
"Tempat itu hanya berjarak beberapa meter dari tempat kita. Apa perlu membawa mobil?" tanya Rosé.
"Sepertinya tidak. Kita bisa berkeliling disana. Menikmati suasana yang indah dengan berjalan kaki." ucap Lisa.
Merekapun segera pergi ke tempat itu. Rosé melihat berbagai tempat yang cukup indah disana.
Dia mulai memotret beberapa tempat, hingga lensa kameranya terfokuskan ke suatu objek yang sangat menarik baginya.
Dia melihat seorang yeoja berambut hitam pekat. Matanya tajam seperti kucing, dan pipinya seperti mandu.
Dia tersenyum lalu menekan tombol potretnya beberapa kali hingga dia mendapatkan foto yeoja itu.
Rosé tersenyum puas melihat hasil jepretannya. Dia akan memasukkan salah satu gambar ini.
Rosé melihat kembali Yeoja itu. Ternyata dia juga sedang menatapnya. Dia tersenyum lalu melambaikan tangannya. Rosé melihat sekeliling dan hanya ada dirinya.
Rosé menunjuk dirinya sendiri dan yeoja itu mengangguk. Maka dengan senang hati dia melambaikan tangannya pada Yeoja imut itu. Setelah itu yeoja yang belum Rosé kenal itu pergi bersama Teman-temannya.
Rosé tersenyum menatap punggung yeoja itu yang sudah hilang termakan jarak. Lalu diapun tersadarkan saat ada yang menepuk pundaknya.
"Yak, kukira siapa"
"Hehehe. Bagaimana? Kau sudah memiliki foto yang indah belum?" tanya Lisa.
"Aku yakin tugasku yang terbaik. Aku mendapatkan ciptaan tuhan yang paling indah" ucap Rosé.
Lisa mengernyit.
"Kau sehat?" tanya Lisa memegang kening Rosé.
"Yak! Lepaskan!"
"Aku hanya khawatir jika kau sakit. Tiba-tiba seperti ini."
"Aku tidak sakit. Hanya jatuh cinta" ucap Rosé tersenyum menatap hasil jepretannya.
"Park Chaeyoung? Jatuh cinta? Really? Ppfff"
Lisa tertawa saat Rosé mengatakan dia jatuh cinta. Rosé terlanjur sebal dan meniup poni Lisa hingga acak-acakan.
"Yak!"
Rosé berlari menghindari Lisa. Mereka tak sadar jika dari tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka.