"Bohong!"
"Hey nona, kita baru berkenalan beberapa menit yang lalu dan kau sudah mengataiku bohong?" tanya Ella.
"Tidak ada kata 'Kita' diantara kau dan aku. Dan kau bertanya kenapa? Dengar nona, aku tahu betul dengan gelang ini karna aku sendiri yang membuatnya. Dan kau bilang apa tadi? Membeli di karnaval? Bahkan namamu saja tidak ada huruf J nya."
Ella bungkam. Dia kalah berargumen dengan Rosé.
"Jujurlah, darimana kau dapatkan gelang ini?"
Ella menunduk. "Sebenarnya aku menemukannya. Gelang ini sangat bagus karna berwarna hitam dan pink. Jadi aku mebawanya." ucap Ella.
"Kau menemukannya dimna?"
"Di depan toko bunga itu" ucap Ella menunjuk toko Jennie yang sudah ditutup.
"Bisa aku mendapatkannya kembali? Kumohon"
Ella menyembunyikan gelang itu. "Shireo"
"Biar kubeli. Kau mau uang berapa banyak? Katakan, tapi berikan aku gelang itu"
"Kenapa kau sangat menginginkan gelang ini?" tanya Ella.
"Karna itu milik orang yang kucintai. Aku terpisah dengannya sejak dua tahun yang lalu. Kumohon, hanya itu yang bisa membuatku bertemu dengannya"
Ella terdiam lalu membuka gelang itu dari tangannya.
"Aku pernah merasakan apa yang kau rasakan nona. Ambillah, perjuangkan cintamu" ucap Ella menyerahkan gelang itu.
"Seriously?"
Ella mengangguk.
"Kamsahabnida Ella-ssi"
Ella mengangguk. "Aku pulang dulu" Setelah Ella pergi, Rosé kembali ke kantornya.
"Kau darimana Chaeng?" tanya Lisa.
"Mencari cintaku yang hilang" ucap R6ose.
"Seperti judul Film" gumam Lisa.
***
Aku sedang sarapan. Hanya ada dentingan sendok dan garpu yang menemaniku. Setelah itu aku mencuci piring lalu menyiram tanaman.
Jennie akan marah jika tanaman ini mati.
"Selamat pagi"
Aku mendongkak melihat seorang namja dihadapanku.
"Ada yang bisa aku bantu?"
"Apa anda Roseanne Park? Fotografer paling handal di busan itu?" tanyanya.
Aku mengernyit. Dia mengenalku? Aku mengangguk.
Kulihat dia menghela nafasnya lega. "Senang bisa bertemu dengan anda."
"Ada yang bisa kubantu?"
"Ada. Aku banyak mendengar cerita tentangmu. Dan tentang kisah cintamu. Bisa aku mengulasnya sebagai proyek akhir semesterku?"
"Kenapa harus aku?"
"Karna aku mengagumimu. Dan juga karya-karyamu. Apalagi foto istrimu"
Aku mengangguk. "Eu... Perkenalkan, namaku Kim Jong in." ucapnya membungkuk.
Aku mengangguk. "Kapan kau mau mulai?" tanyaku.
"Secepatnya. Hari inipun tidak apa-apa"
Aku mengangguk. "Masuklah"
Aku membuatkannya teh manis. Dia tersenyum dan berterima kasih.
"Darimana kita memulai?" tanyaku.
"Dari anda mulai memperjuangkan istrimu saja" ucap Jong In.
Aku mengangguk.
***
Saat itu, Rosé sudah sekitar 3 bulan berada di Busan. Tapi dia belum juga bisa menemukan Jennie.
Rosé mulai menyerah. Apa Jennie sudah tidak mengingatnya lagi? Atau Jennie tidak mau mengenalnya hingga membuang gelang darinya.
Rosé memandang langit senja dihadapannya. Laut terbentang luas itu membuat dia tenang. Angin sejuk menerpa wajahnya bersamaan dengan aroma parfum seseorang yang dia kenal.
Jantungnya berdetak kencang. Dia mencari Jennie. Dia tahu ini adalah Jennie. Ini Jennie.
Dia mengedarkan pandangannya dan melihat Jennie disana. Sedang duduk sendirian.
Rosé bangkit dan mendekatinya. Dia sangat mengenali Jennie. Dari debaran yang dia terima di jantungnya.
"Jendeuki..."
Yeoja itu melihatnya lalu terdiam. "R-Rosie?"
Rosé tersenyum lalu memeluk Jennie dengan penuh kebahagiaan. Akhirnya dia menemukan belahan jiwanya.
"Akhirnya aku menemukanmu" ucap Rosé lirih.
Rosé melepaskan pelukannya melihat Jennie. "Kau sedang apa disini Rosie?" tanya Jennie.
"Aku sedang mencarimu. Pemilik gelang ini" ucap Rosé memperlihat kan gelang di tangannya.
"Tapi... Bagaimana mungkin? Aku sudah..."
"Sudah kubilang jaga ini baik-baik eonnie"
"Bagaimana kau menemukannya?"
"Kekuatan cinta yang membuatku kembali menemukanmu. Untuk sekarang dan seterusnya, jangan pernah menghilang lagi."
"Maafkan aku Rosie."
"Wae? Kau sudah dilamar orang lain?" tanya Rosé.
"Bukan begitu"
"Lalu? Aku mencintaimu eonnie"
"Jangan mencintaiku Rosie. Kumohon" ucap Jennie.
"Lalu kenapa?"
"Aku tidak bisa mendampingimu."
"Kenapa?"
Jennie menutup matanya lalu darah segar mengalir dari hidungnya. Rosé panik lalu tak lama kemudian Jennie pingsan.
"Eonnie! Ireona!" ucap Rosé menepuk pipi Jennie.
Rosé mengusap darah Jennie yang keluar dari hidungnya dengan bajunya. Dia tidak peduli jika bajunya akan kotor.
Nangis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jennie
Fiksi Penggemar🚫Mengandung bawang🌋 Dengarkan lah aku, cerita hatiku, cerita tentang seorang yeoja yang berhasil mencuri hatiku saat pertama kali melihat senyumannya. Biar kuceritakan, betapa aku sangat mencintai yeoja yang murah senyum itu, hingga akhirnya...