4.Gelang

1K 149 5
                                    

Aku berbaring diatas ranjang. Melihat ke samping. Kulihat Jennie sedang tersenyum padaku. Aku membalas senyumnya.

"Hey."

"Hey" jawabku tersenyum menyentuh pipinya yang dingin. "Bogosipda"

Dia menggenggam tanganku. "Nado bogoshipeuyo"

"Besok bertemu lagi ya?"

"Mianhae"

Aku menghela nafas. Mengusap rambut halusnya yang sangat aku sukai wanginya.

"Selamat malam" aku mengecup bibirnya. Hanya rasa dingin yang aku rasakan.

Aku membuka mataku. Dan tak ada siapapun dihadapanku. Aku menatap langit -langit yang berwarna putih.

"Kapan kita bisa bertemu? Aku merindukanmu" gumamku pelan. Aku merasakan hatiku sakit dan itu merambat ke mataku yang berair. Namun Jennie akan marah jika tahu aku menangis.

Aku mengusap mataku lalu membuka laci, dan melihat sebuah gelang disana. "Tidak, aku tidak menangis. Maaf jika kau harus menunggu lama" ucapku lalu mencium gelang itu.

***

Ini adalah hari terakhir Rosé di Busan. Rosé menghela nafas. Rasanya berat sekali meninggalkan tempat ini.

Rosé pergi menuju stasiun. Dengan Lisa disampingnya. "Astaga, aku sangat tak mau pulang" ucap Rosé.

"Yak, kau harus pulang, kau harus kuliah" ucap Lisa.

Rosé melangkahkan kakinya menuju kereta api yang terbuka.

"Rosie..."

Rose berbalik. "Jendeuki?"

"Kau akan pulang?" tanyanya.

Rosé mengangguk. Jennie memberikan setangkai bunga mawar di tangannya. "Ini untukmu. Sebagai tanda perpisahan, terima kasih sudah mau berteman denganku" ucapnya.

Rosé mengambil bunga yang sudah dibersihkan durinya itu. Rosé menghirup bunga itu. Lalu dia merogoh sakunya dan ada gelang disana. Tadinya dia akan memberikannya pada gadis yang dia taksir di sekolah untuk hari Valentine. Tapi tidak, dia lebih mencintai Jennie.

"Dan ini," Rose memakaikan gelang berinisial 'J' itu di tangan Jennie. "Ini sebagai tanda pertemuan kita lain waktu. Jika aku melihat orang yang memakai gelang ini. Berarti dia adalah Kau. Gadis yang ku taksir, aku membuatnya khusus untuk orang istimewa. Oleh karna itu Eonnie simpan baik-baik eoh?"

Jennie mengangguk lalu memeluk Rosé. Rosé sedikit terkejut. Namun tak lama, dia langsung membalas pelukannya.

"Yak! Kita bisa ketinggalan jika harus menunggumu Chipmunk!!" teriak Lisa dari dalam sana.

Terpaksa Rosé melepaskan pelukan itu. "Aku akan kembali untuk mencari pemilik gelang ini eoh? Jaga dengan baik" ucap Rosé lalu pergi menaiki kereta.

Kereta pun berjalan dan Rosé melembaikan tangannya pada Jennie. Begitupun dengan Jennie.

Hari berikutnya, Mereka kembali menjalankan kehidupan masing-masing. Namun tidak dengan Rosé. Perasaannya pada Jennie semakin menjadi-jadi. Akhirnya, dia memutuskan membuka kantor fotografinya di Busan setelah kelulusannya dua tahun kemudian.

Tindakan awalnya adalah mengunjungi tempat dia menemukan Jennie dulu. Namun sayang, toko bunga Jennie sudah tutup satu tahun yang lalu. Itu membuat Rosé gusar.

Dia melihat seseorang yang bersepeda disekitar sana. Dia melihat pergelangan tangannya ada sebuah gelang. Ya, dia sangat hafal gelang itu. Karna dia yang membuatnya sendiri.

Rosé mendekatinya.

"Anyeonghaseyo" sapanya.

Yeoja itu berbalik. "Nee? Ada yang bisa aku bantu nona?"

"Bisa kita bicara?" Yeoja itu mengangguk.

"Namaku Rosie" lanjutnya.

"Hai Rosie" Rose mengernyit. Apa Jennie sudah lupa dengan nama panggilannya?

"Kau... Kim Jennie?" yeoja itu menggeleng.

"Namaku Kwon Ella. Ada yang bisa aku bantu?"

Rosé menggeleng. "Kau bukan Jennie? Lalu Jennie dimana?"

"Entahlah, aku tidak tahu"

"Jangan berbohong nona. Coba jawab, darimana kau dapatkan gelang ini?"

Yeoja itu gelagapan. "A-aku mendapatkannya dari karnaval minggu lalu"

To be continued

Dear JennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang