Aku terbangun dari mimpi burukku. Mimpi yang sudah 1 tahun ini selalu menghantuiku.
Mimpi kecelakaan itu. Kecelakaan yang merenggut nyawa Ibu.
Nafasku terengah-engah. Diriku lalu mengusap semua peluh yang ada di dahiku.
Air mataku kembali turun.
Kenapa? Kenapa selalu bermimpi buruk? Kenapa untuk tidur nyenyak aja sangat susah?
Jika ingin jujur, aku sudah ikhlas dengan kematian Ibu. Sangat ikhlas.
Tapi, kenapa kecelakaan itu selalu menghantui? Apakah diriku trauma dengan hal itu?
Aku sendiri tidak tau.
Diriku lalu keluar dari kamar menuju dapur. Suasana rumah ini sangatlah sepi pada pukul 3 pagi.
Rumah yang sangat besar dan hanya berisi 2 orang.
Ah iya...
Aku sudah menikah.
Menikah dengan dia, si penabrak dan penyebab kecelakaan.
Daren namanya.
Jika kalian bertanya bagaimana hubunganku dengan dia, hubungan kami.. tidak seperti suami istri pada umumnya.
Aku dan Daren sangat jarang berbicara satu sama lain. Bahkan, kami juga jarang saling bertemu.
Daren seperti sibuk dengan dunianya sendiri tanpa harus repot-repot untuk menjalin komunikasi denganku.
Setidaknya, ada satu waktu dimana aku dan dia bertatap muka untuk setiap hari
Yaitu, saat sarapan di pagi hari.
Sudah menjadi kebiasaan sejak baru menikah, aku akan memasak dan menyajikannya sarapan, kemudian, aku dan Daren akan makan bersama.
Iya. Hanya makan bersama tanpa obrolan apapun. Terkadang, aku yang memulai percakapan dan bisa kalian tebak, dia tidak menjawab atau membalas percakapanku sama sekali.
Aku tidak tau sudah termenung berapa lama di meja makan sampai mendengar suara pintu terbuka dari kamarnya.
Aku menoleh.
Daren keluar dari kamarnya dengan wajah khas baru bangun tidur.
Aku tersenyum melihatnya lalu bertanya kepadanya.
"Kenapa kebangun?" Tanyaku lembut.
Dia hanya melihatku sekilas, kemudian berjalan melewatiku menuju dispenser.
Setelesai minum, dia kembali masuk ke dalam kamarnya dan berlalu begitu saja, menghiraukan diriku yang masih terdiam di dapur.
Kalian lihat? Bagaimana cara dia bersikap terhadapku seperti menunjukkan bahwa akulah yang menjadi dalang dari kecelakaan itu.
Dia mendiamiku selama ini. Menghiraukan aku yang sebagai istrinya di rumah ini.
Kami bahkan tidak tidur sekamar.
Perlu kalian ketahui, alasan mengapa kecelakaan itu terjadi karena Daren mabuk sampai menabrak aku dan Ibu yang ada sedang berjalan puskesmas terdekat.
Kecelakaan di minggu pagi dengan hujan deras.
Sedikit aku tau, Daren baru saja pulang dari bar dalam keadaan mabuk dan tidak bisa mengendalikan mobilnya.
Ibu meninggal di tempat sementara aku terpental beberapa meter hingga tanganku patah.
Kenapa Daren tidak masuk penjara? Awalnya, aku ingin sekali menjebloskannya ke dalam penjara. Walaupun aku ikhlas dengan kematian Ibuku, tapi rasa sakit dan juga kehilangan pasti membekas di hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident ✔️
Fiksi PenggemarPernikahan yang tidak didasari cinta, hanya dilaksanakan karena sebuah pertanggung jawaban. Akankah pernikahan tersebut bertahan? Atau.. Akan ada skenario lainnya yang tidak diduga? Who knows? Mari kita tanyakan kepada Daren dan Janisa. 🔞