Sepasang biru kobalt itu membola. Menunjukkan rasa terkejut ketika melihat sesuatu dalam lokernya. Sesuatu yang terlihat asing. Setangkai mawar merah tanpa duri.
Ini pertama kalinya seseorang berhasil membobol loker dan menaruh setangkai bunga di dalamnya. Sebelumnya memang ada beberapa surat cinta yang terselip di sela-sela loker. Mengingat setiap loker mempunyai password masing-masing untuk bisa membukanya dan hanya diketahui oleh pemilik loker itu sendiri serta pihak sekolah saja.
Tak bisa dipungkiri, akhir-akhir ini Chuuya sering mendapat sesuatu yang menurutnya sampah. Bahkan terkadang ada coklat atau kado yang sengaja ditaruh di kolong meja tempat ia duduk.
Setangkai mawar merah itu diraih dan dihirup perlahan. Wangi segar yang merebak terasa begitu memabukkan. Kalau dipikir-pikir dalam bahasa bunga, mawar merah tanpa duri berarti cinta pandangan pertama.
Rona merah tipis langsung menjalar di pipi chubby seputih pualam. Mengingatkan Chuuya pada sosok cinta pandangan pertamanya.
Entah siapa pun pengirimnya, kali ini Chuuya tidak akan langsung membuangnya ke tempat sampah. Ia perlu memastikan suatu hal.
***
"Selamat pagi, Chibi." Dazai menyapa hangat ketika Chuuya tiba di tempat duduknya. Tepat berada di depan tempat duduk Dazai.
"Pagi." gadis itu menjawab singkat. Tangannya menyeret kursi kemudian mendudukinya. Ia tidak berniat menolehkan wajah ke belakang. Membuat Dazai merasa kecewa karena tidak bisa melihat wajahnya.
Walau Chuuya telah memperingatkan dirinya untuk tidak memikirkan siapakah sosok pengirim mawar, nyatanya selama perjalanan menuju kelas ia terus memikirkannya. Sampai ia duduk di bangku dan tidak sadar Dazai sudah berada di sampingnya.
"Kau terlihat sedang berpikir. Memikirkan sesuatu?" celetuk Dazai. Lelaki perban itu sudah menyeret kursi miliknya dan menempatkannya di samping kursi Chuuya.
Ekspresi bingung tergambar jelas di wajah gadis yang tengah memikirkan sesuatu. Dazai terkekeh melihatnya.
"Kau mendapat sesuatu dari fansboy-mu lagi?"
"Y-Ya, tapi tidak seperti biasanya."
"Sebuah bunga?" Dazai menebak dan cukup membuat Chuuya terkejut. Darimana ia bisa tahu?
Chuuya mengangguk saja, "tadinya mau kubuang, tapi--"
"Jangan!" Dazai menyela sebelum Chuuya merampungkan kalimatnya, membuat alis gadis itu terangkat.
"Apanya yang jangan?"
"Jangan membuangnya. Kau tidak tahu bagaimana rasanya kalau si pengirim tahu, bunga pemberiannya justru dibuang? Pasti akan sangat sedih."
"Sejak kapan kau jadi berpihak kepada mereka? Biasanya juga kalau aku mendapat beberapa surat, langsung kau buang ke tempat sampah." ujar Chuuya. Ia tidak mengerti kenapa Dazai jadi bersikap aneh.
"Mawar merah ya? Bukankah itu memiliki arti, cinta pandangan pertama?"
"Ya."
"Kalau begitu, bagi si pengirim kau adalah cinta pandangan pertamanya."
Chuuya mendengus, "Aku tidak peduli apa maknanya, tapi bagaimana si pengirim ini bisa membobol lokerku?"
"Ada 1001 cara jalan menuju Roma, mungkin itu adalah motto si pengirimnya."
Kedua mata Chuuya melayangkan tatapan menyelidik. Membuat Dazai harus membuang muka ke arah lain.
"Atau jangan-jangan, kau--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Petals of Love
FanfictionHanya cerita kehidupan sekolah sehari-hari dengan bumbu romansa antara Dazai dan Chuuya setelah pertemuan mereka kembali hari itu. 《On-going》 Warning! Bungo Stray Dogs belongs Asagiri Kafka~ Genderswitch alert! female!Chuuya, female!Atsushi. (Ba...