lima puluh delapan

1.8K 54 4
                                    

Cahaya bulan sebagian besar terdiri dari cahaya matahari (dengan sedikit cahaya bumi) memantul dari permukaan bulan pada bagian di mana cahaya matahari menerpa.

Tepat di bawah sinar rembulan, sepasang kekasih duduk di tepi kolam renang yang berada di rumah si laki-laki. Mereka adalah Xena dan Vrans. Kedua insan yang kini sedang merasakan perasaan yang sangat bahagia setelah penantian panjang penuh rintangan.

Xena memeluk erat tubuh Vrans tanpa berniat melepaskannya sedikitpun. Ia menyandarkan tubuhnya pada laki-laki yang sudah beberapa bulan ini menemani hari-harinya.

"Kalau waktu itu kamu tidak peduli padaku dan membiarkan ku di sentuh laki-laki lain di dalam bar, mungkin sekarang kita tidak akan pernah ada di posisi ini." Ucap Xena sambil menatap Vrans dengan bola mata berbinar. Ia sungguh beruntung dengan apa yang terjadi di dalam hidupnya. Semua masalah yang ia alami, menjadi motivasi dirinya untuk selalu maju dan pantang menyerah. Bukannya mematahkan semangat, tapi membangkitkannya.

Vrans mengelus pelan puncak kepala Xena. Ia menatap gadis yang dulu ia berusaha singkirkan dari hidupnya. "Harusnya aku tidak perlu merasa bertanggung jawab atas dirimu, gadis aneh." Ucapnya sambil mengulum senyuman. Ia ingin sedikit menjahili gadis ini.

Xena menekuk senyumnya. "Hei! Dasar bosayang yang menyebalkan. Memangnya kamu rela jika aku bersama dengannya?"

"Kenapa tidak?"

Dengan wajah memerah menahan sebal, Xena melepas pelukannya pada Vrans lalu mencubit pinggang laki-laki itu dengan ganas. "IH AKU TIDAK INGIN BERBICARA DENGAN KAMU LAGI!"

Vrans tertawaan terbahak-bahak, ia merasa sangat bahagia. "Ampun sayang, aku hanya bercanda."

Xena tidak mendengarkan ucapan Vrans, ia tetap saja menghujani tubuh Vrans dengan cubitannya.

"Hentikan, Xena. Nanti kita terjatuh."

Byur...

Baru saja ditebak oleh Vrans, tubuh mereka langsung terjatuh ke dalam kolam renang.

"BOSAYANG DINGIN!" Ucap Xena sambil menyembulkan kepalanya ke permukaan. Ia mengusap wajahnya yang terkena air. Ia melihat ke arah tubuhnya yang sudah basah.

"Tadi sudah ku peringati." Ucap Vrans sambil berenang menuju gadisnya, lalu memeluk tubuh Xena di dalam air. Mendekap erat tubuh tersebut walaupun tidak ada perubahan sama sekali.

Dalam diam, Xena mengulum sebuah senyuman. Dari hari ke hari Vrans semakin bertingkah manis. Tidak ada lagi tatapan tajam dan ucapan dingin menusuk yang dulu ditunjukkan untuk dirinya. Ia bangga bisa menyisihkan Klarisa dari hati Vrans. Tidak, ia tidak jahat. Lagipula siapa yang ingin mempertahankan cintanya pada seseorang yang sudah berumah tangga? Tidak ada.

Vrans butuh seseorang yang mampu melupakan Klarisa, dan dialah orangnya.

Xena mengalungkan kedua tangannya pada leher Vrans. Menatap dalam laki-laki tersebut dengan tatapan sayang, lalu melumat kecil bibir menggoda milik Vrans.

Ia sudah tidak malu lagi untuk mengungkapkan rasa sayangnya untuk Vrans. Untuk sebuah ciuman, ia sudah terbiasa dengan hal ini.

Lumatan yang cukup dalam, membuat deru napas Vrans memburu. Ia menahan tengkuk Xena, membuat sensasi luar biasa dengan setengah tubuh yang berada di dalam air.

"Aku tidak sabar melihat penampilan kamu saat acara pernikahan kita, sayang." Ucap Vrans setelah melepaskan ciuman mereka. Hidungnya menyapa hidung mungil Xena.

Xena terkekeh kecil, lalu mencubit gemas hidung Vrans. "Untuk apa? Bukankah aku selalu cantik setiap saat?" Ucapnya dengan tingkat percaya diri yang memang tidak pernah pudar. Ia tersenyum konyol.

My Coldest CEO [TERSEDIA DI WEBNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang