lima puluh lima

1.7K 51 5
                                    

Versi lengkap revisi ada di Webnovel ya 🤗
Yang disini setengah masih berantakan.

Akun webnovel : zakiasyafira

Atau bisa langsung search aja 'My Coldest CEO'

Terimakasi ❤️

//

Erica menatap bangunan yang tidak terawat tepat berada di depannya. Berdebu, bertuliskan dilarang masuk dilengkapi dengan rantai besar plus gembok, dan cat yang sudah pudar menjadi daya tarik awal bagi siapapun yang melihat ini. Ia menatap Sean yang kini sedang membuka gembok tersebut. 

"Kamu punya akses masuk ke bangunan ini?" Tanya Erica dengan heran. Pasalnya, setelah ia dibawa berkendara di atas motor kurang lebih dua jam lamanya, ternyata tujuan mereka kesini?

Sean mengangkat bahunya acuh. "Mungkin, mereka yang memberikan aksesnya padaku."

"Mereka? Siapa?"

Pertanyaan Erica tidak di gubris sama sekali oleh Sean. Laki-laki itu membuka pintu lebar-lebar, menampilkan isi bangunan yang berisi beberapa orang yang sedang menangani sesuatu.

"Sean, apa ini tempat penjualan senjata illegal?"

Tanpa menjawab pertanyaan Erica yang tepat sasaran, Sean langsung menggenggam tangan gadis itu dengan erat. "Jangan jauh-jauh dariku, atau kamu siap terbunuh."

Erica memutar bola matanya merasa sifat protektif yang ditunjukkan Sean, namun tidak ayal ia mengikuti setiap langkah laki-laki itu yang mulai masuk gedung.

"Yo, Xavon!"

Sean dan Erica dengan serempak menoleh ke arah seorang laki-laki yang berjalan ke arah mereka sambil menggenggam senjata Rheinmetall MG 3 di tangan kanannya. Baiklah, Erica kini menatap laki-laki itu dengan sorot mata yang sangat tajam.

//Fyi; Rheinmetall MG  diproduksi oleh Jerman yang dilengkapi dengan kartrid NATO 7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//Fyi; Rheinmetall MG  diproduksi oleh Jerman yang dilengkapi dengan kartrid NATO 7.62 × 51mm. MG 3 ini adalah senjata di balik garda depan. Dia mampu menjadi senapan mesin ringan ataupun berat. Desain senjata ini berasal dari senapan mesin serba guna MG 42 di era Perang Dunia II, yang dapat menembakkan peluru Mauser 7.92 × 57mm.//

"Maxon, apa kabar?" Ucap Sean sambil berhigh five dengan laki-laki yang ia panggil Maxon tersebut, tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Erica sama sekali.

"Seperti yang kamu lihat, sangat baik. Kesuksesan ini membuat hidupku terasa sangat sempurna." Ucapnya sambil di selingi tawa ringan. Ia melihat ke arah Erica dengan alis yang menyatu menjadi satu. "Siapa dia? Target tembak selanjutnya?"

Sean melirik ke arah Erica. Pasti gadis itu kini sedang berpikiran yang tidak-tidak. "Bukan dan tidak akan pernah. Kalian menyentuh gadis ini, akan aku rombak habis-habisan bangunan ini."

Maxon terkekeh. "Seberapa penting gadis itu untuk kamu? Bukankah hidupmu hanya tentang membunuh tanpa memperdulikan siapapun?"

"Memang seperti itu dan tidak akan pernah berubah."

My Coldest CEO [TERSEDIA DI WEBNOVEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang