Ku harap kamu terus mengingat. jika titik tertinggi dari kekecewaan adalah tidak perduli lagi sama sekali.
***
Disudut pojok ruangan, dibawah temaramnya lampu. Seseorang tengah meringkuk menutup wajahnya diantara lutut.
Dua hari ini ia habiskan hanya mengurung dirinya dikamar. sunyi, senyap dan tidak ada suara apapun yang dapat mengganggunya. kini merekalah yang menjadi teman dekatnya.
Ia bisa berleluasa mengeluarkan kesedihannya, ingin sekali dirinya mencurahkan berbagi cerita apa yang sedang terjadi saat ini. sayangnya saat ini tidak ada yang bisa untuk menjadi tempatnya berbagi, kalau saja sampai sekarang adik kandungnya masih hidup ia akan mengeluarkan keluh kesahnya kepada adiknya, berbagi cerita setiap harinya, ia akan selalu mengajak hangout disetiap pekan seperti kakak adik diluaran sana. sekarang ia sangat butuh seseorang yang menjadi pendengar yang baik, ingin menceritakan kepada kedua orangtua tapi ia tidak ingin menambah pikiran mereka. Sekarang yang ada dipikirannya ialah kalau saja adik kandungnya masih hidup
Sheryll kembali menangis tergugu, menangisi adik kandungnya yang mungkin sudah bahagia diatas sana dan juga menangisi kisah cintanya yang sudah hancur. Sheryll pernah membayangkan jika hubungannya dengan Max akan selalu baik-baik saja dan akan menuju kejenjang yang lebih serius. bukankah itu sangat indah
ia menebalkan telinganya, ketika mendengar suara dering telepon yang terus saja berbunyi sedari pagi, dan juga suara teriakan dari bawah pagar yang meneriakkan namanya terus menerus. seolah tidak kehabisan tenaga dua hari berturut-turut seseorang itu terus mendatangi rumahnya.
Sheryll semakin menangis kali ini tangisannya terdengar sangat menyayat hati dengan sesekali sesenggukan, ia memejamkan matanya ketika kenangan terus saja berputar dikepalanya. Kenangan yang saat ini masih dirinya ingat, kenangan yang bila diingat sangat manis. tapi sekarang tidak lagi, bila ia mengingatnya itu semakin menyakitinya.
Hubungan yang selama ini ia anggap baik-baik saja, hubungan yang terlihat baik-baik saja dimata orang lain. kini nyatanya tidak sebaik yang dirinya kira maupun orang lain kira.
Dipikirannya sekarang dipenuhi dengan kata-kata "kenapa? Mengapa?"
"Ke-kenapa Max bisa melakukannya?" Lirih Sheryll berbicara dengan dirinya sendiri.
ia masih berharap yang terjadi kemarin hanyalah mimpi, Sheryll sangat mempercayai Max. ia tau, Max sangat mencintainya jadi ia tidak akan merasa curiga dan takut Max berbuat hal diluar nalarnya.
Inilah akibatnya ia terlalu mempercayai seseorang melebihi ia mempercayai dirinya sendiri.
Terlalu mempercayai seseorang juga tidak baik, bahkan seseorang yang kita percayai melebihi diri sendiri bisa melakukan hal yang menyakiti kita suatu saat nanti. sekarang alangkah baiknya lebih percayailah dirimu sendiri.
Tok tok tok
Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. "Sheryll sayang, buka pintunya nak ini Mami."
Karena panik dengan kondisinya yang saat ini tengah berantakan. Sheryll bergegas ke kamar mandi untuk membasuh mukanya yang terlihat sangat berantakan, muka yang dipenuhi oleh air mata dengan mata yang bengkak. dan juga rambut yang berantakan persis seperti rambut singa.
Lalu cepat-cepat ia mengambil sisir dimeja rias, dan menyisirkan rambutnya secepat kilat. dirasa sudah terlihat lebih baik, ia mulai membuka pintu. terpampanglah maminya tengah berdiri didepan pintu kamarnya seorang diri.
"Ada apa mi?"
"Kamu baik-baik saja, sayang?" tanya Sellia dengan meneliti keadaan anak gadisnya yang terlihat sehabis menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Promise of Loyalty
Romance21+ ketika dia yang selalu mengucapkan janji kesetiaan pada akhirnya ia sendirilah yang mengingkarinya. Katakan, bagaimana aku tidak terpukul seseorang yang selama ini mengatakan selalu mencintaiku. tapi berakhir dengan dia yang menghamili saudara s...