14

11.8K 214 15
                                    

Akan lebih mudah untuk memaafkan orang biasa, daripada memaafkan luka yang diberi oleh orang tercinta.

***

Tidak ada yang berubah dengan keadaan Sheryll, kadang dirinya masih sering menangis tiba-tiba bila mengingat hubungannya yang terjalin lumayan lama harus kandas karena sebuah pengkhianatan.

Pernah dirinya mencoba untuk kuat dan tegar, menerima kenyataan yang ada. tapi ternyata ia tidak setegar itu. ia benar-benar sangat rapuh. Sheryll butuh Max, Max yang selalu menenangkannya, Max yang selalu mencium keningnya dengan rasa sayang, Max yang selalu memberikannya pelukan dikala ia sedang bersedih.

Tapi sekarang, kenyataan bahwa ia tidak bisa seperti yang dulu mereka lakukan bersama. hubungannya dengan Max tak pernah lagi sama.

Tiba-tiba terdengar suara maminya dari balik pintu. "Sayang, boleh mami masuk?"

"Boleh Mi, masuk aja gak Sheryll kunci pintunya." sahut Sheryll dari dalam.

Setelah mendengar jawaban sang Anak, Sellia pun memutar knop pintu. hal pertama yang ia lihat adalah Anak semata wayangnya yang tengah duduk diatas ranjang. ia pun menghampiri Sheryll dan duduk disebelah sisi ranjang.

Sellia mengelus rambut anak gadisnya dengan sayang "Kalau ada masalah cerita sama mami sayang." ucap Sellia dengan lembut, "Jangan dipendam sendiri." Lanjutnya.

Sebagai ibu, ia merasakan anaknya sedang mempunyai masalah. ia diam-diam selalu memperhatikan anaknya yang berwajah sendu sambil memegang sebuah foto yang diyakininya foto Anaknya dengan Max.

Sheryll menggelengkan kepalanya seraya tersenyum menanggapi ucapan Maminya.

"Mami tau nak, jangan ditutup-tutupi seperti itu. belakangan ini kamu selalu menyendiri dikamar, jam makan pun kamu sangat berantakan. Mami lihat kamu tidak pernah menemui Max saat Max setiap hari mengunjungi rumah, kasihan Max dia selalu menunggumu didepan pagar sambil melihat kearah jendela kamar kamu. mungkin dia berharap agar kamu menghampirinya. dan satpam komplek cerita ke Mami, ia pernah melihat Max menunggumu keluar sampai tengah malam dan berakhir tertidur didalam mobil. cerita sama Mami ada apa sayang? Apa kalian sedang bertengkar? Mami dan Papi mengkhawatirkan kondisi kamu."

Sheryll yang mendengar Max sampai tertidur dimobil, mulai menampakkan wajah khawatir. sampai ia tidak sadar termenung.

Sellia yang melihat sang anak termenung, menepuk pundaknya.

"A...ah Sheryll gak bisa kasih tau sekarang mi, Sheryll butuh waktu. nanti kalau Sheryll udah siap cerita, Sheryll bakal cerita sama Mami semuanya."

"Baiklah kalau begitu, usul Mami kalau kalian memang sedang ada masalah segeralah untuk diselesaikan. dan juga temui Max kasihan dia nak, dia selalu menunggumu. Mami tidak tega melihatnya. dan kembalilah menjadi Sheryll yang dulu. Sheryll anak Mami, tidak seperti sekarang yang selalu berwajah sendu." ujar Sellia tertawa lalu memeluk anaknya dengan sayang. dengan senang hati Sheryll pun menerima pelukan Maminya.

Sellia pun keluar dari kamar anaknya untuk memberi ruang berfikir kepada Sheryll.

Setelah melihat Maminya sudah keluar, Sheryll mulai berjalan kearah jendela rumahnya yang langsung memperlihatkan keadaan diluar. ia melihat Max yang sedang berdiri didepan mobil, wajahnya menunjukkan kelelahan dengan sinar matahari yang begitu terik siang ini.

Sebenarnya ia tidak tega melihat Max seperti itu dengan wajah lelahnya, tapi sekarang sakit hatinya begitu besar mengalahkan semuanya.

Setelah beberapa menit, terlihat Max yang masuk kemobil. sebelum pria itu menutup mobilnya dengan sempurna ia sempat melihat lagi kearah jendela rumah Sheryll. lalu pria itu mulai menjalankan mobilnya.

The Promise of LoyaltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang