Setelah ujian tengah semester yang berlangsung selama 1 Minggu full, akhirnya pada hari Senin Seungmin dan Yeji berangkat bersama menuju Busan tempat Ibu dan adik Seungmin serta Nenek Yeji yang tinggal sendirian. Omong-omong setelah mengenal gadis Hwang tersebut selama 1 bulan dan menjadi kekasihnya selama kurang lebih 1 minggu, Seungmin tidak pernah tahu tentang orang tua gadis itu. Padahal selama ini Yeji selalu bertanya banyak hal soal keluarga Seungmin.
Oh, apakah cowok itu terlalu egois? Ah, iya, memang Seungmin adalah sosok paling egois di dunia ini.
Dengan tangan sibuk mengendalikan stir, Seungmin melirik Yeji yang asik memandang ke arah luas dengan senyum mengembang seakan-akan gadis itu baru saja bebas dari sebuah hutan yang kosong.
"Ehem," Seungmin berdeham untuk memecah atensi gadis itu dengan pemandangan di luar sana.
Yeji menoleh. "Kenapa?" tanya gadis itu sembari menyelipkan poninya ke belakang telinga.
Pria Kim tersebut merasa gelisah dibalik kemudi karena dia masih bingung untuk bertanya mengenai orangtua Yeji yang malah lebih misterius daripada masalah miliknya. Bisa saja gadis itu tidak mau membicarakannya, kan? Tapi.., gimana reaksi teman-temannya bila Seungmin sendiri tidak perhatian terhadap gadisnya? Bisa-bisa mereka akan melalukan sesi dua dalam pelajaran Teori Mendekati Perempuan.
"Orangtua lo di mana? Kerja?" pada akhirnya pertanyaan yang tadinya Seungmin tahan itu akhirnya keluar juga. Cowok itu mengigit bibirnya dan merutuk dalam hati. Dia harap-harap takut bila Yeji mengamuk atau bahkan mengabaikan pertanyaannya. Namun alih-alih sebuah amukan, gadis Hwang di sampingnya ini malah menyandarkan kepalanya di bahu Seungmun sembari memeluk lengan cowok itu.
"Mereka udah nggak ada sejak gue kecil, jadinya gue tinggal bareng Nenek di Busan. Terus merantau ke Seoul buat kuliah," ucap gadis itu sebelum terkekeh pelan. "Lo pasti takut banget, ya, buat nanya ini? Santai kali, Seungmin. Gue juga merasa aneh kalau gue tahu semua tentang keluarga lo, tetapi lo bahkan nggak tahu soal keberadaan orangtua gue," ucapnya pelan lalu menjauhkan dirinya dari pria Kim tersebut.
"Udah, ah. Kita itu mau liburan, bukan mau mengenang masa lalu. Inget ya Kim Seungmin, masa lalu adalah masa lalu. Kesalahan di masa lalu nggak harus kita bawa-bawa ke masa depan, cukup dijadikan sebuah pembelajaran untuk masa depan lo yang lebih baik."
Kalimat sederhana tersebut awalnya hanya terdengar sebagai sebuah gurauan semata. Layaknya sebuah angin yang berhembus lalu lewat dan hilang. Namun ternyata kalimat sederhana Yeji hari itu, adalah penentu dari jawaban Seungmin akan segala kegelapannya.
=+=+=+=
Setelah perjalanan 4 jam lebih, mereka pun sampai di Busan pukul 1 siang. Seungmin memberhentikan mobilnya di parkiran rumah sederhana milik almarhum Neneknya sebelum sekarang rumah ini menjadi milik Ibu. Lelaki itu turun dan bertemu langsung dengan sang Ibu yang berdiri dengan membentangkan lengannya seakan ingin memeluk anak sulungnya itu yang sudah setengah tahun tidak dia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Stranger
Fiksi Penggemar#1 Kim Seungmin Seungmin sama sekali tidak paham, mengapa hidupnya harus didatangi oleh makhluk asing seperti Hwang Yeji. Mana kerjaan cewek itu cuma bisa menghancurkan segala yang ada di rumahnya. Apa sebenarnya maksud Ibu membiarkan Yeji tinggal d...