Senior

17 0 0
                                    


"Sinka!" seru seseorang. "Kak Ardi?! Ada apa ya kak?" tanyaku pada Kak Ardi. "Nanti lu berangkat latihan kan? Promosi ekskul juga sama anak-anak kelas X," ucap Kak Ardiansyah, dia adalah seniorku di sekolah juga di tempat Karate. "Iya dong harus berangkat," ucapku. "Oke, semangat ya!" seru Kak Ardi. "Oke kak!" seruku. Wah, promosiin ekskul?! Mau banget dong! Kali aja bisa liat adik kelas idola ..hihi Aku bergegas menuju kelasku.



"Dut! Kok lu belom ganti sih?" tanya Rona, yang juga satu perguruan denganku. "Emang harus ganti ya? Bukannya Cuma promosiin ekskul?" tanyaku pada Rona. "Yaelah, lu promosiin ekskul lu pake baju OSIS? Mana ada yang minat?!" seru Rona. "Yee jangan salah, fansnya Dudut banyak tau," ucap Kak Ardi. "Apaan sih Kak, iyaiya gua ganti dulu ya," ucapku.


"Selamat pagi adik-adik! Ya kami dari ekstrakurikuler Karate akan mempromosikan ekskul kami. Silakan Kak Sinka yang akan menjelaskan lebih lanjut," ucap Kak Ardi. "Selamat pagi adik-adik," sapaku. "Pagi kak," sapa seluruh adik kelas. "Eh manis banget ya Kakak itu," ucap salah seorang murid perempuan ke murid yang lain. "Kawaii," ucap salah seorang murid laki-laki. Aku hanya tersenyum. 'Duh jangan gitu dong, grogi tau' ucapku dalam hati. 


"Di sini kakak akan menjelaskan sedikit tentang ekskul kami. Ekskul Karate itu ngga cuma sekedar ekskul, tapi di sini kita juga mengutamakan prestasi. Jadi, siapapun yang tertarik ekskul ini, ayo berjuang bersama meraih prestasi. Kalian nggak akan nyesel kok kalo ikut ekskul ini, kalian dapet ilmu bela diri, kalian juga bisa berprestasi, bikin bangga orangtua kalian. Orangtua mana sih yang ngga bangga kalo anaknya berprestasi? Ya sekian, dari saya, Selamat pagi!" ucapku. Seluruh adik kelas bertepuktangan, aku melirik ke arah Rifky, kulihat dia sedang berbisik dengan temannya. Aku ngga berharap banyak dia mau masuk ke ekskulku, aku lalu berjalan ke luar aula. "Udah Dut?" tanya Rona. "Udah dong!" seruku. "Semangat!" seru kak Ardi.


"Hei Sin!" seru Kak Ardi. "Hey kak!" sapaku. "Banyak anak kelas X yang masuk Karate loh, nih" Kak Ardi lalu memberikan daftar nama anak kelas X yang mengikuti Karate. "Oh pegang kakak dulu deh, gua ganti dulu ya kak," ucapku. 'Ekskul ya? Hmm' aku terus berpikir gimana nanti aku mulai membimbimbing adik-adik yang baru masuk Karate. Belajar Karate itu nggak gampang loh!


"Semuanya udah dateng?" tanya Kak Ardi. "Sudah kak!" jawab seluruh adik kelas X yang baru masuk Karate. Aku membelalakkan mataku. 


'Rifky!' seruku dalam hati. Aku mencoba bersikap seolah tak terjadi apapun meski sebenarnya hatiku sangat berdebar saat mengetahui keberadaannya. "Kak, minjem daftar nama dong! Aku yang mengabsen ya?" pintaku. "Nggak boleh Dudut! Aku udah bilang duluan kalo aku yang bakal ngabsen anak-anak," ucap Natalia. "Huh iyaa deh," gerutuku. Sungguh aku tak menyangka dia mau gabung ke ekskul ini.


"Nah sekarang kaka-kakak tingkat yang akan memperkenalkan diri, silakan Kak Sinka duluan," ucap Kak Ardi. "Kak, Nat dulu deh," ucapku. "Engga ah, aku kan mau jadi yang terakhir, apalagi jadi yang terakhir buat Rifky," ucap Nat. "Cieciee.." adik-adik tingkat terus meledek Nat. "Yaelah, brondong masa," gerutuku. 


'Nat beneran suka Rifky? Ah yang bener aja' pikirku dalam hati. Aku lalu memperkenalkan diriku. "Hai, namaku Sinka Juliani. Aku dari kelas XI MIA1. Ada pertanyaan ?" ucapku. "Kak udah punya cowo belom?" celetuk seorang adik tingkat. Aku hanya tersenyum. "Belom de," ucapku. "Hah? Masa sih kak? Padahal kakak kan cantik, manis lagi," ucap yang lain. "Cieeeciiee" anak-anak lain ikut meledek. "Kalo kita mampu sendiri, kenapa enggak? Pacaran, apa yah menurutku bukan sesuatu yang penting sih," ucapku. "Jangan gitu oii, gua juga punya cewe," ucap Kak Ardi. Aku hanya tertawa kecil mendengarnya. Kakak tingkat yang lain juga memperkenalkan diri. "Ya, silakan kakak-kakak tingkat bergabung dengan adik-adik tingkat," ucap Kak Ardi. Kami memulai latihan.


Sungguh ini bukan mimpi! Dia di dekatku, dia ada di sini! Hatiku berdebar, sangat. Oh Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku benar-benar menyukainya! Matanya! Aku suka tatapan itu. Bisakah waktu berhenti sejenak? "Kak, Kak Sinka!" seru seseorang. "Oh iya kenapa de?" tanyaku. "Ngga papa sih, Cuma ngecek aja, kali aja gua dicuekin," ucap anak itu yang ternyata Rifky. 


What?! Rifky?! "Ah engga kok, santé aja de," ucapku. "Kak Sinka keliatan jutek si, sebenernya kemarin gua mo nanya-nanya ekskul Karate sama kakak, soalnya kata Aldi, Kak Sinka ikut ekskul Karate," ucap Rifky. "Oh Ardi, panggil aku aja, aku nggak bakal jutek kok," ucapku. "Tapi kata Ardi Kak Sinka galak banget, jadi gua takut dikira sok kenal," ucap Rifky. 'Dih, si Ardi sialan!' gerutuku dalam hati. "Jangan dengerin dia, dia agak ngga waras," ucapku sedikit bercanda. Kami tertawa kecil. Oh Ya Tuhan! Senyum itu! Aku suka saat dia tertawa begini, manis sungguh manis! Tak hentinya aku mengaguminya.


Kimi to Boku no Kankei (Hubungan Kau dan Aku)Where stories live. Discover now