Jangan lupa follow ya!
Jika usaha tidak berhasil, maka apa salahnya untuk menyerah?
~Zahwa Amalia~Hanum diajak oleh Zahwa untuk berbelanja ke supermarket. Semenjak mendengar percakapan Ilyas dan Alisa waktu itu, kini wanita itu menjauh. Bukan karena perasaan sakit hati tapi karena merasa usahanya selama ini sia sia. Apa yang ia lakukan untuk meluluhkan hati Ilyas ternyata tidak berdampak apa apa. Percuma saja jika ia terus terusan berusaha jika pada akhirnya tidak ada perubahan.
Akhirnya mereka sampai di supermarket, Hanum di minta untuk mengambil troli sementara Zahwa akan berkeliling mencari kelengkapan . Mereka membeli kelengkapan rumah seperti sabun, minyak goreng, gula dan sebagainya.
" Hanum, kita ke stand susu yuk". Ajak Zahwa. Hanum pun langsung mengikuti Zahwa.
Zahwa meraih susu khusus hamil yang terletak cukup tinggi. Perut yang membuncit menghambat pergerakannya sehingga ia kesusahan. Hanum pun langsung turun tangan untuk membantu, ia meraih susu itu dan meletakkan ke dalam troli.
" Mba, gimana sih rasanya hamil?" Tanya Hanum pada Zahwa. Ia merasa gemas melihat perut Zahwa yang membuncit itu.
Zahwa tersenyum " ada enaknya ada susahnya. Kalau enaknya apapun yang kita inginkan bisa dikabulkan. Sampai sampai kak Ilyas mau ngabulin apa aja permintaan mba".
" Serius mba? Apa pun itu?" Tanya Hanum penasaran.
" Iya, waktu itu mba minta dia beliin daster dan suruh dia buat pakai. Dan itu semua di turuti. Mba ga tahu kenapa tiba tiba pengen liat Ilyas pakai daster". Kata Zahwa sambil terkekeh.
Memang benar, selama hamil tingkat kewaspadaan Ilyas pada Zahwa lebih tinggi. Apapun yang dilakukan Zahwa selalu di kontrol oleh Ilyas. Apapun keinginannya selalu dikabulkan. Selama menikah pun mereka begini, Ilyas tidak pernah menyakiti Zahwa, Ia selalu bersikap baik. Zahwa pikir Ilyas memang sudah mencintainya tapi mendengar percakapan kemarin semua anggapan itu musnah begitu saja.
" Hmmmm...jadi ga sabar pengen hamil" kata Hanum sambil tertawa.
" Tapi ga tahu kapan". Kata Hanum lagi." Aku juga pengen ngerjain Haris, pura pura ngidam pengen ke Amerika ketemu sama presiden Donald Trump bilangin kalau anaknya minta di elus". Celetuk Hanum.
Keduanya terkekeh mendengar gurauan Hanum. Diluar tampak bahagia namun sebenarnya gadis itu rapuh. Siap tidak siap ia akan berbagi suami dengan orang lain.
"Irfan....!!" Panggil Hanum, ia melihat sahabatnya yang juga sedang mengantri di kasir.
" Hai nunum!" Sapa Irfan kembali.
" Alisa mana?" Tanya Hanum.
" Di rumah, nih aku disuruh beliin skin care buat dia". Jawab Irfan.
" Mba, Hanum ke toilet bentar ya...disini sama Irfan dulu. Mba tenang aja, Irfan ga jahat kok". Kata Hanum dan langsung meninggalkan dua orang itu.
Zahwa memperhatikan Irfan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia tahu, pria ini lah suami dari Alisa. Cukup tampan jika dilihat meski kulitnya cukup gelap. Tapi tak mengurangi kadar ketampanannya.
Irfan yang merasa di perhatikan sedikit gugup, kenapa orang ini menatapnya begitu. Apa Irfan punya salah? Rasanya ia tak pernah puya masalah dengan Zahwa. Yang Irfan tahu, Zahwa adalah istri Ilyas dan mereka baru bertemu sekarang untuk pertama kalinya.
" Maaf mba, ada apa? Kok liatin aku gitu Banget". Tanya Irfan gugup. Siapa yang tidak akan seperti itu jika dilihat terus oleh orang lain.
" Saya Zahwa" katanya memperkenalkan diri.
" Irfan". Jawab nya.
" Maaf saya ingin bertanya, tapi saya harap kamu tidak marah". Lanjut Zahwa. Ia ingin mengatakan rahasia hubungan Ilyas dan Alisa sampai sekarang.
" Apa?" Tanya Irfan.
Zahwa menceritakan bagaimana pertemuan Alisa dan Ilyas yang dibilang cukup sering. Ia juga mengatakan bahwa mereka yang masih saling mencintai. Meski Zahwa tidak tahu sejauh apa hubungannya mereka di belakangnya tapi setidaknya keduanya harus tahu apa yang terjadi sebenarnya.
🌱
" Jadi bagaimana keputusan anda Hanum?" Tanya Haris kepadaku tiba tiba. Aku tergagap tidak tahu harus menjawab apa karena dari tadi kami tidak membahas apa apa.
Sedari tadi aku menungguinya makan dan sekarang ia menanyakan pertanyaan yang aku tak tahu harus menjawab apa.
" Apa anda tuli?" Tanya Haris lagi.
Ia bangkit dari duduk duduknya kemudian menarik tanganku masuk ke kamarnya dengan kasar, sakit memang tapi aku menahannya. Aku tidak tahu kenapa Haris tiba tiba begini, aku rasa aku tidak ada salah apa apa dari tadi.
Kami akhirnya tiba di dalam kamar, Haris berjalan menuju meja dan mengeluarkan map dari dalamnya. Kemudian ia mendekat dan memberikan Map itu kepadaku.
" Ini apa?" Tanya ku gagu.
" Silahkan dibuka!" Katanya tegas.
Baru aku mulai membuka Map itu, kegiatan ku terhenti kala ia mulai bicara lagi.
" Jadi kapan saya bisa menceraikan anda?" Tanyanya.
Allahuakbar
Secara tiba tiba dia mengatakan hal ini, hal yang kemarin ia tarik kembali. Kemarin dia bilang tidak akan menceraikan aku, tapi menduakan aku. Aku belajar ikhlas untuk menerima kenyataan jika seandainya nanti akan berbagi suami dengan orang lain, tapi untuk berpisah dengan Haris rasanya aku tidak sanggup.
" Apa anda tidak mendengar?" Tanya Haris lagi.
Mustahil aku tidak mendengarkannya, perkataannya sangat jelas terdengar olehku. Bahkan dari kemarin pun apa yang ia sampaikan terngiang di pikiran ku. Lantas lidahku kelu untuk menjawabnya.
" Hanum! JADI KAPAN SAYA BISA MENCERAIKAN ANDA?" tanyanya penuh penekanan.
" Jika aku tahu dari awal begini, aku tidak akan menjatuhkan hati padamu". Kataku menahan tangisku. Air mata ku tak bisa di ajak berkompromi, ia malah jatuh semakin membasahi pipiku.
" Dan aku berharap ini semua benar benar mimpi". Lirihku tak tahu lagi. Aku jatuh dan memeluk kedua lututku, beginilah ternyata akhir dari kisahku dan Haris.
Dia pernah bilang, kalau dia tidak akan meninggalkan aku, dia bilang dia tidak akan menyakiti aku lagi.
Mungkin ini kesalahan yang sudah aku lakukan dari awal, jika saja aku tidak terlalu mencintainya aku tidak akan Se sakit ini. Aku terlalu mencintai nya sehingga aku melupakan cintaku pada Allah.
Allah memcemburui hambanya yang lebih mementingkan kecintaan terhadap makhluk-nya. Aku menyesal menaruh hati pada Haris, aku menyesal pernah mencintai Haris dan aku menyesal masih tetap bertahan.
Jazakumullah
.
.
🌟👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta diatas Cinta [Selesai]✓
Romance| Spiritual | Romance | Sad | Aku mencintaimu bukan karena rupa, harta ataupun tahta. Aku mencintaimu karena agamamu. Senandung surat Al waqiah itu membuat hatiku terpaut padamu. Semoga denganmu kau bisa membawaku ke Jannah Nya. Yang bisa aku laku...