Kantin. Tempat yang paling nyaman untuk makan siang dan bergosip. Dan tempat dimana Sakura dan Ino berada saat ini. Mereka sedang menikmati makan siangnya setelah lelah belajar seharian.
"Hei Saku, kau terlihat kurang sehat?"
Tepat sekali. Wajah Sakura sekarang terlihat seperti zombie.
"Semalam aku tidak bisa tidur nyenyak, Ino."
Bagaimana bisa? Tentu saja karena Sasuke! Sasuke yang tiba-tiba tidur dipundaknya membuat Sakura repot. Sakura harus mengangkat tubuh Sasuke ke ranjang miliknya dan membaringkan nya, untung saja Sakura kuat.
Ketika Sakura akan menjauh, tiba-tiba saja tangan Sasuke menariknya dan memeluk Sakura dari belakang membuat Sakura tidak bisa pergi kemana-mana. Karena perlakuan Sasuke, Sakura akhirnya bergadang semalaman karena tidak bisa tidur. Sebaliknya Sasuke malah tertidur pulas sambil memeluk Sakura erat hingga pagi.
"Bagaimana bisa? Apa kau takut sesuatu?" Tanya Ino penasaran
"Hn, ya. Semalam aku nonton film horror, karena takut aku jadi tidak bisa tidur," ucap Sakura berbohong
"Pantas saja, dasar jidat!"
"Ino, aku akan ke toilet sebentar."
"Hush ... Hush ... Pergilah."
Sakura berjalan sambil menundukkan kepalanya akibat mengantuk. Karena tidak memperhatikan jalan, Sakura menabrak seseorang didepannya dan membuatnya jatuh terduduk.
"Maaf, aku tak sengaja." Sakura berdiri dan membungkukkan badannya meminta maaf.
"Tidak, aku yang seharusnya meminta maaf. Apa kau tidak apa-apa?" tanya pemuda tampan yang berdiri didepan Sakura.
"Aku tak apa-apa. Kalau begitu aku permisi," ujar Sakura meninggalkan pemuda tampan itu
"Namaku Sasori."
Kaki jenjang Sakura berhenti melangkah ketika pemuda yang ia tabrak memperkenalkan diri.
'Apa aku harus memberitahu namaku juga? Bukankah tidak sopan kalau aku pergi begitu saja' batin Sakura.
"Sakura. Panggil aku Sakura." Sakura bergegas pergi setelah memperkenalkan namanya pada pemuda yang baru ia kenal.
.
.
.
Wajah tampan Sasuke berkali-kali menampilkan senyuman yang jarang sekali ia perlihatkan. Ia sangat bahagia hari ini tatkala mengingat semalam ia tidur dengan memeluk Sakura hingga pagi.Tubuhnya masih mengingat betapa hangatnya Sakura di pelukannya. Begitupula dengan aroma tubuh Sakura yang harum membuat Sasuke tertidur pulas tanpa gangguan.
"Bukankah sekarang sekolah sudah selesai? Aku akan menjemput Sakura." gumam Sasuke bersemangat.
Sasuke pergi membawa mobilnya ke sekolah tempat Sakura berada.
Suara jeritan murid perempuan menguasai seisi sekolah. Mata onyx yang tajam. Rambut raven yang khas yang hanya dimiliki Sasuke membuat seisi sekolah menjadi ramai. Tak lupa dengan setelan jas yang ia kenakan membuat dirinya terlihat seperti pangeran berkuda putih bagi mereka yang melihatnya.
Dilain tempat, Sakura dan Ino yang sedang berjalan sambil mengobrol seketika menjadi heran dengan teriakan-teriakan murid perempuan di sekolahnya.
Mereka penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin memastikannya secara langsung. Mereka berlari menghampiri kerumunan didekat gerbang sekolah. Dan Sakura terkejut. Pasalnya, yang ada didepannya saat ini adalah Sasuke. Sa-su-ke. Bagaimana bisa? Pantas saja semua murid perempuan histeris. Ternyata Sasuke penyebabnya.
"Sasuke? Kenapa kau disini? "
"Aku ingin menjemputmu," balas Sasuke tanpa basa-basi.
Entah kenapa, suasana disekitar Sakura menjadi merinding. Sakura menerima tatapan tajam dari para murid perempuan yang menyukai Sasuke. Tidak termasuk Ino.
"Kau salah minum obat ya? Kenapa tiba-tiba sekali?"
"Hn. Cepat naik," gerutu Sasuke.
"Tapi Ino ...." Sakura melirik Ino.
"Tenang Saku, aku pulang dengan Sai, " balas Ino tersenyum. "Kau nikmati saja waktu kencan dengan kekasih mu." Ino menggoda Sakura sambil menahan tawa.
"Issh ...." Sakura rasanya ingin memukul Ino karena terus menggodanya.
Sasuke membukakan pintu mobil untuk Sakura dan bergegas mengendarai mobilnya menjauhi sekolah.
"Kita akan kemana?" tanya Sakura penasaran.
Tak ada balasan dari Sasuke selain senyuman menggoda yang Ia perlihatkan dengan bangganya. Entah apa yang terjadi nanti.
.
.
Sinar mentari mulai meredup dan langit berubah menjadi oranye. Hanya terdengar desiran angin laut dan deburan ombak yang kencang. Sepasang kekasih sedang duduk di atas bagasi mobilnya terlihat begitu menikmati suasana laut yang indah didepan mereka."Kau menjemputku hanya untuk melihat matahari terbenam?"
"Hn."
"Lautnya sangat cantik," lirih Sakura.
Sasuke menoleh kearah Sakura dan memandanginya cukup lama seraya berkata "Cantik sekali ... Sakura."
Sakura tersentak dan menoleh "Eh? Kau bilang apa?"
"Tidak." Sasuke terkekeh kecil
"Kurasa aku mendengar sesuatu tadi."
"Perasaanmu saja," sergah Sasuke.
Tak terasa. Angin malam mulai menusuk kulit mereka. Rintikan hujan mulai berjatuhan. Semakin lama semakin deras. Akhirnya dengan terpaksa mereka kembali kedalam mobilnya untuk berteduh.
Tubuh Sakura mulai menggigil kedinginan. Sasuke yang melihatnya, refleks memberikan jas yang ia kenakan kepada Sakura. Sasuke juga mulai menyalakan pemanas ruangan didalam mobilnya agar lebih hangat.
"Sepertinya kita harus segera pulang, Sasuke."
"Hn, cuacanya buruk sekali."
Sasuke menyalakan mobilnya dan bergegas meninggalkan laut. Jarak dari laut ke rumah mereka cukup memakan waktu lama karena posisinya sangat jauh. Mereka memutuskan untuk menginap di penginapan terdekat jikalau tak sempat pulang tepat waktu.
Hujan turun semakin deras disertai petir yang menggelegar. Kabut mulai bermunculan menutupi seluruh pandangan. Sasuke tak bisa melihat dengan jelas apa yang didepannya meskipun dengan bantuan lampu mobil karena kabut tersebut
DUAAARRR...RRR...
BRUK
BSSSS...
Mobil yang Sakura dan Sasuke bawa tertimpa pohon yang tumbang oleh petir. Bau anyir pun tercium. Setetes demi setetes darah mengalir perlahan di kepala mereka karena benturan.
Sasuke terluka parah dan tak sadarkan diri. Sakura masih mempertahankan kesadarannya mencoba keluar dari mobil seraya memapah Sasuke perlahan. Napasnya terengah-engah. Kepalanya pusing. Sakura sudah tak kuat lagi. Kemana Ia harus pergi? Ia harus mencari tempat untuk berteduh dan beristirahat bersama Sasuke.
'Sakura, kau harus kuat! Jangan sampai pingsan!' batin Sakura menyemangati.
Sekuat tenaga Sakura memapah Sasuke yang tak sadarkan diri. Perasaan yang asalnya khawatir dan putus asa berubah menjadi lega ketika ia sampai disebuah desa terpencil
'Syukurlah ... Hikss ....' Sakura menangis tersedu-sedu dan perlahan tubuh mungilnya tumbang.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasuke's Deadly Kiss
FanfictionSasuke dan Sakura merupakan teman sejak kecil. Usia mereka terpaut 2 tahun, Sakura 17th dan Sasuke 19th. Sakura begitu menyukai sasuke, tapi dia enggan untuk mengakuinya. Suatu waktu, pada saat di pesta keluarga Yamanaka, secara tiba-tiba Sasuke m...