Chapter 8

1.7K 105 12
                                    

"Sakura ... bangun, Nak! Kau tak ingin terlambat sekolah bukan?" Ujar Mebuki - Ibu Sakura membangunkan Sakura yang masih terlelap dari tidurnya

"Hmm ... lima menit lagi Kaa-San." Sakura menjawab dengan mata terpejam dan membalut seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Sudah jam 06.50 pagi."

Sakura refleks membuka kedua matanya lebar-lebar dan mulai panik.

"Aaaaaaa ... kenapa Kaa-San tidak membangunkan ku dari tadi!"

"Kau saja yang tidurnya seperti sapi. Kenapa menyalahkan Kaa-San! Dasar!"

Ibu Sakura menghela napas melihat ulah putrinya yang membuat kegaduhan di pagi hari dan meninggalkan kamar Sakura.

Dengan alasan "terlambat", pada akhirnya Sakura hanya mencuci wajah dan menyikat giginya. Ia bahkan terburu-buru memakai seragamnya sampai beberapa kali salah memasang kancing dan membuatnya harus mengulangi nya.

"Kaa-San! Tou-San! Aku berangkat!" teriak Sakura dengan lantang sambil berlari-lari.

"Sakura! Sarapan dulu!"

"Tidak usah! Aku sudah sangat terlambat!"

Sakura berlari sekuat tenaga berharap segera sampai di sekolahnya. Seandainya Sakura diijinkan memakai mobil, mungkin Sakura tidak perlu bersusah payah berlari seperti saat ini, namun orangtuanya tidak memperbolehkan Sakura membawa mobil ke sekolah.

"I HATE MONDAAAAAAAAYYYYYY." teriak Sakura dengan kencang.
.
.
.
.

Hosh hosh hosh

Nafas Sakura terengah-engah sehabis berolahraga pagi. Dan saat ini, Sakura sedang mencoba memanjat tembok belakang sekolah untuk menghindari hukuman guru yang berjaga di gerbang. Setelah berhasil, Sakura berlarian di koridor menuju kelasnya. Jantungnya serasa mau lepas ketika Ia sampai di depan pintu kelas.

"Semoga guru belum datang ... semoga guru belum datang ...." Harap Sakura sambil memejamkan mata.

Perlahan, Sakura membuka pintu kelas dengan berhati-hati sambil mengintip sedikit dengan jantung berdebar. Sakura berteriak kegirangan ketika ia mendapati tidak ada guru dikelasnya dan melangkah dengan bangganya.

"Hai Ino-pig," sapa Sakura sambil duduk di samping Ino.

"Cih, sudah tau terlambat masih saja tersenyum begitu."

"Tapi aku beruntung karena guru belum masuk." ucap Sakura bangga.

"Kudengar ada murid baru, makanya guru jadi terlambat. Kuharap yang datang adalah pangeran tampan. Kyaaaa ...."

Sakura mendecih melihat tingkah sahabatnya itu.

"Memangnya murid barunya laki-laki hm? Lalu Sai bagaimana?"

"Kau kan tau aku ratu gosip, jadi aku tau semua informasi disekolah kita hehe ..
.," jawab Ino sombong.

"Dan ... tentu saja Sai-ku juga tampan. Aku hanya ingin dikelas kita ada sosok yang bisa dijadikan vitamin mata. Seandainya Sai satu kelas dengan kita ...," lanjut Ino.

"Terserah kau saja!" balas Sakura malas.

Terdengar suara langkah kaki dari luar kelas, pintu pun terbuka menampilkan dua orang yang merupakan guru dan seorang murid baru.

Kelas yang tadinya gaduh menjadi hening seketika. Para murid perempuan berbisik-bisik ringan melihat sosok asing yang akan menjadi teman sekelas kami.

"Mohon perhatiannya! Kita kedatangan teman baru. Nak, perkenalkan dirimu," ucap guru sekaligus wali kelas pada pria dengan tato "Ai" di dahinya.

"Sabaku Gaara."

Sasuke's Deadly KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang