Chapter 7

1.4K 120 9
                                    

Tepat seminggu setelah kepulangan mereka dari desa, orang tua Sakura pulang dari Korea setelah menyelesaikan dinasnya. Sakura maupun Sasuke memutuskan untuk tutup mulut mengenai kejadian yang menimpa mereka, bahkan orang tua Sakura tidak tahu-menahu.

Dan sejak itu pula, Sasuke belum menemui Sakura lagi. Sasuke terlalu sibuk dengan perusahaan yang ditinggalkannya selama beberapa hari karena kejadian tak terduga tersebut. Banyak dokumen-dokumen yang harus ia periksa, begitupula dengan jadwal rapat yang tertunda dan kini ia harus menghadiri semuanya.

"Ck, sial!" umpat Sasuke melihat tumpukan dokumen yang harus ia periksa lagi.

Sasuke sedikit melonggarkan dasinya, penampilannya tampak berantakan, namun tak menghilangkan aura tampan sang Uchiha.

Tok tok tok

Kakashi masuk setelah ketukan pintu dan menghadap Sasuke.

"Tuan muda, Anda kedatangan tamu."

"Aku sedang tidak ingin menemui siapapun, jadi katakan padanya kalau aku sangat sibuk sehingga tidak punya waktu untuk menemuinya."

"Baiklah. Akan saya sampaikan pada Nona Sakura."

Tangan Sasuke seketika berhenti bergerak, dan mengalihkan pandangannya dari dokumen ke Kakashi.

"Kau bilang tamunya adalah Sakura?"

"Benar Tuan. Nona Sakura berada di ruang tunggu kantor."

Setelah mendengar perkataan Kakashi, Sasuke bergegas meninggalkan mejanya menuju ruangan dimana kekasihnya berada.

Sasuke menyeringai begitu melihat Sakura menunggunya di sofa. Dengan gerakan cepat, Sasuke melahap bibir Sakura dengan kasar. Tubuhnya menindih tubuh Sakura.

Sakura yang awalnya kaget atas perlakuan Sasuke yang tiba-tiba, perlahan memejamkan mata emerald nya. Ia mengalungkan tangannya di leher Sasuke dan memperdalam ciumannya.

"Enghh ... Sshh."

Hosh ... hosh ... hosh ...

Sakura kehabisan nafas. Ia mendorong tubuh Sasuke agar menyudahi ciumannya. Seolah belum cukup bagi Sasuke, bibir Sakura kembali di lumat dengan lembut berbeda dengan ciuman sebelumnya yang kasar. Dikecupnya berulang kali bibir mungil Sakura. Tangannya mengelus wajah mulus Sakura dan memainkan rambut gulali Sakura.

"Hosh ... hosh ... Kau-hosh ... dasar maniak!"

Umpatan Sakura membuat Sasuke tertawa kecil.

"Bagaimana bisa kau tertawa? Padahal aku hampir mati kehabisan nafas!" rengek Sakura.

"Hn. Tapi kau menikmatinya bukan?" goda Sasuke sambil menyeringai.

"Ti--tidak! Huh!" sergah Sakura berbohong.

Sasuke dan Sakura kembali pada posisi duduk di sofa dan merapikan pakaian mereka yang berantakan.

"Ah! Aku membawakan vitamin untukmu." Sakura memberikan sekotak vitamin pada Sasuke.

"Jangan lupa diminum. Dan jangan lupa istirahat juga. Kau terlalu sibuk bekerja sampai tidak menghubungi ku sama sekali huh!" tambah Sakura.

"Hn."

Sakura menarik tangan Sasuke dan berjalan memasuki lift.

"Kita akan kemana?" tanya Sasuke karena Sakura tiba-tiba menariknya.

"Kau kan sudah terlalu lama terkurung di ruangan kerjamu, jadi kau harus melepaskan stress mu. Ayo kita bermain! "

Sasuke hanya diam mengikuti keinginan Sakura. Asalkan kekasihnya senang, apapun akan Sasuke lakukan.
.
.
.
Sasuke tertegun begitu sampai ditempat tujuan.

"Karaoke?" Sasuke memiringkan kepalanya bingung.

Sakura terkekeh melihat ekspresi terkejut Sasuke. Tentu saja karena Sasuke tak pernah sekalipun karaokean karena ia tidak menyukainya, akan tetapi Sakura malah membuatnya berada ditempat yang Sasuke benci.

"Bernyanyilah untukku, Sasuke Hmmm." Sakura bergelayut manja di tangan Sasuke.

"Never!!"

Sasuke berjalan meninggalkan ruangan karaoke, namun Sakura menahan kaki Sasuke. Sakura yang malang, ternyata Sasuke tetap memilih pergi dengan menyeret Sakura yang belum melepaskan kakinya.

"Sakura, lepaskan kakiku."

"Tidak mau!! "

"Kalau tidak, aku akan menciummu di sini sekarang juga!" ancam Sasuke sambil menyeringai.

Sakura reflex melepaskan lingkaran tangannya pada kaki Sasuke. Bibirnya mengerucut karena kesal.

"Huh!!" Sakura sambil memalingkan wajahnya ke arah lain.

Sasuke akhirnya mengalah dan menghela nafas. "Haaahh ... aku akan melakukan apapun untuk mu, asalkan ja.ngan.ka.rao.ke."

"Janji ya? "

"Hn."

"Kalau begitu ... Hmmm ... Ayo kita nonton ke bioskop."

"Hn, baiklah. Itu lebih baik."

Hiruk-pikuk ratusan orang terdengar di seluruh penjuru Mall. Karena hari ini weekend, banyak orang yang keluar rumah dibanding hari biasanya. Loket penuh dengan orang yang mengantri untuk pembelian tiket. Untung saja Sakura dan Sasuke sudah membeli tiket sebelum ramai pengunjung, jadi mereka terbebas dari antrian panjang tersebut

"Sebentar lagi filmnya akan diputar, sebaiknya kita segera masuk
.. Ayo," ajak Sakura.

"Kau masuklah lebih dulu, Aku akan membeli pop corn."

"Baiklah ... jangan terlalu lama Sasuke."

Sakura masuk terlebih dahulu kedalam bioskop dan mencari tempat duduk seraya menunggu Sasuke kembali membeli pop corn.  Tak butuh waktu lama, Sasuke kembali dan duduk di samping Sakura.

Suasana bioskop berubah menjadi hening dalam sekejap setelah Film mulai diputar. Semua orang terlihat menikmati Film yang mereka saksikan bersama, terutama Sakura. Ia amat fokus ke depan layar tanpa menoleh sedikitpun, sampai Ia merasakan sebelah bahunya terasa berat barulah ia menoleh. Sakura mendapati Sasuke yang tertidur. Wajah Sasuke terlihat lelah.

"Bagaimana bisa, saat tidurpun kau terlihat tampan Sasuke." gumam Sakura sambil menatap wajah Sasuke.

Bukan pertama kalinya Sakura melihat wajah tertidur Sasuke, namun Ia tak pernah merasa bosan. Sakura kemudian terfokus pada bibir Sasuke, wajahnya seketika berubah merah mengingat semua ciuman panasnya dengan Sasuke.

Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya. "Oh tidak tidak Sakura ... Berhentilah berpikir mesum." Ucap Sakura dalam hati

Sakura berdehem dan mengatur nafasnya. Ia kembali fokus pada film dibandingkan melihat wajah Sasuke yang bisa membuat Sakura berpikir hal aneh.

Filmnya sudah berakhir. Satu persatu orang mulai berdiri yang meninggalkan bioskop. Banyak orang-orang yang membicarakan film tersebut hingga membuat gaduh. Sasuke merasa terganggu dan perlahan membuka mata onyx nya.

"Sudah selesai? Maaf, aku tertidur," ujar Sasuke menyesal.

"Ya, tak apa. Aku menikmati filmnya," balas Sakura sambil tersenyum meyakinkan.

"Kau tidak marah?" tanya Sasuke lagi.

"Tidak."

Sasuke dan Sakura beranjak dari tempat duduk mereka dan meninggalkan bioskop. Sepanjang perjalanan pulang, Sakura sangat antusias menceritakan film yang tadi ia saksikan kepada Sasuke. Sedangkan Sasuke hanya diam mendengarkan cerita Sakura dan beberapa kali tersenyum melihat tingkah Sakura yang membuatnya gemas.

To be continue.

Sasuke's Deadly KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang