Mata onyx nya mulai terbuka. Perlahan dan sedikit demi sedikit Sasuke memperjelas penglihatannya, melihat sekeliling ruangan yang ia tempati. Namun, ia tak melihat gadis berambut pink alias kekasihnya itu. Sasuke beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan mencari Sakura yang entah berada dimana.
Gelak tawa menghiasi area dapur, dimana tiga orang perempuan sedang mengobrol dengan asiknya. Diantara tiga orang tersebut ada sosok yang sedang Sasuke cari.
"Kak ... etto ...." Seorang gadis berambut coklat menunjuk ke belakang Sakura.
Sakura mengerutkan alisnya. "Hm? Kenapa?"
"Kakak tampan berdiri di sana." Tunjuk Matsuri - nama gadis itu kearah Sasuke.
Sakura sontak terkejut dan langsung menoleh kebelakang. Dilihatnya, Sasuke sedang berdiri didepan pintu dapur seraya menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
Sakura beranjak dari tempat duduknya dari berlari kecil kearah Sasuke. Matanya memerah, menahan tangis bahagia.
"Hiks ... Hiks ... Sasu ... ke."
"Kenapa menangis? Hn? Dasar cengeng!"
"Aku mengkhawatirmu Bakka! Huaa ... ku kira kau takkan .. hiks ... bangun ... hiks."
Tangan Sakura memukul-mukul dada Sasuke. Sungguh, Sakura sangat bersyukur karena melihat kekasihnya baik-baik saja.
"Kau mengkhawatirkan hal yang tidak mungkin, Honey~" goda Sasuke.
Grep
Sasuke menarik tubuh mungil Sakura kedalam pelukannya. Hangat. Sungguh pelukan yang hangat. Rasa rindu mereka akhirnya tersampaikan lewat pelukan hangat itu
"Sa~ku~ra."
Sasuke melepas pelukannya. Tangannya berpindah mengelus wajah cantik Sakura. Mata onyx nya menatap setiap inchi wajah Sakura. Kulitnya yang begitu halus, mata emerald yang cantik, hidungnya yang mancung ... dan bibirnya yang terlihat menggoda
Cup
"Mmmmm ...."
Tak peduli dengan tatapan orang lain. Sasuke melumat bibir mungil Sakura. Merasakan begitu lembutnya bibir yang ia cicipi, membuat ia ketagihan, tak ingin melepasnya. Tangannya mendorong kepala Sakura, memperdalam ciumannya hingga membuat keduanya sesak.
"Hosh ... Hosh ... Sasu-"
Selang beberapa detik setelah keduanya mengambil nafas, Sasuke menautkan kembali bibirnya dengan bibir Sakura. Menikmati ciumannya yang begitu intens. Sesekali ia menggigit bibir bawah Sakura sehingga membuat Sakura meringis perih.
Sakura mendorong tubuh Sasuke "Sshhh ... Sasuke no baka!" Berhenti sejenak "Kenapa kau menggigit ku?"
"Karena aku ingin."
Sakura melemparkan tatapan tajam pada Sasuke. "Dasar pantat ayam!"
"Bukankah kau menikmatinya hn?" goda Sasuke lagi.
"Ti--tidak. Siapa bilang aku ... kyaa-"
Belum selesai Sakura bicara, Sasuke sudah menggendongnya membawa Sakura ke kamar. Bukan digendong ala bridal style tetapi digendong ala penculik.
Sasuke menurunkan Sakura di ranjang yang ia pakai, lalu mendekatkan tubuhnya kearah Sakura dengan seringai khas yang terpampang di wajah tampan Sasuke.
"Ka--kau mau apa hah?"
Sasuke terkekeh. "Tentu saja melanjutkan yang tadi."
"Dasar gila!" Sakura melemparkan bantal ke wajah Sasuke agar Sasuke menjauh.
"Aku hanya bergurau Honey~"
Sasuke duduk di samping Sakura dan melanjutkan perkataannya. "Bagaimana kita bisa berada disini?"
Sakura paham dengan kebingungan Sasuke. Tapi ia harus menceritakannya dimulai dari kecelakaan yang menimpa mereka hingga sekarang berada di desa ini. Dan tentu saja memikirkan cara kembali ke rumah masing-masing.
"Kau tak sadarkan diri selama empat hari, Sasuke. Aku sangat mengkhawatirkan mu. Tapi syukurlah kau sudah sadar."
"Maaf. Gara-gara Aku, kita mengalami kecelakaan." ucap Sasuke merasa bersalah.
Sakura memeluk Sasuke. "Itu bukan salahmu. Yang terpenting adalah kita selamat sekarang."
"Kita harus segera pulang. Kita sudah terlalu lama berada disini."
"Baiklah, tapi sebelum itu ... kita harus menemui nenek Chiyo dulu."
Pada akhirnya, Sasuke dan Sakura berpamitan kepada nenek Chiyo dan Matsuri. Mereka sangat berterimakasih karena telah merawat mereka dengan baik pasca kecelakaan hingga sembuh.
"Nek? Apa Nenek punya ponsel? Boleh kami meminjamnya sebentar?" tanya Sakura.
"Ah ... Matsuri mempunyainya. Tunggu sebentar ya," balas Nenek Chiyo.
Nenek Chiyo memanggil cucunya agar membawa ponselnya untuk dipinjamkan, dan memberikannya kepada Sakura.
Sasuke mengetik nomor yang dihapalnya yang tak lain nomor asisten pribadinya itu dan menyuruhnya menjemput Sasuke dan Sakura yang sedang berada di desa.
Setelah menunggu lumayan lama, mobil yang menjemput mereka telah tiba. Keluarlah Kakashi yang merupakan asisten pribadi Sasuke dengan terburu-buru. Kakashi sangat khawatir karena direkturnya menghilang terlalu lama. Bahkan ponselnya tak bisa dihubungi sama sekali.
Kakashi terkejut ketika melihat perban di kepala Sasuke. "Tuan muda? Apa yang terjadi?"
Sasuke menatap Kakashi tajam, seolah memberi tanda agar diam dan jangan bertanya apapun. Dan tentu saja Kakashi paham dengan maksud tatapan Sasuke langsung diam seribu bahasa.
.
.
.
.
Tbc.... ^^Gomen ne.. Author updatenya lama ditambah chapter ini lebih singkat dibandingkan chapter sebelumnya. Bingung mau ngelanjutinnya juga :'
KAMU SEDANG MEMBACA
Sasuke's Deadly Kiss
FanficSasuke dan Sakura merupakan teman sejak kecil. Usia mereka terpaut 2 tahun, Sakura 17th dan Sasuke 19th. Sakura begitu menyukai sasuke, tapi dia enggan untuk mengakuinya. Suatu waktu, pada saat di pesta keluarga Yamanaka, secara tiba-tiba Sasuke m...