|~ v ~| Laat Maar

173 32 2
                                    

| Licht Van Liefde |

"halo?"

Chaeyeon diam, tidak ada satupun kata keluar dari mulutnya, hanya keheningan. Kau bisa Chaeyeon, lakukan lah, ini demi adikmu -batinnya.

"saya akan menutup telponnya."

Chaeyeon menghela nafas panjang, ia harap, dengan melakukan ini ia akan bertemu dengan adiknya. "ini aku." telpon yang tadinya akan ditutup dari seorang sana terhenti saat Chaeyeon mengucapkan dua kata itu. "aku ingin masuk."

"kakak?"

"aku ingin bertemu Chaeryeong. Biarkan aku masuk, juga teman temanku." Lidya terpaku saat mendengar suara yang Chaeyeon telpon. Wanita itu menyimak, siapa tau atasannya akan berkata sesuatu yang ditujukan padanya.

"ini kakak?"

Lama lama Chaeyeon jengkel, "iya, ini Chaeyeon. Chaeyeon mau masuk, ketemu adek, suruh pak satpam galak ini biarin aku masuk!!! Sama yang cewek nya juga."

"iya, masuk aja."

Panggilan terputus. Chaeyeon pamer senyum kemenangan pada pak satpam dan Lidya. Mereka masuk dan langsung pergi kelantai atas, ke kamar Chaeryeong tentunya.

Mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban, Chaeyeon langsung membuka pintu perlahan dan masuk kedalam diikuti yang lainnya. Mereka jalan perlahan menghampiri Chaeryeong yang sedang tertidur diranjangnya, lalu duduk ditepian ranjang dan sebagian lagi duduk dikarpet bawah.

"dia tidur, yeon." bisik Ryujin yang duduk dibawah bersama Yeji dan Yuna. Chaeyeon menoleh, "tau." jawabnya berbisik.

Chaeyeon menepuk pelan pipi adiknya, mengisyaratkan agar Chaeryeong bangun dari tidurnya. Chaeyeon tahu jika Chaeryeong pura pura tidur, pasalnya adiknya itu tidak bisa tidur disiang hari, dan pada malam hari ia akan susah tidur.

Chaeryeong perlahan membuka matanya, pandangannya sedikit buram, "kakak?" gumamnya saat pandangannya sudah jelas, ia mnegerjap beberapa kali, memastikan bahwa itu nyata, kakak dan temam temannya ada disana.

Setelah satu jam berlalu, Yeji dan yang lainnya pamit untuk pulang, meninggalkan Chaeryeong dan Chaeyeon yang tengah berbincang.

"Riana?!" panggil Sanaya, membuat dua gadis dalam ruangan itu sedikit kaget akan kedatangannya yang tiba tiba, kakak adik itu lantas menileh kearah pintu tempat Sanaya berdiri sekarang, menatap mereka -ah bukan, Sanaya hanya menatap Chaeyeon, dengan tatapan lembut, tatapan yang selama ini Chaeryeong inginkan.

Sanaya berjalan kearah Chaeyeon, memeluk gadis itu, Chaeyeon pun balik memeluknya, meskipun sedikit canggung. "mamah rindu kamu, yeon." ucap Sanaya pelan tepat di telinga sang putri.

Melihat hal itu, entah kenapa hati Chaeryeong menjadi sakit, dia turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi, tidak ada yang melarangnya, atau sekedar menoleh kearahnya, dua manusia didalam kamarnya sibuk dengan acara melepas rasa rindu mereka.

Bahkan sudah sekitar empat puluh menit Chaeryeong diam disana, tidak ada yang mengetuk pintu dengan teriakan khawatir padanya. Chaeryeong kembali menangis didalam sana, ia salah, ia pikir dengan adanya Chaeyeon mamahnya akan sedikit melihat kearahnya, namun ternyata malah sebaliknya.

Licht van Liefde | Lee Chaeryeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang