|~ E ~| Verwarring

166 31 0
                                    


"Sungguh aku tidak ingin memikirkan itu sekarang!!"











| Licht Van Liefde |

Air mata terus mengalir tiada hentinya dari mata sipit itu, mengalirkan kesedihan yang teramat sangat, mengalirkan rasa yang hanya bisa dia keluarkan dengan cara itu. Ia tidak bisa marah ata melawan, dan menangis adalah jalannya. Keadaannya sudah sangat kacau. Dari kemarin ia tidak berhentinya mengekuarkan butiran kristal dari matanya, hingga sekarang mata cantik itu sudah sangat sembab.

Sambil merasakan hembusan angin malam yang menerpa wajahnya, gadis itu kembali meratapi apa yang terjadi padanya selama ini, merenungi semuanya, mengingat semua hal yang telah ia lupakan, membuat sebuah memori terakhir dalam pikirannya.

'kau anak yang tidak berguna, Lee Chaeryeong.' kata kata itu kembali datang, memblokir hal hal yang sedang ia coba ingat kembali, kemvali berputar diotaknya, 'matilah, karna kau lebih baik tidak ada didunia ini.' Chaeryeong memukul kepalanya sendiri, mencoba menyingkirkan suara itu dari otaknya.

'benar kata mereka dulu, kau hanyalah bakteri, virus, parasit yang harus dimusnahkan.'

'tidak akan ada yang bersamamu lagi sekarang jika kau tetap hidup.'

'mereka akan meninggalkan mu karena kau tidak berguna sama sekali.'

'tidak ada yang membutuhkan mu didunia ini, karena apa? Karena kau tidak berguna. Dan itulah alasan mengapa mamah selalu mencoba menyiksamu.'

'tidak ada yang benar benar menyayangimu, dan mencintaimu dengan tulus.'

'yang mereka inginkan hanyalah menyiksamu.'

'Kau hanya menyusahkan orang lain, Lee Chaeryong. Sudahlah, lebih baik kau mati saja.'

Chaeryeong menutup telinganya rapat rapat, terus memukul kepalanya, menjambak rambutnya sendiri, namun tetap saja kata kata itu terus menyapa indra pendengarannya.

Dan sepertinya hal ini akan menghentikan kata kata tersebut, Chaeryeong akan berhenti mendengarnya, ia akan baik baik saja setelah melakukan itu, mungkin. Tidak ada salahnya dia melakukan hal itu. Ini bukan percobaan, tutup matamu.Chaeryeong berdiri dari duduknya, ia sudah sangat siap sekarang, mari lakukan Lee Chaeryeong. Terimakasih, maaf dan sampai jumpa, itulah yang dikatakan batinnya sekarang.

Chaeryeong mulai melangkahkan kakinya perlahan menuju hal yang akan membuatnya tidak akan merasa tersiksa lagi.

Hanya tiga langkah, dan dilangkah keempat semuanya berakhir. Mari mulai,

Satu langkah,

Dua langkah,


Tiga langkah,



Hap.






Langkahnya terhenti bersamaan dengan tangan seseorang melingkar sempuna diperutnya, menghentikannya untuk terbebas dari semua ini, Chaeryeong kecewa dan ia hanya bisa menangis. Chaeryeong menangis sejadi jadinya.

"biarkan saja aku mati." tegas Chaeryeong berusaha melepaskan tangan itu dari dirinya, "tidak ada alasan untuk ku tetap hidup, semuanya bohong, kau bohong. Lepaskan, aku ingin mati!"

Seungmin, seseorang itu seungmin, dia membalikan badan Chaeryeong dengan paksa agar gadis itu menhadapnya, mentap tepat dimatanya, menyalurkan kehangatan lewat tatapannya, "jangan pernah lakukan itu, aku tidak akan pernah membiarkanmu melakukan itu." Seungmin membawa Chaeryeong kedekapannya, dan berbisik tepat ditelinga gadis itu, "aku mencintaimu, aku sangat sangat mencintaimu."

Licht van Liefde | Lee Chaeryeong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang